Langka, Harga Ayam Kampung Tembus Rp 90.000 Per Ekor
Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, ayam kampung mengalami kelangkaan di Kabupaten Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Akibatnya, harga ayam kampung siap potong mengalami lonjakan, hingga menembus kisaran Rp 90.000 per ekor. Seperti diakui salah seorang pedagang ayam kampung di Pasar Inpres, belakang Pasar Umum Negara, I Kadek Nadi, 43, Minggu (27/5). Menurutnya, harga ayam kampung sudah merangkak naik hampir seminggu belakangan. Harga ayam kampung siap potong yang sebelumnya Rp 80.000 per ekor, naik menjadi Rp 90.000 per ekor. “Ayam kampung ukuran yang kecilan juga sama. Dulu masih dapat Rp 50.000 per ekor, sekarang Rp 60.000 per ekor,” katanya.
Pedagang ayam dari Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, ini menambahkan, kenaikan harga ayam kampung itu karena kekurangan pasokan dari Jawa. Sejumlah pemasok tidak berani mengirim ayam menuju Bali, karena terjegal aturan larangan pengiriman unggas ke Bali yang belakangan diatensi pihak Kepolisian ataupun Karantina di Gilimanuk. “Kalau di Jawa, katanya ada stok ayam kampung tetapi tidak berani ngirim,” imbuhnya.
Sedangkan untuk pasokan ayam broiler, menurut Nadi, masih normal. Karena ayam broiler ini cukup banyak pemasok dari pengusaha ayam lokal Jembrana. Harganya pun masih normal, paling maksimal Rp 55.000 per ekor. “Masalahnya hanya ayam kampung. Padahal, sebenarnya permintaan ayam kampung meningkat, tetapi susah dapat barangnya,” kata Nadi.
Adanya kelangkaaan ayam kampung itu, juga berpengaruh terhadap harga daging ayam kampung yang tembus Rp 85.000 per kilogram. Beberapa pedagang daging di Pasar Umum Negara, bahkan mengaku tidak memiliki daging ayam kampung. “Stok sulit, karena dari Jawa tidak boleh masuk. Padahal, pas bulan puasa sama jelang hari raya begini, agak banyak yang nyari. Kalau daging ayam broiler masih aman, harganya Rp 35.000 per kilogram,” ucap salah satu pedagang daging, Haji Sri, 60, yang ketika ditemui Minggu siang kemarin, tidak memiliki stok daging ayam kampung. *ode
Akibatnya, harga ayam kampung siap potong mengalami lonjakan, hingga menembus kisaran Rp 90.000 per ekor. Seperti diakui salah seorang pedagang ayam kampung di Pasar Inpres, belakang Pasar Umum Negara, I Kadek Nadi, 43, Minggu (27/5). Menurutnya, harga ayam kampung sudah merangkak naik hampir seminggu belakangan. Harga ayam kampung siap potong yang sebelumnya Rp 80.000 per ekor, naik menjadi Rp 90.000 per ekor. “Ayam kampung ukuran yang kecilan juga sama. Dulu masih dapat Rp 50.000 per ekor, sekarang Rp 60.000 per ekor,” katanya.
Pedagang ayam dari Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, ini menambahkan, kenaikan harga ayam kampung itu karena kekurangan pasokan dari Jawa. Sejumlah pemasok tidak berani mengirim ayam menuju Bali, karena terjegal aturan larangan pengiriman unggas ke Bali yang belakangan diatensi pihak Kepolisian ataupun Karantina di Gilimanuk. “Kalau di Jawa, katanya ada stok ayam kampung tetapi tidak berani ngirim,” imbuhnya.
Sedangkan untuk pasokan ayam broiler, menurut Nadi, masih normal. Karena ayam broiler ini cukup banyak pemasok dari pengusaha ayam lokal Jembrana. Harganya pun masih normal, paling maksimal Rp 55.000 per ekor. “Masalahnya hanya ayam kampung. Padahal, sebenarnya permintaan ayam kampung meningkat, tetapi susah dapat barangnya,” kata Nadi.
Adanya kelangkaaan ayam kampung itu, juga berpengaruh terhadap harga daging ayam kampung yang tembus Rp 85.000 per kilogram. Beberapa pedagang daging di Pasar Umum Negara, bahkan mengaku tidak memiliki daging ayam kampung. “Stok sulit, karena dari Jawa tidak boleh masuk. Padahal, pas bulan puasa sama jelang hari raya begini, agak banyak yang nyari. Kalau daging ayam broiler masih aman, harganya Rp 35.000 per kilogram,” ucap salah satu pedagang daging, Haji Sri, 60, yang ketika ditemui Minggu siang kemarin, tidak memiliki stok daging ayam kampung. *ode
Komentar