Penanganan Abrasi Pantai Selagan, Nusa Dua, dengan Geobag
Penanganan abrasi yang terjadi di sepanjang Pantai Selagan oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan menggunakan geobag.
MANGUPURA, NusaBali
Geobag adalah geotextile yang diisi dengan tanah dan dijahit sehingga berbentuk bantalan-bantalan yang dimanfaatkan untuk menggantikan batuan/bangunan proteksi pantai yang konvensional. Sebelumnya penahan ombak di pantai yang berada antara Pulau Nusa Dharma dan Pulau Peninsula ini menggunakan beton.
Kepala Divisi Operasi Kawasan Nusa Dua Made Pariwijaya dikonfirmasi, Minggu (3/6), mengatakan pembangunan tanggul dengan geobag itu saat ini sudah berjalan 32 persen. Rencananya penanggulangan abrasi pada pantai ini menggunakan geobag sepanjang 450 meter dari ujung utara sampai selatan.
Penanganan dengan geobag ini dilakukan karena tanggul beton yang sebelumya sudah rusak. Menurutnya ombak yang menghantam pantai yang banyak dikujungi wisatawan ini sangat keras. Upaya yang dilakukan saat ini adalah penguatan pantai.
Dirinya menampik kalau pembangunan yang dilakukan saat ini adalah dengan tanggul beton. Tanggul beton yang kelihatan rusak pada lokasi tersebut merupakan tanggul beton yang sudah dibangun 7 tahun silam. “Tanggul beton yang rusak itu tanggul lama. Tanggul itu rusak akibat dihantam ombak. Saat ini ITDC sedang melakanakan revetment (penguatan) pantai dari arah Pantai Nusa Dharma,” ungkap Pariwijaya.
Sebelumnya Managing Director ITDC Wayan Karioka mengungkapkan penanganan pada pantai ini terbagi dalam tiga tahap, yakni membangun jembatan menuju Pulau Nusa Dharma dengan menggunakan batu armour sepanjang 37 meter. Revetment pantai dengan menggunakan geobag dan pengerjaan jalan setapak sepanjang 450 meter dengan lebar 3 meter. Jalan ini menggunakan material batu andesit.
“Jangka waktu pengerjaan keseluruhan proyek ini dari 5 Maret 2018 hingga 31 Juli 2018. Untuk rekomendasi teknis oleh satker pantai Balai Wilayah Sungai Bali Penida dan PU Provinsi Bali,” ungkap Karioka. *p
Geobag adalah geotextile yang diisi dengan tanah dan dijahit sehingga berbentuk bantalan-bantalan yang dimanfaatkan untuk menggantikan batuan/bangunan proteksi pantai yang konvensional. Sebelumnya penahan ombak di pantai yang berada antara Pulau Nusa Dharma dan Pulau Peninsula ini menggunakan beton.
Kepala Divisi Operasi Kawasan Nusa Dua Made Pariwijaya dikonfirmasi, Minggu (3/6), mengatakan pembangunan tanggul dengan geobag itu saat ini sudah berjalan 32 persen. Rencananya penanggulangan abrasi pada pantai ini menggunakan geobag sepanjang 450 meter dari ujung utara sampai selatan.
Penanganan dengan geobag ini dilakukan karena tanggul beton yang sebelumya sudah rusak. Menurutnya ombak yang menghantam pantai yang banyak dikujungi wisatawan ini sangat keras. Upaya yang dilakukan saat ini adalah penguatan pantai.
Dirinya menampik kalau pembangunan yang dilakukan saat ini adalah dengan tanggul beton. Tanggul beton yang kelihatan rusak pada lokasi tersebut merupakan tanggul beton yang sudah dibangun 7 tahun silam. “Tanggul beton yang rusak itu tanggul lama. Tanggul itu rusak akibat dihantam ombak. Saat ini ITDC sedang melakanakan revetment (penguatan) pantai dari arah Pantai Nusa Dharma,” ungkap Pariwijaya.
Sebelumnya Managing Director ITDC Wayan Karioka mengungkapkan penanganan pada pantai ini terbagi dalam tiga tahap, yakni membangun jembatan menuju Pulau Nusa Dharma dengan menggunakan batu armour sepanjang 37 meter. Revetment pantai dengan menggunakan geobag dan pengerjaan jalan setapak sepanjang 450 meter dengan lebar 3 meter. Jalan ini menggunakan material batu andesit.
“Jangka waktu pengerjaan keseluruhan proyek ini dari 5 Maret 2018 hingga 31 Juli 2018. Untuk rekomendasi teknis oleh satker pantai Balai Wilayah Sungai Bali Penida dan PU Provinsi Bali,” ungkap Karioka. *p
Komentar