Ketua Dewan Pantau Persiapan LSS di SMPN 1 Bangli
Ketua DPRD Bangli, Ngakan Made Kutha Parawata, meninjau persiapan SMPN 1 Bangli (Esaba) jelang penilaian Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat nasional, Kamis (24/5).
BANGLI, NusaBali
Sejumlah fasilitas pendukung telah dibangun, salah satunya penambahan toilet. Sekolah harus memiliki 31 unit toilet disesuaikan dengan jumlah siswa. Kepala SMPN 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi, mengatakan untuk bersaing dalam LSS tingkat nasional telah berupaya melakukan terobosan, salah satunya program UKS berbudaya. Dijelaskan, UKS berbudaya berorientasi pada budaya Bali untuk pengobatan tradisional. “Sudah ada tanaman obat yang bisa dimanfaatkan, kalau luka lecet bisa memanfaatkan don piduh (daun kaki kuda). Kalau sakit kepala juga ada obatnya, tidak serta merta memanfaatkan obat kimia. Jika kondisi darurat bisa langsung dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan medis,” terangnya.
Widiana Sandhi mengatakan telah membangun toilet. Sebelumnya Esaba memiliki 25 unit toilet, sekarang ditambah 6 unit toilet lagi sehingga total ada 31 unit. “Standar 31 unit disesuaikan dengan jumlah siswa yakni 953 siswa. Perbandingannya 1 toilet untuk 40 siswa putra, 1 toilet untuk 25 siswa putri,” jelasnya. SMPN 1 Bangli tengah membangun pondok literasi (pojok baca) yang juga berbalut budaya.
Terkait lahan di sebelah timur sekolah, Widiana Sandhi mengatakan lahan tersebut merupakan tanah negara. “Kami berrharap lahan tersebut segera diserahkan ke sekolah sehingga bisa melakukan pengembangan atau penambahan fasilitas sekolah. Rencananya untuk mendukung kegiatan olahraga. Rencana ini sudah didukung bapak Bupati Bangli,” imbuhnya.
Sementara Ketua DPRD Bangli, Ngakan Made Kutha Parwata, berjanji mengawal persiapan SMPN 1 Bangli dalam LSS tingkat nasional dan mendukung sekolah agar bisa berikan yang terbaik. “Harapan kami hasilnya lebih baik dari tahun sebelumya,” jelasnya. Terkait lahan kosong di timur SMPN 1 Bangli, Kutha Parwata mengaku mendukung rencana sekolah memanfaatkan tanah tersebut. “Kami rasa itu bisa jadi lahan parkir sehingga areal parkir tidak lagi di pintu masuk sekolah. Kami dengar rencananya dimanfaatkan untuk fasilitas olahraga, itu juga tidak masalah yang terpenting untuk pengembangan pendidikan,” jelasnya. *e
Sejumlah fasilitas pendukung telah dibangun, salah satunya penambahan toilet. Sekolah harus memiliki 31 unit toilet disesuaikan dengan jumlah siswa. Kepala SMPN 1 Bangli, I Wayan Widiana Sandhi, mengatakan untuk bersaing dalam LSS tingkat nasional telah berupaya melakukan terobosan, salah satunya program UKS berbudaya. Dijelaskan, UKS berbudaya berorientasi pada budaya Bali untuk pengobatan tradisional. “Sudah ada tanaman obat yang bisa dimanfaatkan, kalau luka lecet bisa memanfaatkan don piduh (daun kaki kuda). Kalau sakit kepala juga ada obatnya, tidak serta merta memanfaatkan obat kimia. Jika kondisi darurat bisa langsung dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan medis,” terangnya.
Widiana Sandhi mengatakan telah membangun toilet. Sebelumnya Esaba memiliki 25 unit toilet, sekarang ditambah 6 unit toilet lagi sehingga total ada 31 unit. “Standar 31 unit disesuaikan dengan jumlah siswa yakni 953 siswa. Perbandingannya 1 toilet untuk 40 siswa putra, 1 toilet untuk 25 siswa putri,” jelasnya. SMPN 1 Bangli tengah membangun pondok literasi (pojok baca) yang juga berbalut budaya.
Terkait lahan di sebelah timur sekolah, Widiana Sandhi mengatakan lahan tersebut merupakan tanah negara. “Kami berrharap lahan tersebut segera diserahkan ke sekolah sehingga bisa melakukan pengembangan atau penambahan fasilitas sekolah. Rencananya untuk mendukung kegiatan olahraga. Rencana ini sudah didukung bapak Bupati Bangli,” imbuhnya.
Sementara Ketua DPRD Bangli, Ngakan Made Kutha Parwata, berjanji mengawal persiapan SMPN 1 Bangli dalam LSS tingkat nasional dan mendukung sekolah agar bisa berikan yang terbaik. “Harapan kami hasilnya lebih baik dari tahun sebelumya,” jelasnya. Terkait lahan kosong di timur SMPN 1 Bangli, Kutha Parwata mengaku mendukung rencana sekolah memanfaatkan tanah tersebut. “Kami rasa itu bisa jadi lahan parkir sehingga areal parkir tidak lagi di pintu masuk sekolah. Kami dengar rencananya dimanfaatkan untuk fasilitas olahraga, itu juga tidak masalah yang terpenting untuk pengembangan pendidikan,” jelasnya. *e
1
Komentar