Jelang Hari Raya Kuningan, Harga Bunga Pacah Meroket
Jelang Hari Raya Kuningan harga bunga pacah di Tabanan kota meroket.
TABANAN, NusaBali
Semula harga bunga pacah hanya Rp 20 ribu per kilogram, kini mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Meskipun begitu karena untuk kelengkapan upacara, krama tetap membeli. Namun dengan jumlah bunga yang dibeli relatif sedikit.
Pedagang bunga di pasar Tabanan, Ni Putu Musni, 39, mengatakan sehari setelah Hari Raya Galungan harga bunga sudah naik drastis. Semula di hari biasa hanya Rp 20 ribu per kg kini mencapai Rp 60 ribu per kg. “Semua warna bunga pacah baik putih, merah, ungu seharga Rp 60 ribu per kilogram,” ucapnya, Kamis (7/6).
Tak hanya bunga pacah, bunga Gumitir, bunga Pecah Seribu, dan Kembang Kertas harganya pun naik. Untuk bunga Gumitir yang kecil seharga Rp 30 ribu, sedangkan yang besar Rp 60 ribu per kg. Semula bunga Gumitir hanya seharga Rp 20 ribu per kg. Begitu pula bunga Pecah Seribu naik menjadi Rp 60 ribu dari semula hanya Rp 25 ribu. “Yang paling mahal adalah Kembang Kertas tembus di angka Rp 80 ribu per kilogram, kalau hari biasa hanya Rp 20 ribu,” bebernya.
Menurutnya melonjaknya harga karena permintaan sangat tinggi. Di samping itu di petani sedikit menghasilkan karena sedang musim kering. "Stok di petani juga sedikit, kalau tidak punya langganan maka tidak bisa mendapatkan pasokan,” aku Musni warga Desa Payangan, Kecamatan Marga.
Meskipun demikian karena bunga sangat penting untuk kelengkapan upacara, krama tetap membeli. Saat menjelang Hari Raya Kuningan ini sehari lebih dari 50 orang yang membeli. Namun karena harga meroket, volume bunga yang dibeli oleh konsumen lebih sedikit.
“Biasanya beli sekilo sekarang dikurangi menjadi setengah,” tutur Musni yang mencari pasokan bunga ke Pasar Badung, Denpasar. Meskipun harganya meroket, namun Musni tidak berani spekulasi. “Keuntungan tipis supaya bisa balik modal saja. Karena kalau harga bunga mahal tidak berani stok banyak, takut nanti harganya turun tidak ada yang membeli,” jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh pedagang bunga Ni Wayan Lestitiasih. Dikatakan karena saking mahalnya bunga, dia mengakali dengan mencampur semua warna bunga pacah, sehingga bisa menjual di harga Rp 40 ribu per kg. “Karena mahal saya campur sehingga harga Rp 40 per kilogram,” jelas wanita asal Kabupaten Bangli namun sudah menikah ke Tabanan, ini. *d
Semula harga bunga pacah hanya Rp 20 ribu per kilogram, kini mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Meskipun begitu karena untuk kelengkapan upacara, krama tetap membeli. Namun dengan jumlah bunga yang dibeli relatif sedikit.
Pedagang bunga di pasar Tabanan, Ni Putu Musni, 39, mengatakan sehari setelah Hari Raya Galungan harga bunga sudah naik drastis. Semula di hari biasa hanya Rp 20 ribu per kg kini mencapai Rp 60 ribu per kg. “Semua warna bunga pacah baik putih, merah, ungu seharga Rp 60 ribu per kilogram,” ucapnya, Kamis (7/6).
Tak hanya bunga pacah, bunga Gumitir, bunga Pecah Seribu, dan Kembang Kertas harganya pun naik. Untuk bunga Gumitir yang kecil seharga Rp 30 ribu, sedangkan yang besar Rp 60 ribu per kg. Semula bunga Gumitir hanya seharga Rp 20 ribu per kg. Begitu pula bunga Pecah Seribu naik menjadi Rp 60 ribu dari semula hanya Rp 25 ribu. “Yang paling mahal adalah Kembang Kertas tembus di angka Rp 80 ribu per kilogram, kalau hari biasa hanya Rp 20 ribu,” bebernya.
Menurutnya melonjaknya harga karena permintaan sangat tinggi. Di samping itu di petani sedikit menghasilkan karena sedang musim kering. "Stok di petani juga sedikit, kalau tidak punya langganan maka tidak bisa mendapatkan pasokan,” aku Musni warga Desa Payangan, Kecamatan Marga.
Meskipun demikian karena bunga sangat penting untuk kelengkapan upacara, krama tetap membeli. Saat menjelang Hari Raya Kuningan ini sehari lebih dari 50 orang yang membeli. Namun karena harga meroket, volume bunga yang dibeli oleh konsumen lebih sedikit.
“Biasanya beli sekilo sekarang dikurangi menjadi setengah,” tutur Musni yang mencari pasokan bunga ke Pasar Badung, Denpasar. Meskipun harganya meroket, namun Musni tidak berani spekulasi. “Keuntungan tipis supaya bisa balik modal saja. Karena kalau harga bunga mahal tidak berani stok banyak, takut nanti harganya turun tidak ada yang membeli,” jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh pedagang bunga Ni Wayan Lestitiasih. Dikatakan karena saking mahalnya bunga, dia mengakali dengan mencampur semua warna bunga pacah, sehingga bisa menjual di harga Rp 40 ribu per kg. “Karena mahal saya campur sehingga harga Rp 40 per kilogram,” jelas wanita asal Kabupaten Bangli namun sudah menikah ke Tabanan, ini. *d
1
Komentar