Liburan, Bisnis Jual dan Jasa Sewa Barong Laris
Suasana libur hari raya Galungan dan Kuningan yang kini tengah berlangsung, berimbas menguntungkan bagi bisnis penjualan dan jasa sewa barong.
DENPASAR, NusaBali
Khususnya di kota Denpasar dan sekitarnya. Pembelian atau penyewaan barong serta perlengkapannya ramai. Untuk pembelian, yang ramai adalah pembelian barong mini. Sedangkan penyewaan adalah bisnis jasa sewa barong berikut perangkat gamelannya. Kebanyakan untuk remaja (setingkat SMP dan SMA/SMK) untuk kepentingan nglawang.
I Wayan Yuda, pemilik kios ‘Umah Tari’ di Jalan WR Supratman di Banjar Abian Kapas Kaja, Kelurahan Sumerta Denpasar Timur mengakui peningkatan transaksipenjualan dan sewa barong dalam suasana libur Galungan dan Kuningan. “Astungkara, dalam sehari tetap ada transaksi,” ujar Yuda, dari Banjar Puaya Desa Batuan Sukawati, Gianyar.
Ditemui, Rabu (6/6) Yuda mengaku ramainya penjualan dan sewa barong karena suasana libur Galungan. “Suasana hari raya (Galungan- Kuningan) identik dengan tradisi nglawang,” tunjuk Yuda. “Barong mini juga laku,” ujar Yuda, yang juga penari dan pengukir ini.
Lepas dari urusan jual beli, gairah anak-anak dan kalangan remaja untuk ngelawang (menarikan barong keliling kampung) positif bagi pelestarian tradisi dan seni budaya. “ Anak-anak itu secara tak langsung sudah ikut melakukan pelestarian seni,” kata Yuda.
Untuk diketahui, jasa sewa barong lawangan bervariasi. Untuk remaja setingkat SD dan SMP, jasa sewa Rp 300 ribu per hari. Sedang bagi remaja anak setingkat SMA/SMK, jasa sewa Rp 500 ribu per hari. Itu belum termasuk, untuk sewa gamelan dan peralatan lainnya. “Tergantung permintaan, “ lanjut Yuda.
Dikatakan, Rabu kemarin, dua barong miliknya disewa untuk nglawang di kawasan Tuban (Badung) dan kawasan Gatsu (Denpasar). Sewa barong untuk yang di Gatsu, selama tiga hari. Kata Yuda, penyewaan barong untuk nglawang di kawasan Gatsu oleh kalangan remaja setingkat SMA.
Sedang barong mini, berupa barong ket, barong bangkal, barong macan, lebih disukai anak-anak SD. Karena mini tentu ukurannya kecil. Panjang sekitar 50-70 centimeter. Bandingkan ukuran barong biasa atau standar yang panjangnya bisa mencapai 3-3,5 meter.
Harga barong mini rata-rata sekitar Rp 750 ribu. Harga tersebut, menurut Yuda cukup terjangkau di Denpasar. “ Sekali beli, bisa dipakai lama,” kata Yuda.
Selain untuk main barong-barongan, barong mini juga digemari sebagai souvernir wisatawan, baik domestik dan manca negara. “Karenanya kami juga jual barong mini,” ujar I Wayan Artawa, yang juga perajin asal ‘kampung barong’ di Banjar Puaya Desa Batuan Sukawati. Terutama wisatawan domestik, kata Artawa memang banyak menyukai barong mini sebagai souvernir. “ Karena harganya tidak mahal, cukup murah,” tambah Artawa.
Dari pantauan, bukan saja penjualan dan penyewaan barong yang laris, namun busana dan aksesoris busana tari juga laris, karena pengaruh hari raya Galungan. Termasuk asesoris untuk hiasan layang-layang tradisional. Di antaranya layang–layang (layangan) jangan (naga) yang memerlukan hiasan rangkaian bulu, bulu ekor sapi, kuda dan lainnya. Hal itu karena musim layang-layang sudah menjelang. “Saya cari ke sini untuk bulu hiasan kepala naga (hiasan layang-layang),” ucap Agung Dalang, remaja asal Kayumas, Denpasar Selatan. *k17
Khususnya di kota Denpasar dan sekitarnya. Pembelian atau penyewaan barong serta perlengkapannya ramai. Untuk pembelian, yang ramai adalah pembelian barong mini. Sedangkan penyewaan adalah bisnis jasa sewa barong berikut perangkat gamelannya. Kebanyakan untuk remaja (setingkat SMP dan SMA/SMK) untuk kepentingan nglawang.
I Wayan Yuda, pemilik kios ‘Umah Tari’ di Jalan WR Supratman di Banjar Abian Kapas Kaja, Kelurahan Sumerta Denpasar Timur mengakui peningkatan transaksipenjualan dan sewa barong dalam suasana libur Galungan dan Kuningan. “Astungkara, dalam sehari tetap ada transaksi,” ujar Yuda, dari Banjar Puaya Desa Batuan Sukawati, Gianyar.
Ditemui, Rabu (6/6) Yuda mengaku ramainya penjualan dan sewa barong karena suasana libur Galungan. “Suasana hari raya (Galungan- Kuningan) identik dengan tradisi nglawang,” tunjuk Yuda. “Barong mini juga laku,” ujar Yuda, yang juga penari dan pengukir ini.
Lepas dari urusan jual beli, gairah anak-anak dan kalangan remaja untuk ngelawang (menarikan barong keliling kampung) positif bagi pelestarian tradisi dan seni budaya. “ Anak-anak itu secara tak langsung sudah ikut melakukan pelestarian seni,” kata Yuda.
Untuk diketahui, jasa sewa barong lawangan bervariasi. Untuk remaja setingkat SD dan SMP, jasa sewa Rp 300 ribu per hari. Sedang bagi remaja anak setingkat SMA/SMK, jasa sewa Rp 500 ribu per hari. Itu belum termasuk, untuk sewa gamelan dan peralatan lainnya. “Tergantung permintaan, “ lanjut Yuda.
Dikatakan, Rabu kemarin, dua barong miliknya disewa untuk nglawang di kawasan Tuban (Badung) dan kawasan Gatsu (Denpasar). Sewa barong untuk yang di Gatsu, selama tiga hari. Kata Yuda, penyewaan barong untuk nglawang di kawasan Gatsu oleh kalangan remaja setingkat SMA.
Sedang barong mini, berupa barong ket, barong bangkal, barong macan, lebih disukai anak-anak SD. Karena mini tentu ukurannya kecil. Panjang sekitar 50-70 centimeter. Bandingkan ukuran barong biasa atau standar yang panjangnya bisa mencapai 3-3,5 meter.
Harga barong mini rata-rata sekitar Rp 750 ribu. Harga tersebut, menurut Yuda cukup terjangkau di Denpasar. “ Sekali beli, bisa dipakai lama,” kata Yuda.
Selain untuk main barong-barongan, barong mini juga digemari sebagai souvernir wisatawan, baik domestik dan manca negara. “Karenanya kami juga jual barong mini,” ujar I Wayan Artawa, yang juga perajin asal ‘kampung barong’ di Banjar Puaya Desa Batuan Sukawati. Terutama wisatawan domestik, kata Artawa memang banyak menyukai barong mini sebagai souvernir. “ Karena harganya tidak mahal, cukup murah,” tambah Artawa.
Dari pantauan, bukan saja penjualan dan penyewaan barong yang laris, namun busana dan aksesoris busana tari juga laris, karena pengaruh hari raya Galungan. Termasuk asesoris untuk hiasan layang-layang tradisional. Di antaranya layang–layang (layangan) jangan (naga) yang memerlukan hiasan rangkaian bulu, bulu ekor sapi, kuda dan lainnya. Hal itu karena musim layang-layang sudah menjelang. “Saya cari ke sini untuk bulu hiasan kepala naga (hiasan layang-layang),” ucap Agung Dalang, remaja asal Kayumas, Denpasar Selatan. *k17
1
Komentar