Tawaran Beasiswa ke Tiongkok
Dengan menawarkan beasiswa untuk studi ke Tiongkok diharapkan bisa mengenalkan budaya Tiongkok kepada generasi muda di Bali.
Dari Konjen RRT Melalui PHDI Bali
DENPASAR, NusaBali
Setelah melakukan kerjasama kursus Bahasa Mandarin dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali selama tiga bulan, Konsulat Jendral Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menawarkan beasiswa kepada anak muda Bali untuk melanjutkan studi ke Tiongkok. PHDI Bali sebagai majelis keumatan Hindu, diharapkan bisa menjembatani tawaran beasiswa yang bertujuan untuk membangun hubungan kerjasama antara negeri tirai bambu tersebut dengan Indonesia khususnya Bali itu.
Konsulat Jendral Republik Rakyat Tiongkok, Gou Haodong mengatakan, Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang sudah ada sejak 5.000 tahun lalu, dan secara resmi digunakan sejak 2.000 tahun lalu di Tiongkok. Bahasa Mandarin termasuk salah satu bahasa kuno di dunia yang memiliki tata bahasa yang teratur. Jika dilihat dari sejarah, Tiongkok dan Indonesia khususnya Bali sudah memiliki hubungan kerjasama sejak lama. Hal tersebut dapat dilihat pada peninggalan-peninggalan sejarah berupa uang kepeng serta keramik-keramik di museum.
Dengan menawarkan beasiswa untuk studi ke Tiongkok, Gou Haodong berharap, peserta kursus bahasa Mandarin bisa mengenalkan budaya Tiongkok kepada generasi muda di Bali. “Kami akan mengusahakan untuk memfasilitasi beasiswa melalui konsulat RRT. Khususnya peserta kursus terbaik bahasa Mandarin yang kami gelar bekerjasama dengan PHDI selama ini,” ujarnya saat penutupan kursus bahasa Mandarin di Gedung PHDI Provinsi Bali, Kamis (24/5) lalu.
Sebagaimana diketahui, PHDI Provinsi Bali pada awal tahun 2018 bekerjasama dengan Konjen Tiongkok menyelenggarakan kursus peningkatan skill berbahasa Mandarin yang dibuka secara luas untuk masyarakat Bali. Kerjasama peningkatan SDM utamanya untuk guide berbahasa Mandarin di Bali.
Menurut Ketua PHDI Bali, Prof Dr IGN Sudiana MSi, secara statistik kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata saat ini didominasi oleh Tiongkok, menggeser posisi Australia menjadi posisi nomor dua. Namun sayangnya, sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini guide untuk mendukung kunjungan wisatawan dari negeri tirai bambu belum terpenuhi secara maksimal. Sebagai tuan rumah, guide lokal harus bisa berbahasa Mandarin.
Prof Sudiana mengapresiasi kerjasama yang dilakukan lembaga yang dipimpinnya dengan Konsulat RRT. Apalagi dengan adanya tawaran beasiswa yang diberikan Konjen tersebut. Selain dengan Konjen Tiongkok, PHDI Bali juga bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kesatuan Guide Mandarin untuk mengajarkan bahasa Mandarin ke 3.000 orang di Bali. “Kami berharap ke depannya, kegiatan kursus Bahasa Mandarin ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan,” katanya. Dalam waktu dekat PHDI Bali juga berkesempatan diundang ke Tiongkok pada akhir Juli mendatang. *ind
DENPASAR, NusaBali
Setelah melakukan kerjasama kursus Bahasa Mandarin dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali selama tiga bulan, Konsulat Jendral Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menawarkan beasiswa kepada anak muda Bali untuk melanjutkan studi ke Tiongkok. PHDI Bali sebagai majelis keumatan Hindu, diharapkan bisa menjembatani tawaran beasiswa yang bertujuan untuk membangun hubungan kerjasama antara negeri tirai bambu tersebut dengan Indonesia khususnya Bali itu.
Konsulat Jendral Republik Rakyat Tiongkok, Gou Haodong mengatakan, Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang sudah ada sejak 5.000 tahun lalu, dan secara resmi digunakan sejak 2.000 tahun lalu di Tiongkok. Bahasa Mandarin termasuk salah satu bahasa kuno di dunia yang memiliki tata bahasa yang teratur. Jika dilihat dari sejarah, Tiongkok dan Indonesia khususnya Bali sudah memiliki hubungan kerjasama sejak lama. Hal tersebut dapat dilihat pada peninggalan-peninggalan sejarah berupa uang kepeng serta keramik-keramik di museum.
Dengan menawarkan beasiswa untuk studi ke Tiongkok, Gou Haodong berharap, peserta kursus bahasa Mandarin bisa mengenalkan budaya Tiongkok kepada generasi muda di Bali. “Kami akan mengusahakan untuk memfasilitasi beasiswa melalui konsulat RRT. Khususnya peserta kursus terbaik bahasa Mandarin yang kami gelar bekerjasama dengan PHDI selama ini,” ujarnya saat penutupan kursus bahasa Mandarin di Gedung PHDI Provinsi Bali, Kamis (24/5) lalu.
Sebagaimana diketahui, PHDI Provinsi Bali pada awal tahun 2018 bekerjasama dengan Konjen Tiongkok menyelenggarakan kursus peningkatan skill berbahasa Mandarin yang dibuka secara luas untuk masyarakat Bali. Kerjasama peningkatan SDM utamanya untuk guide berbahasa Mandarin di Bali.
Menurut Ketua PHDI Bali, Prof Dr IGN Sudiana MSi, secara statistik kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata saat ini didominasi oleh Tiongkok, menggeser posisi Australia menjadi posisi nomor dua. Namun sayangnya, sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini guide untuk mendukung kunjungan wisatawan dari negeri tirai bambu belum terpenuhi secara maksimal. Sebagai tuan rumah, guide lokal harus bisa berbahasa Mandarin.
Prof Sudiana mengapresiasi kerjasama yang dilakukan lembaga yang dipimpinnya dengan Konsulat RRT. Apalagi dengan adanya tawaran beasiswa yang diberikan Konjen tersebut. Selain dengan Konjen Tiongkok, PHDI Bali juga bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kesatuan Guide Mandarin untuk mengajarkan bahasa Mandarin ke 3.000 orang di Bali. “Kami berharap ke depannya, kegiatan kursus Bahasa Mandarin ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan,” katanya. Dalam waktu dekat PHDI Bali juga berkesempatan diundang ke Tiongkok pada akhir Juli mendatang. *ind
1
Komentar