14 Tahun Mengajar di 4 Sekolah Tanpa Imbalan
Siti Martisah awalnya mengajar di SDN 1 Seraya Tengah (Kecamatan Karangasem) sejak 2005, sebelum kemudian pindah ke SDN 4 Seraya Barat, SDN 8 Seraya Barat, selain juga mengajar di MTs At Taqwiin Desa Bukit
Balada Siti Martisah, Guru Asal Desa Bukit, Kecamatan Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Di zaman now seperti sekarang, masih saja ada guru yang mau mengabdi tanpa digaji sepeser pun. Guru yang satu ini sudah selama 14 tahun mengajar di empat sekolah ber-beda, tanpa menerima imbalan gaji. Dia adalah Siti Martisah, 47, perempuan asal Siti Banjar Bukit Tabuan, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem.
Saat ini, Siti Martisah mengajar SDN 8 Seraya Tengah (Kecamatan Karangasem), sejak awal tahun 2018. Selain itu, Siti Martisah saat ini juga mengajar di MTs At Taqwiin (setingkat SMP) yang berlokasi di kampung halamannya di Desa Bukit, Kecamatan Karangasem (sejak tahun 2017 hingga sekarang).
Sedangkan dua sekolah lagi di mana Siti Martisah sempat mengajar sebelumnya adalah di SDN 1 Seraya Tengah (Kecamatan Karangasem) dan SDN 4 Seraya Barat (Kecamatan Karangasem). Siti Martisah jadi guru di SDN 1 Seraya Tengah periode 2005-2015 silam). Sedangkan jadi guru di SDN 4 Seraya Barat dilakoni periode 2015-2018. Jadi, Siti Mar-tisah sudah selama 14 tahun mengabdi sebagai guru tanpa honor, sejak mengajar di SDN 1 Seraya Tengah pada 2005.
Guna menafkahi keluarganya, dia terpaksa mengajar sambil jualan jajan. Selain itu, nafkah untuk keluarga juga ditopang suaminya, Sukiono, yang bekerja sebagai buruh bangunan. Hebatnya, mereka mampu menyekolahkan empat anaknya: Wahyu Fajar Wiyono, Wahyu Surya Dwiyana, Amanda Tri Wahyuningrum, dan Chinta Diah Ayuningtyas.
"Saat ini, saya sebenarnya juga masih mengajar di SDN 8 Seraya Tengah. Tapi, di sana saya mengajar hanya dua kali sepekan, yakni hari Jumat dan Sabtu. Saya mengajar mata pelajaran Bahasa Bali dan Seni Budaya di sana," jelas Siti Martisah saat dihubungi NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Bukit Tabuan, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem, Selasa (5/6) lalu.
Menurut Siti Martisah, dirinya sama sekali tidak menerima gaji untuk mengajar di empat sekolah berbeda ini. Semangatnya mengajar dilandasi sipirit untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa. "Sebenarnya, saya juga ingin sekali dapat imbalan dan sangat berharap diangkat jadi guru kontrak. Tapi, sampai saat ini saya masih tetap mengabdi," jelas tamatan Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Negara, Jembrana tahun 1990 dan Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) Sukerejo, Situbondo, Jawa Timur pada 2012 ini.
Siti Martisah mengatakan, kalau toh nanti tidak diangkap menjadi guru kontrak, dirinya akan terus mengabdi secara ikhlas. Sepanjang masih mampu mengajar anak-anak bangsa agar menjadi cerdas, dia akan terus menjalani profesinya ini. "Saya bertekad terus mengabdi di dunia pendidikan. Sebab, kalau berhenti mengajar, di rumah juga tidak punya kerjaan, hanya memelihara sapi milik tetangga," cerita Siti Martisah.
Siti Martisah sendiri merasa sangat bersyukur, karena di tengah upayanya mengabdi dan jadi guru tanpa bayaran, dia masih menyempatkan diri kuliah di Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) Sukerejo, Situbondo, Jawa Timur hingga tamat tahun 2012. Sebelumnya, Siti Martisah menempuh pendidikan formal di SDN 1 Seraya (tamat tahun 1984), MTsN Amlapura (tamat 1987), dan PGAN Negara (tamat 1990).
Sementara itu, mantan Kepala Sekolah (Kasek) SDN 8 Seraya Tengah, I Wayan Tusan, membenarkan Siti Martisah mengajar sebagai guru pengabdi di sekolahnya. "Bu Siti Martisah sudah lama mengajar di SDN 8 Seraya Tengah. Beliau mengajar sebagai guru Agama Islam. Sampai saya pindah, Bu Siti Martisah masih mengajar di sana," ungkap Wayan Tusan saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, beberapa hari lalu.
Sedangkan mantan Kasek SDN 1 Seraya Tengah, I Komang Suendra, mengatakan Siti Martisah sempat selama 10 tahun mengajar di sekolahnya, yakni periode 2005-2015. "Karena di SDN 1 Seraya Tengah tidak ada lagi siswa dari umat Islam, maka Bu Siti Martisah kemudian pindah ke SDN 8 Seraya Tengah," papar Komang Suendra.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Kepala Seksi Pendidikan Islam Kantor Kemen-terian Agama Karangasem, Asmuni, mengaku telah berjuang agar ada tambahan guru Agama Islam di daerahnya. “Kami telah memperjuangkan agar Bu Siti Martisah sebagai guru kontrak. Hanya saja, sampai saat ini belum dapat respons dari atasan,” jelas Asmuni. *k16
AMLAPURA, NusaBali
Di zaman now seperti sekarang, masih saja ada guru yang mau mengabdi tanpa digaji sepeser pun. Guru yang satu ini sudah selama 14 tahun mengajar di empat sekolah ber-beda, tanpa menerima imbalan gaji. Dia adalah Siti Martisah, 47, perempuan asal Siti Banjar Bukit Tabuan, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem.
Saat ini, Siti Martisah mengajar SDN 8 Seraya Tengah (Kecamatan Karangasem), sejak awal tahun 2018. Selain itu, Siti Martisah saat ini juga mengajar di MTs At Taqwiin (setingkat SMP) yang berlokasi di kampung halamannya di Desa Bukit, Kecamatan Karangasem (sejak tahun 2017 hingga sekarang).
Sedangkan dua sekolah lagi di mana Siti Martisah sempat mengajar sebelumnya adalah di SDN 1 Seraya Tengah (Kecamatan Karangasem) dan SDN 4 Seraya Barat (Kecamatan Karangasem). Siti Martisah jadi guru di SDN 1 Seraya Tengah periode 2005-2015 silam). Sedangkan jadi guru di SDN 4 Seraya Barat dilakoni periode 2015-2018. Jadi, Siti Mar-tisah sudah selama 14 tahun mengabdi sebagai guru tanpa honor, sejak mengajar di SDN 1 Seraya Tengah pada 2005.
Guna menafkahi keluarganya, dia terpaksa mengajar sambil jualan jajan. Selain itu, nafkah untuk keluarga juga ditopang suaminya, Sukiono, yang bekerja sebagai buruh bangunan. Hebatnya, mereka mampu menyekolahkan empat anaknya: Wahyu Fajar Wiyono, Wahyu Surya Dwiyana, Amanda Tri Wahyuningrum, dan Chinta Diah Ayuningtyas.
"Saat ini, saya sebenarnya juga masih mengajar di SDN 8 Seraya Tengah. Tapi, di sana saya mengajar hanya dua kali sepekan, yakni hari Jumat dan Sabtu. Saya mengajar mata pelajaran Bahasa Bali dan Seni Budaya di sana," jelas Siti Martisah saat dihubungi NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Bukit Tabuan, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem, Selasa (5/6) lalu.
Menurut Siti Martisah, dirinya sama sekali tidak menerima gaji untuk mengajar di empat sekolah berbeda ini. Semangatnya mengajar dilandasi sipirit untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa. "Sebenarnya, saya juga ingin sekali dapat imbalan dan sangat berharap diangkat jadi guru kontrak. Tapi, sampai saat ini saya masih tetap mengabdi," jelas tamatan Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Negara, Jembrana tahun 1990 dan Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) Sukerejo, Situbondo, Jawa Timur pada 2012 ini.
Siti Martisah mengatakan, kalau toh nanti tidak diangkap menjadi guru kontrak, dirinya akan terus mengabdi secara ikhlas. Sepanjang masih mampu mengajar anak-anak bangsa agar menjadi cerdas, dia akan terus menjalani profesinya ini. "Saya bertekad terus mengabdi di dunia pendidikan. Sebab, kalau berhenti mengajar, di rumah juga tidak punya kerjaan, hanya memelihara sapi milik tetangga," cerita Siti Martisah.
Siti Martisah sendiri merasa sangat bersyukur, karena di tengah upayanya mengabdi dan jadi guru tanpa bayaran, dia masih menyempatkan diri kuliah di Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) Sukerejo, Situbondo, Jawa Timur hingga tamat tahun 2012. Sebelumnya, Siti Martisah menempuh pendidikan formal di SDN 1 Seraya (tamat tahun 1984), MTsN Amlapura (tamat 1987), dan PGAN Negara (tamat 1990).
Sementara itu, mantan Kepala Sekolah (Kasek) SDN 8 Seraya Tengah, I Wayan Tusan, membenarkan Siti Martisah mengajar sebagai guru pengabdi di sekolahnya. "Bu Siti Martisah sudah lama mengajar di SDN 8 Seraya Tengah. Beliau mengajar sebagai guru Agama Islam. Sampai saya pindah, Bu Siti Martisah masih mengajar di sana," ungkap Wayan Tusan saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, beberapa hari lalu.
Sedangkan mantan Kasek SDN 1 Seraya Tengah, I Komang Suendra, mengatakan Siti Martisah sempat selama 10 tahun mengajar di sekolahnya, yakni periode 2005-2015. "Karena di SDN 1 Seraya Tengah tidak ada lagi siswa dari umat Islam, maka Bu Siti Martisah kemudian pindah ke SDN 8 Seraya Tengah," papar Komang Suendra.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Kepala Seksi Pendidikan Islam Kantor Kemen-terian Agama Karangasem, Asmuni, mengaku telah berjuang agar ada tambahan guru Agama Islam di daerahnya. “Kami telah memperjuangkan agar Bu Siti Martisah sebagai guru kontrak. Hanya saja, sampai saat ini belum dapat respons dari atasan,” jelas Asmuni. *k16
Komentar