Ayah-Ibu Balita Tewas Misterius Kembali Diperiksa
Ayah dan ibu kandung balita Ni Kadek Candra Dinata, 13, bulan dari Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem, yang ditemukan tewas secara misterius di selokan pada tahun 2015 lalu kembali menjalani pemeriksaan setelah kasusnya dibuka lagi.
AMLAPURA, NusaBali
Keduanya adalah I Gede Rata, 41, dan Ni Wayan Suriati, 35. Mereka diperiksa sebagai saksi di Mapolres Karangasem, Jalan Bayangkara Amlapura, Senin (4/6). Kakek dan nenek Ni Kadek Candra Dinata, yakni I Wayan Pilpil, 62 dan Ni Nyoman Sukanti, 56, serta adik sepupu I Gede Rata yakni I Ketut Agus Suardika, 38 juga jalani pemeriksaan serupa.
Ayah Ni Kadek Candra, I Gede Rata mengaku tidak banyak mengetahui perihal anaknya meninggal. Sebab, saat kejadian dirinya sedang tidur. Saat itu Ni Kadek Candra diasuh kakek dan neneknya I Wayan Pilpil, dan Ni Nyoman Sukanti, sambil memasak di dapur. Sedangkan ibu kandungnya, Ni Wayan Suriati juga tidak mengetahui kematian sang putri, karena masih ke Pasar Desa Sidemen.
Dikonfirmasi di sela-sela menjalani pemeriksaan Ni Wayan Suriati, mengaku selama putrinya meninggal tidak punya firasat apa-apa. "Saya tidak pernah mimpi tentang putri saya. Saya tidak tahu, kronologis kejadiannya. Sebab, saat itu saya masih di Pasar Desa Sidemen," kata Suriati.
Balita Ni Kadek Candra saat kejadian, belum lancar berjalan, masih merangkak di halaman rumah yang terletak di tengah kebun bambu. Untuk menuju rumahnya mesti menyusuri jalan setapak. Ternyata jasad Ni Kadek Candra ditemukan di selokan, yang merupakan batas Banjar Iseh dengan Banjar Kikian, Desa Sinduwati di dekat tikungan sejauh 800 meter arah barat rumah pada, Selasa 20 Januari 2015.
Pagi itu sekitar pukul 07.00 Wita, nenek korban Ni Nyoman Sukanti, 56, dan kakek I Wayan Pilpil, 62, mengasuh sang cucu. Sedangkan ayahnya I Wayan Gede Rata masih tidur, sedangkan ibunya Ni Wayan Suriati pergi ke Pasar Desa Sidemen.
Awalnya nenek Ni Nyoman Sukanti mengajak balita ini bermain-main di halaman rumah. Sang nenek membawa satu ikat danyuh (daun kelapa kering) untuk menghalau ayam yang berkeliaran di halaman rumahnya. Selanjutnya sang nenek masuk dapur, memanaskan air.
Sekitar lima menit kemudian atau pukul 07.05 Wita, korban menghilang dari pandangan. Maka sang nenek kebingungan, cucunya menghilang tanpa sebab.
Mulai saat itulah sang nenek Ni Nyoman Sukanti bersama kakek I Wayan Pilpil melakukan pencarian ke rumah tetangga. Keluarga korban hanya memiliki satu tetangga, karena tinggal di tengah tegalan.
Setelah sekitar lima jam melakukan pencarian, maka sekitar pukul 12.00 Wita, ayah kandung korban I Wayan Gede Rata bersama saudara sepupunya I Ketut Agus Suardika, ngewacakang ke Banjar Padangtunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat dan ke Banjar Luah, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen.
Petunjuk niskala didapatkan dari Banjar Padangtunggal, korban disembunyikan wong samar. Sedangkan hasil ngewacakang di Banjar Luah, dapat petunjuk korban disembunyikan di selokan saluran air yang tertutup semak-semak, di tikungan jalan raya, kedalaman tebing dari jalan sekitar 3 meter.
Maka paman korban I Ketut Agus Suardika yang masih berada di rumah dukun di Banjar Luah, mengontak keluarganya di rumahnya agar melakukan pencarian sesuai petunjuk niskala. Maka, ditindaklanjuti kakeknya I Wayan Pilpil bersama warga sekitarnya, jasad korban ditemukan di perbatasan Banjar Iseh dengan Banjar Kikian, Desa Sinduwati. Sebab, selokan itu merupakan batas kedua banjar. Ditemukan dalam posisi telungkup terendam di air kedalaman selutut orang dewasa.
Kasat Reskrim Polres Karangasem, AKP Decky Hendra Wijaya seizin Kapolres AKBP I Gusti Agung Ade Panji Anom mengatakan, kasus tewasnya seorang balita, masih didalami. Selain memeriksa kedua orang tua korban, juga memeriksa kakek dan nenek, serta tetangganya. Belum ada mengarah sebagai calon tersangka. *k16
Keduanya adalah I Gede Rata, 41, dan Ni Wayan Suriati, 35. Mereka diperiksa sebagai saksi di Mapolres Karangasem, Jalan Bayangkara Amlapura, Senin (4/6). Kakek dan nenek Ni Kadek Candra Dinata, yakni I Wayan Pilpil, 62 dan Ni Nyoman Sukanti, 56, serta adik sepupu I Gede Rata yakni I Ketut Agus Suardika, 38 juga jalani pemeriksaan serupa.
Ayah Ni Kadek Candra, I Gede Rata mengaku tidak banyak mengetahui perihal anaknya meninggal. Sebab, saat kejadian dirinya sedang tidur. Saat itu Ni Kadek Candra diasuh kakek dan neneknya I Wayan Pilpil, dan Ni Nyoman Sukanti, sambil memasak di dapur. Sedangkan ibu kandungnya, Ni Wayan Suriati juga tidak mengetahui kematian sang putri, karena masih ke Pasar Desa Sidemen.
Dikonfirmasi di sela-sela menjalani pemeriksaan Ni Wayan Suriati, mengaku selama putrinya meninggal tidak punya firasat apa-apa. "Saya tidak pernah mimpi tentang putri saya. Saya tidak tahu, kronologis kejadiannya. Sebab, saat itu saya masih di Pasar Desa Sidemen," kata Suriati.
Balita Ni Kadek Candra saat kejadian, belum lancar berjalan, masih merangkak di halaman rumah yang terletak di tengah kebun bambu. Untuk menuju rumahnya mesti menyusuri jalan setapak. Ternyata jasad Ni Kadek Candra ditemukan di selokan, yang merupakan batas Banjar Iseh dengan Banjar Kikian, Desa Sinduwati di dekat tikungan sejauh 800 meter arah barat rumah pada, Selasa 20 Januari 2015.
Pagi itu sekitar pukul 07.00 Wita, nenek korban Ni Nyoman Sukanti, 56, dan kakek I Wayan Pilpil, 62, mengasuh sang cucu. Sedangkan ayahnya I Wayan Gede Rata masih tidur, sedangkan ibunya Ni Wayan Suriati pergi ke Pasar Desa Sidemen.
Awalnya nenek Ni Nyoman Sukanti mengajak balita ini bermain-main di halaman rumah. Sang nenek membawa satu ikat danyuh (daun kelapa kering) untuk menghalau ayam yang berkeliaran di halaman rumahnya. Selanjutnya sang nenek masuk dapur, memanaskan air.
Sekitar lima menit kemudian atau pukul 07.05 Wita, korban menghilang dari pandangan. Maka sang nenek kebingungan, cucunya menghilang tanpa sebab.
Mulai saat itulah sang nenek Ni Nyoman Sukanti bersama kakek I Wayan Pilpil melakukan pencarian ke rumah tetangga. Keluarga korban hanya memiliki satu tetangga, karena tinggal di tengah tegalan.
Setelah sekitar lima jam melakukan pencarian, maka sekitar pukul 12.00 Wita, ayah kandung korban I Wayan Gede Rata bersama saudara sepupunya I Ketut Agus Suardika, ngewacakang ke Banjar Padangtunggal, Desa Duda, Kecamatan Selat dan ke Banjar Luah, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen.
Petunjuk niskala didapatkan dari Banjar Padangtunggal, korban disembunyikan wong samar. Sedangkan hasil ngewacakang di Banjar Luah, dapat petunjuk korban disembunyikan di selokan saluran air yang tertutup semak-semak, di tikungan jalan raya, kedalaman tebing dari jalan sekitar 3 meter.
Maka paman korban I Ketut Agus Suardika yang masih berada di rumah dukun di Banjar Luah, mengontak keluarganya di rumahnya agar melakukan pencarian sesuai petunjuk niskala. Maka, ditindaklanjuti kakeknya I Wayan Pilpil bersama warga sekitarnya, jasad korban ditemukan di perbatasan Banjar Iseh dengan Banjar Kikian, Desa Sinduwati. Sebab, selokan itu merupakan batas kedua banjar. Ditemukan dalam posisi telungkup terendam di air kedalaman selutut orang dewasa.
Kasat Reskrim Polres Karangasem, AKP Decky Hendra Wijaya seizin Kapolres AKBP I Gusti Agung Ade Panji Anom mengatakan, kasus tewasnya seorang balita, masih didalami. Selain memeriksa kedua orang tua korban, juga memeriksa kakek dan nenek, serta tetangganya. Belum ada mengarah sebagai calon tersangka. *k16
Komentar