Puluhan Tukik Menetas di Pantai Penimbangan
Keseriusan kelompok nelayan Sari Segara, Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten dalam pelestarian penyu terus menggeliat.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan butir telur penyu yang ditemukan bersarang di pasir pantai Penimbangan akhirnya menetas pada Senin (21/5) pagi. Sebanyak 76 ekor tukik keluar dari gundukan pasir di bak penangkaran pertama kali di tahun 2018.
Anggota kelompok Sari Segara, I Wayan Widiara mengatakan puluhan ekor tukik yang menetas merupakan telur yang ditemukan pada 27 Maret lau. Setelah ditangkarkan hampir dua bulan, puluhan tukik itu menetas. Dalam sarang yang sama ada delapan telur di antaranya yang membusuk. “Ini tukik pertama yang menetas tahun ini, di sini masih ada empat sarang di bak penangkaran dan tadi pagi saya temukan satu sarang lagi dan belum dipindahkan,” ujar dia.
Dari proses penangkaran dua tahun terakhir, hasil penetasan telur di bak penangkaran memang ada saja yang gagal atau busuk. Namun Widiara mengatakan jumlah tersebut tidaklah banyak jika dibandingkan dengan total telur yang ada dalam sarang. Telur penyu yang gagal menetas sejauh ini maksimal hanya terpantau tidak lebih dari sepuluh persen.
Setelah menetas dengan sendirinya, tukik-tukik mungil itu akan dibiarkan beberapa saat di atas pasir sampai ari-arinya mengering. Setelah itu baru disiapkan dimasukkan ke dalam bak penangkaran. Puluhan tukik ini akan ditangkarkan selama sebulan sebelum akhirnya di rilis kembali ke tengah laut.
Sementara itu sejak dua tahun diprakarsai penangkaran penyu pantai penimbangan oleh kelompok nelayan setempat sudah ada ribuan tukik yang kembali dilepasliarkan ke tengah laut. Aksi pelestarian penyu di Pantai Penimbangan ini awalnya dibangun karena rasa peduli akan kelestarian penyu yang semakin hari terancam kepunahannya.
Telur penyu yang dititipkan induknya di pinggir pantai pun jarang ditemukan karena dimakan predator dan dicuri warga yang mengabaikan kelestarian hewan langka itu. Pelestarian itu pun dipelopori nelayan Pantai Penimbangan hingga kini setelah mendapatkan sarang telur penyu di sekitar Pantai Penimbangan.*k23
Puluhan butir telur penyu yang ditemukan bersarang di pasir pantai Penimbangan akhirnya menetas pada Senin (21/5) pagi. Sebanyak 76 ekor tukik keluar dari gundukan pasir di bak penangkaran pertama kali di tahun 2018.
Anggota kelompok Sari Segara, I Wayan Widiara mengatakan puluhan ekor tukik yang menetas merupakan telur yang ditemukan pada 27 Maret lau. Setelah ditangkarkan hampir dua bulan, puluhan tukik itu menetas. Dalam sarang yang sama ada delapan telur di antaranya yang membusuk. “Ini tukik pertama yang menetas tahun ini, di sini masih ada empat sarang di bak penangkaran dan tadi pagi saya temukan satu sarang lagi dan belum dipindahkan,” ujar dia.
Dari proses penangkaran dua tahun terakhir, hasil penetasan telur di bak penangkaran memang ada saja yang gagal atau busuk. Namun Widiara mengatakan jumlah tersebut tidaklah banyak jika dibandingkan dengan total telur yang ada dalam sarang. Telur penyu yang gagal menetas sejauh ini maksimal hanya terpantau tidak lebih dari sepuluh persen.
Setelah menetas dengan sendirinya, tukik-tukik mungil itu akan dibiarkan beberapa saat di atas pasir sampai ari-arinya mengering. Setelah itu baru disiapkan dimasukkan ke dalam bak penangkaran. Puluhan tukik ini akan ditangkarkan selama sebulan sebelum akhirnya di rilis kembali ke tengah laut.
Sementara itu sejak dua tahun diprakarsai penangkaran penyu pantai penimbangan oleh kelompok nelayan setempat sudah ada ribuan tukik yang kembali dilepasliarkan ke tengah laut. Aksi pelestarian penyu di Pantai Penimbangan ini awalnya dibangun karena rasa peduli akan kelestarian penyu yang semakin hari terancam kepunahannya.
Telur penyu yang dititipkan induknya di pinggir pantai pun jarang ditemukan karena dimakan predator dan dicuri warga yang mengabaikan kelestarian hewan langka itu. Pelestarian itu pun dipelopori nelayan Pantai Penimbangan hingga kini setelah mendapatkan sarang telur penyu di sekitar Pantai Penimbangan.*k23
Komentar