Senam Janger Perdiknas Siap ke Kemenpora
Kemarin, Terima Kajian Akademik dari FK Unud
DENPASAR, NusaBali
Tercapai sudah keinginan yayasan Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar untuk segera mengirim satu karya senam kreasi kearifan lokal, yakni Senam Janger, melenggang ke tingkat Kementerian khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Rabu (6/6) kemarin, Perdiknas secara resmi menerima hasil kajian akademik senam tersebut dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana.
Dalam penyerahan hasil kajian oleh Rektor Unud Prof Dr dr AA Raka Sudewi SpS (K) di ruang pertemuan dr AA Made Djelantik FK Unud, kemarin, Senam Janger dinyatakan layak diterapkan setelah melalui tahapan kajian berupa uji laboratorium dan uji lapangan. Dengan tuntasnya kajian untuk senam ini, menurut Ketua Perdiknas Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MH MM, Senam Janger tidak akan berhenti sampai di sini. Dia tertantang membawa Senam Janger melenggang ke tingkat Kementerian agar bisa menasional. “Kami ingin Senam Janger sebagai senam kreasi kearifan lokal ini bisa diakui secara nasional, dan diakomodir oleh Kemenpora untuk bisa menjadi salah satu cabang olahraga yang bisa masuk kurikulum. Untuk mencapai hal itu, ada yang harus dipenuhi dulu, salah satunya kajian secara akademik. Setelah launching pada 1 April 2018, saya langsung kontak FK Unud, dan dalam waktu sebulan hasilnya sudah kami terima,” ungkapnya usai penyerahan hasil kajian kemarin.
Senam Janger kearifan lokal, tambah Tini Gorda, adalah satu cara untuk mengenalkan budaya dari sisi yang berbeda, agar generasi muda tetap mencintai produk-produk budaya. Senam sendiri, termasuk olahraga yang menyenangkan. Olahraga yang memadukan musik dan gerak ini, ditambah dengan dinamisnya musik Janger, akan terasa ringan dan menyenangkan. “Itulah mengapa saya ingin mengajukan ini ke Kemenpora agar bisa dimasukkan dalam kurikulum. Senam Janger adalah produk senam inovasi kreasi dari kearifan lokal. Ditambah lagi, kajian akademik sudah mendukung bahwa senam ini olahraga yang mampu mencapai kebugaran jasmani rohani,” ujarnya yang mengaku senang berhasil melahirkan senam kreasi kearifan lokal yakni Senam Janger jelang usia 50 Perdiknas pada 17 Februari 2019. “Semoga ini akan menjadi icon Bali,” imbuhnya.
Dekan FK Unud, Dr dr I Ketut Suyasa SpB SpOT (K) menerangkan, proses kajian akademik untuk Senam Janger melewati dua tahap yakni uji laboratorium dan uji lapangan. Kajian ini dilakukan oleh Tim Layanan Publik Prodi Fisiologi Olahraga FK Unud. “Pertama dilakukan uji laboratorium, yang mengevaluasi jenis gerakannya, gerakan otot-ototnya, apakah gerakan itu membahayakan atau tidak. Termasuk seberapa bisa menangkap oksigen. Hal ini dilihat dalam uji laboratorium dulu, baru uji lapangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, uji lapangan dilakukan terhadap beberapa peserta senam yang dijadikan sample untuk memperagakan senam tersebut. Uji lapangan berfungsi untuk mengukur tingkat kebugarannya. Beberapa gerakan dalam Senam Janger itu ada yang dipindah posisinya agar bisa menghasilkan manfaat yang maksimal. “Saat uji lapangan, senam ini disempurnakan, dimana seharusnya gerakan ringan, sedang, dan berat, itu diposisikan sesuai kajian layak terap dan layak manfaat. Karena dalam senam ada gerakan pemanasan, gerakan inti, dan pendinginan. Di sinilah diatur agar gerakan itu tidak membahayakan, dan bisa memberikan manfaat bagi jasmani rohani,” katanya.
Sementara itu, Rektor Unud Prof Dr dr AA Raka Sudewi sangat mengapresiasi hasil kajian Senam Janger karena disaat Unud mulai melakukan reformasi birokrasi, ternyata FK Unud sudah menghasilkan karya yakni kajian akademik senam. “Semoga Perdiknas tidak berhenti sampai kajian ini saja. Masih banyak yang bisa kita kerjasamakan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Senam Janger merupakan hasil pemikiran bersama antara Perdiknas Denpasar bersama Ikatan Instruktur Senam Bali (IISB) dan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali. Awal mula dicetuskannya Senam Janger ini, berawal dari pertemuan antara IISB dengan BKOW Provinsi Bali yang dipertemukan oleh Ny Selly Dharmawijaya Mantra. Saat itu, IISB hanya memiliki ide tentang Senam Janger ini, sedangkan fasilitas atau partner untuk mewujudkan senam itu belum ada. Dari sini, BKOW akhirnya bekerjasama dengan IISB. Mengingat salah satu program BKOW adalah sisi kesehatan jasmani rohani, mereka kemudian bekerjasama dengan Perdiknas membuat suatu produk senam yang mencirikan kearifan lokal. *ind
Tercapai sudah keinginan yayasan Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar untuk segera mengirim satu karya senam kreasi kearifan lokal, yakni Senam Janger, melenggang ke tingkat Kementerian khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Rabu (6/6) kemarin, Perdiknas secara resmi menerima hasil kajian akademik senam tersebut dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana.
Dalam penyerahan hasil kajian oleh Rektor Unud Prof Dr dr AA Raka Sudewi SpS (K) di ruang pertemuan dr AA Made Djelantik FK Unud, kemarin, Senam Janger dinyatakan layak diterapkan setelah melalui tahapan kajian berupa uji laboratorium dan uji lapangan. Dengan tuntasnya kajian untuk senam ini, menurut Ketua Perdiknas Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MH MM, Senam Janger tidak akan berhenti sampai di sini. Dia tertantang membawa Senam Janger melenggang ke tingkat Kementerian agar bisa menasional. “Kami ingin Senam Janger sebagai senam kreasi kearifan lokal ini bisa diakui secara nasional, dan diakomodir oleh Kemenpora untuk bisa menjadi salah satu cabang olahraga yang bisa masuk kurikulum. Untuk mencapai hal itu, ada yang harus dipenuhi dulu, salah satunya kajian secara akademik. Setelah launching pada 1 April 2018, saya langsung kontak FK Unud, dan dalam waktu sebulan hasilnya sudah kami terima,” ungkapnya usai penyerahan hasil kajian kemarin.
Senam Janger kearifan lokal, tambah Tini Gorda, adalah satu cara untuk mengenalkan budaya dari sisi yang berbeda, agar generasi muda tetap mencintai produk-produk budaya. Senam sendiri, termasuk olahraga yang menyenangkan. Olahraga yang memadukan musik dan gerak ini, ditambah dengan dinamisnya musik Janger, akan terasa ringan dan menyenangkan. “Itulah mengapa saya ingin mengajukan ini ke Kemenpora agar bisa dimasukkan dalam kurikulum. Senam Janger adalah produk senam inovasi kreasi dari kearifan lokal. Ditambah lagi, kajian akademik sudah mendukung bahwa senam ini olahraga yang mampu mencapai kebugaran jasmani rohani,” ujarnya yang mengaku senang berhasil melahirkan senam kreasi kearifan lokal yakni Senam Janger jelang usia 50 Perdiknas pada 17 Februari 2019. “Semoga ini akan menjadi icon Bali,” imbuhnya.
Dekan FK Unud, Dr dr I Ketut Suyasa SpB SpOT (K) menerangkan, proses kajian akademik untuk Senam Janger melewati dua tahap yakni uji laboratorium dan uji lapangan. Kajian ini dilakukan oleh Tim Layanan Publik Prodi Fisiologi Olahraga FK Unud. “Pertama dilakukan uji laboratorium, yang mengevaluasi jenis gerakannya, gerakan otot-ototnya, apakah gerakan itu membahayakan atau tidak. Termasuk seberapa bisa menangkap oksigen. Hal ini dilihat dalam uji laboratorium dulu, baru uji lapangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, uji lapangan dilakukan terhadap beberapa peserta senam yang dijadikan sample untuk memperagakan senam tersebut. Uji lapangan berfungsi untuk mengukur tingkat kebugarannya. Beberapa gerakan dalam Senam Janger itu ada yang dipindah posisinya agar bisa menghasilkan manfaat yang maksimal. “Saat uji lapangan, senam ini disempurnakan, dimana seharusnya gerakan ringan, sedang, dan berat, itu diposisikan sesuai kajian layak terap dan layak manfaat. Karena dalam senam ada gerakan pemanasan, gerakan inti, dan pendinginan. Di sinilah diatur agar gerakan itu tidak membahayakan, dan bisa memberikan manfaat bagi jasmani rohani,” katanya.
Sementara itu, Rektor Unud Prof Dr dr AA Raka Sudewi sangat mengapresiasi hasil kajian Senam Janger karena disaat Unud mulai melakukan reformasi birokrasi, ternyata FK Unud sudah menghasilkan karya yakni kajian akademik senam. “Semoga Perdiknas tidak berhenti sampai kajian ini saja. Masih banyak yang bisa kita kerjasamakan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Senam Janger merupakan hasil pemikiran bersama antara Perdiknas Denpasar bersama Ikatan Instruktur Senam Bali (IISB) dan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali. Awal mula dicetuskannya Senam Janger ini, berawal dari pertemuan antara IISB dengan BKOW Provinsi Bali yang dipertemukan oleh Ny Selly Dharmawijaya Mantra. Saat itu, IISB hanya memiliki ide tentang Senam Janger ini, sedangkan fasilitas atau partner untuk mewujudkan senam itu belum ada. Dari sini, BKOW akhirnya bekerjasama dengan IISB. Mengingat salah satu program BKOW adalah sisi kesehatan jasmani rohani, mereka kemudian bekerjasama dengan Perdiknas membuat suatu produk senam yang mencirikan kearifan lokal. *ind
Komentar