Survei Charta Politika, Jokowi Masih Unggul
Charta Politika merilis hasil survei terhadap elektabilitas (tingkat keterpilihan) calon presiden 2019.
JAKARTA, NusaBali
Hasilnya, elektabilitas incumbent Joko Widodo (Jokowi) masih mengungguli sejumlah nama pada survei Pilpres 2019. Survei tersebut dilakukan pada 13-19 April 2018. Survei dilakukan kepada 2.000 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei +- 2,19%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Charta Politika memberikan beberapa simulasi kepada responden dalam surveinya, mulai soal popularitas sampai elektabilitas. Untuk survei elektabilitas, pertanyaan yang diajukan adalah 'jika pemilu presiden hanya diikuti oleh 7 nama di bawah ini, siapa yang akan bapak/ibu pilih sebagai presiden?'.
Jokowi masih menempati posisi puncak dalam survei ini, diikuti Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Selain itu, ada nama lain, dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kita kasih gambaran, survei Litbang Kompas, dilakukan sebelum Prabowo dideklarasikan dan survei Charta dilakukan usai deklarasi. Ada tendensi kenaikan Prabowo dari 14,10 persen ke 23,30 persen. Dan ada penurunan elektabilitas Jokowi," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam paparannya di Es Teler 77 Adityawarman, Jakarta Selatan, Senin (21/5) dilansir detik.com.
Dari hasil survei ini, kata Yunarto, meski elektabilitas Jokowi masih unggul, deklarasi Prabowo sebagai capres oleh Gerindra cukup berpengaruh. Elektabilitas Prabowo, lanjutnya, mengalami kenaikan dibanding saat sebelum deklarasi. Yunarto mengatakan ada pengaruh yang cukup signifikan dari deklarasi pencapresan Prabowo oleh Gerindra.
"Ada pengaruh dari deklarasi Prabowo minimal di internalnya yang membuat cenderung elektabilitasnya naik, dibanding survei Litbang Kompas dengan Charta," ungkapnya.
Sementara hasil survei nama-nama yang layak menjadi calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2019, tiga nama selalu berada di posisi teratas, baik untuk Joko Widodo, Prabowo Subianto, maupun pertanyaan terbuka. "Dengan pertanyaan semiterbuka, ada tiga nama yang selalu muncul, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), Gatot Nurmantyo, dan Anies Baswedan. Tiga nama ini yang paling atas jika disurvei," kata Yunarto.
Hadir sebagai narasumber dalam paparan survei ini, yakni Waketum Gerindra Ferry Juliantono, Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo, Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah, dan politikus PKS Nasir Djamil. *
Hasilnya, elektabilitas incumbent Joko Widodo (Jokowi) masih mengungguli sejumlah nama pada survei Pilpres 2019. Survei tersebut dilakukan pada 13-19 April 2018. Survei dilakukan kepada 2.000 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei +- 2,19%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Charta Politika memberikan beberapa simulasi kepada responden dalam surveinya, mulai soal popularitas sampai elektabilitas. Untuk survei elektabilitas, pertanyaan yang diajukan adalah 'jika pemilu presiden hanya diikuti oleh 7 nama di bawah ini, siapa yang akan bapak/ibu pilih sebagai presiden?'.
Jokowi masih menempati posisi puncak dalam survei ini, diikuti Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Selain itu, ada nama lain, dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kita kasih gambaran, survei Litbang Kompas, dilakukan sebelum Prabowo dideklarasikan dan survei Charta dilakukan usai deklarasi. Ada tendensi kenaikan Prabowo dari 14,10 persen ke 23,30 persen. Dan ada penurunan elektabilitas Jokowi," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam paparannya di Es Teler 77 Adityawarman, Jakarta Selatan, Senin (21/5) dilansir detik.com.
Dari hasil survei ini, kata Yunarto, meski elektabilitas Jokowi masih unggul, deklarasi Prabowo sebagai capres oleh Gerindra cukup berpengaruh. Elektabilitas Prabowo, lanjutnya, mengalami kenaikan dibanding saat sebelum deklarasi. Yunarto mengatakan ada pengaruh yang cukup signifikan dari deklarasi pencapresan Prabowo oleh Gerindra.
"Ada pengaruh dari deklarasi Prabowo minimal di internalnya yang membuat cenderung elektabilitasnya naik, dibanding survei Litbang Kompas dengan Charta," ungkapnya.
Sementara hasil survei nama-nama yang layak menjadi calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2019, tiga nama selalu berada di posisi teratas, baik untuk Joko Widodo, Prabowo Subianto, maupun pertanyaan terbuka. "Dengan pertanyaan semiterbuka, ada tiga nama yang selalu muncul, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), Gatot Nurmantyo, dan Anies Baswedan. Tiga nama ini yang paling atas jika disurvei," kata Yunarto.
Hadir sebagai narasumber dalam paparan survei ini, yakni Waketum Gerindra Ferry Juliantono, Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo, Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah, dan politikus PKS Nasir Djamil. *
Komentar