Krama Gianyar Ikut Jadi Korban
Jasad korban I Gusti Made Suana ditemukan tewas sambil pegang kemudi kapal di anjungan bangkai KMP Rafelia II, Minggu siang.
Musibah Kapal Tenggelam
GIANYAR, NusaBali
Satu lagi korban tewas akibat tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Rafelia II di Selat Bali, jalur penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana)-Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) ditemukan petugas, Minggu (6/3) siang. Korban tewas terakhir (ke-5) ini ditemukan dalam posisi masih pegang kemudi di ruang anjungan bangkai KMP Rafelia II. Berdasarkan identifikasi, korban tewas ke-5 ini atas nama I Gusti Made Suana, 57, penumpang asal Banjar Buruan, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.
Semula, petugas sempat mengira korban tewas yang ditemukan terakhir, Minggu siang sekitar pukul 13.00 Wita, adalah Nakhoda KMP Rafelia II, Bambang Suyono Adi. Sebab, jasad korban ditemukan sedang pegang kemudi kapal. Namun, berdasarkan data yang melekat dalam tubuhnya, korban kemudian teridentifikasi sebagai I Gusti Made Suana.
Menurut Ketua Tim DVI KMP Rafelia II, Kompol dr Kompol Bambang Widiatmoko, sesuai dengan ante mortem (AM) dan post mortem (PM), korban bergigi palsu. "Sesuai AM dan PM serta ciri khas yang melekat dan berdasarkan keterangan keluarga, maka ini adalah I Gusti Made Suana," jelas dr Bambang ketika rilis di areal Pos Pengaduan Korban KMP Rafelia II, ASDP Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu kemarin.
Jenazah korban IGM Suana kemarin sudah langsung diserahkan pihak Tim DVI kepada Polres Banyuwangi. Selanjutnya, jenazah korban diteruskan kepada pihak keluarga untuk dibawa pulang ke Bali buat dimakamkan. "(Jenazah IGM Suana) langsung kita serahkan ke Polres Banyuwangi, untuk diteruskan ke pihak keluarga," imbuhnya.
Korban IGM Suana sendiri diketahui merupakan suami dari Endang, 50, warga asal Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Sebelum jenazah IGM Suana ditemukan, sang istri yakni Endang sempat kebingungan mencari keberadaan suaminya di pesisir Pantai Ketapang, Banyuwangi.
Endang menduga suaminya menjadi salah satu korban tenggelamnya KMP Rafelia di perairan Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jumat (4/3) siang sekitar pukul 14.10 Wita, dalam pelayaran dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang. Hari itu pula, pihak keluarga dari Tampaksiring, Gianyar sempat berangkat ke Banyuwangi. Namun, karena korban belum ditemukan, mereka balik ke Bali, Sabtu (5/3).
Ternyata, korban IGM Suana yang kesehariannya bekerja sebagai wiraswasta ditemukan tewas sambil memegang kemudi kapal di anjungan bangkai KMP Rafelia II, Minggu siang. Korban IGM Suana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan seorang istri, Endang, dan satu anak perempuan atas nama Gusti Putu Sukariati, 35.
Informasi yang dihimpun NusaBali di rumah duka, Banjar Buruan, Desa Pakraman Tampaksiring, Minggu kemarin, korban IGM Suana dua kali menikah. bIstri pertamanya, Gusti Putu Sukerti, 60, telah meninggal dunia sekitar 7 bulan lalu. Dari pernikahannya dengan Gusti Putu Sukerta, IGM Suana dikaruniai seorang putri atas nama Gusti Putu Sukariati, 35.
Sedangkan istri keduanya, Endang, tinggal di daerah asalnya yakni Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Istri keduanya ini dinikahi jauh sebelum sang istri pertama meninggal. Korban IGM Suana tidak dikaruniai anak dari pernikahannya dengan Endang.
Terungkap, korban IGM Suana memang punya rumah yang ditempati istrinya, Endang, di Banyuwangi. Selama ini, pria berusia 57 tahun tersebut sering bolak-balik Tampaksiring-Banyuwangi. Saat musibah terjadi, korban IGM Suana diketahui awalnya berangkat ke Banyuwangi dari Tampaksiring, Jumat pagi sekitar jam 09.00 Wita.
“Waktu itu, Bapak (korban IGM Suana) berangkat naik motor. Tapi, Bapak tidak pernah sampai di Banyuwangi. Ternyata, Bapak ikut naik kapal yang tenggelam itu,” jelas putri almarhum, Gusti Putu Sukariati, diamini keluarga lainnya di rumah duka, Minggu kemarin.
Menurut Sukariati, setelah KMP Rafelia II tenggelam, ibu tirinya, Endang, menelepon dari Banyuwangi bahwa sang ayah berada di kapal naas itu, Jumat sore. Namun, kala itu belum dipastikan, apakah korban IGM Suana selamat atau tidak. Sampai akhirnya, Minggu siang kemarin, Endang menelepon lagi dari Banyuwangi bahwa IGM Suana sudah ditemukan tewas.
Hingga tadi malam, pihak keluarga masih menunggu kepulangan jenazah IGM Suana di rumah duka, Banjar Buruan, Desa Pakraman Tampaksiring. Menurut Sukariati, tidak ada anggota keluarga dari Tampaksiring yang menjemput jenazah ke Banyuwangi.
“Ibu tiri saya (Endang) sudah telepon agar keluarga dari Tampaksiring tidak usah berangkat. Ibu sendiri yang mendampingi pemulangan jenazah Bapak,” kata Sukarinai.
Jenazah korban IGM Suana diperkirakan baru tiba di Gianyar, Senin (7/3) dinihari tadi. Hanya saja, belum diketahui kapan jenazah korban kapal tenggelam ini akan dimakamkan. Yang jelas, berdasarkan rembuk keluarga, jenazah IGM Suana akan dititip dulu di RSUD Sanjiwani Gianyar.
Nanti setelah hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939, Rabu (9/3), barulah jenazah akan dibawa pulang ke rumah duka di Banjar Buruan, Desa Pakraman Tampaksiring untuk dimakamkan.
Sementara itu, dengan ditemukannya jenazah IGM Suana, hingga kini sudah ada 5 korban kapal tenggelam yang ditemukan tewas. Sehari sebelumnya, Sabtu (5/3), lebih dulu telah ditemukan 4 korban tewas. Mereka masing-masing ibu dan anaknya asal Banyuwangi, Elo Masturoh, 35, dan Muhammad Ramlam, 18 bulan, serta Agus Tia (warga Sukabumi, Jawa barat), dan Puji Purnomo (Mualim 2 KMP Rafelia II).
Sedangjan Nakhoda KMP Rafelia II, Bambang Suyono Adi, hingga kini belum ditemukan. "Yang melapor kehilangan keluarga ke kami ada 6, tapi baru 5 jenazah ditemukan. Sisanya, satu belum ditemukan," ungkap Ketua Tim DVI KMP Rafelia II, Kompol dr Kompol Bambang Widiatmoko, dilansir detikcom di Banywangi, Minggu kemarin.
Pihak Basarnas telah hentian pencarian korban hilang tenggelamnya KMP Rafelia II di Selat Bali. Sedangkan pencarian Nakhoda KMP Rafelioa II, Bambang Suyono Adi, akan dilanjutkan pihak kepolisian. "Kita akan tetap cari dan tidak ada batas waktu. Bisa jadi nakhoda sudah diselamatkan kapal lain atau mungkin hilang dan turut tenggelam di Selat Bali," ujar Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama, Minggu kemarin. 7 cr62
Komentar