Ketua Dewan Gagal Donor Darah
Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi, gagal ikut donor darah di acara HUT ke-72 Bayangkara di aula Mapolres Karangasem, Rabu (6/6).
AMLAPURA, NusaBali
Tensinya normal, namun petugas kesulitan menemukan urat nadi yang hendak disuntik. Beberapa kali dicoba tetap gagal sehingga dibatalkan sebagai peserta donor darah. Sementara Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri, Kapolres AKBP I Gusti Ngurah Agung Ade Panji Anom, Staf Ahli Bupati Priagung Duarsa, bisa donorkan darahnya.
Sumardi mengaku baru pertama kali ikut acara donor darah. “Nggak tahu, entah kenapa tak ketemu urat nadinya saat disuntik sehingga darah tidak bisa keluar,” kata Sumardi. Sementara Kapolres AKBP Gusti Anom mengaku telah beberapa kali ikut donor darah. Hanya keikutsertaannya tidak tercatat. Sedangkan Bupati Mas Sumatri mengatakan telah lama tidak ikut donor darah. “Semasih aktif sebagai anggota DPRD Karangasem rutin ikut donor darah. Sejak jadi Bupati Karangasem baru kali ini ikut. Kalau dicatat sekitar 30 kali ikut donor darah,” kata Bupati Mas Sumatri.
Begitu juga Staf Ahli Bupati, Priagung Duarsa, mengaku ikut donor darah sejak kuliah di Fakultas Kedokteran Unud Denpasar. “Sudah tak terhitung jumlahnya,” kata Priagung Duarsa. Dikatakan, donor penting untuk sirkulasi darah. Sebab umur darah tiga bulan, selayaknya ikut donor darah setiap tiga bulan sekali. Jika tidak didonorkan, maka jadi kotoran masuk ke empedu. “Kalau bisa rutin donor darah setiap tiga bulan sekali, begitu habis donor, darah akan kembali diproduksi,” katanya.
Donor darah kemarin dikoordinasikan staf Unit Transfusi Darah PMI Karangasem I Wayan Bagiada. “Saya telah 104 kali ikut donor darah, dapat penghargaan Presiden pada 17 Desember 2017 di Istana Bogor bersama Ketua PMI Karangasem dr I Gede Parwata Yasa,” kata Bagiada. Dokter Edwin Gautama yang bertugas melayani para pendonor mangatakan, hanya satu calon pendonor gagal karena tensi tinggi dan satu lagi gagal karena tidak ditemukan urat nadinya. *k16
Tensinya normal, namun petugas kesulitan menemukan urat nadi yang hendak disuntik. Beberapa kali dicoba tetap gagal sehingga dibatalkan sebagai peserta donor darah. Sementara Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri, Kapolres AKBP I Gusti Ngurah Agung Ade Panji Anom, Staf Ahli Bupati Priagung Duarsa, bisa donorkan darahnya.
Sumardi mengaku baru pertama kali ikut acara donor darah. “Nggak tahu, entah kenapa tak ketemu urat nadinya saat disuntik sehingga darah tidak bisa keluar,” kata Sumardi. Sementara Kapolres AKBP Gusti Anom mengaku telah beberapa kali ikut donor darah. Hanya keikutsertaannya tidak tercatat. Sedangkan Bupati Mas Sumatri mengatakan telah lama tidak ikut donor darah. “Semasih aktif sebagai anggota DPRD Karangasem rutin ikut donor darah. Sejak jadi Bupati Karangasem baru kali ini ikut. Kalau dicatat sekitar 30 kali ikut donor darah,” kata Bupati Mas Sumatri.
Begitu juga Staf Ahli Bupati, Priagung Duarsa, mengaku ikut donor darah sejak kuliah di Fakultas Kedokteran Unud Denpasar. “Sudah tak terhitung jumlahnya,” kata Priagung Duarsa. Dikatakan, donor penting untuk sirkulasi darah. Sebab umur darah tiga bulan, selayaknya ikut donor darah setiap tiga bulan sekali. Jika tidak didonorkan, maka jadi kotoran masuk ke empedu. “Kalau bisa rutin donor darah setiap tiga bulan sekali, begitu habis donor, darah akan kembali diproduksi,” katanya.
Donor darah kemarin dikoordinasikan staf Unit Transfusi Darah PMI Karangasem I Wayan Bagiada. “Saya telah 104 kali ikut donor darah, dapat penghargaan Presiden pada 17 Desember 2017 di Istana Bogor bersama Ketua PMI Karangasem dr I Gede Parwata Yasa,” kata Bagiada. Dokter Edwin Gautama yang bertugas melayani para pendonor mangatakan, hanya satu calon pendonor gagal karena tensi tinggi dan satu lagi gagal karena tidak ditemukan urat nadinya. *k16
Komentar