KPPAD Ajak Anak Main Dolanan
Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali menggarap kesenian dolanan (permainan) anak-anak.
GIANYAR, NusaBali
Garapan ini dipersiapkan untuk pentas di PKB ke-40, Minggu (15/7). Komisioner KPPAD Bali, Kadek Ariyasa menjelaskan dolanan ini sebagai model sosialisasi perlindungan terhadap anak.
"Di sela-sela waktu luang, kami siapkan garapan tabuh tari drama dolanan anak-anak," jelasnya. Garapan seni dolanan ini berjudul 'Maplalianan Jangkrik Kipe Ne Brilian lan Berlian'. "Kami ajak anak-anak untuk terus ikut melestarikan seni budaya Bali. Termasuk menghidupkan kembali berbagai permainan tradisional yang sarat makna filsafat," jelasnya.
Dikatakan, dolanan juga sangat bermanfaat untuk pendidikan perlindungan anak dan mencegah bentuk kekerasan terhadap anak. Garapan ini penuh dengan pesan agar anak-anak ketika bermain selalu mengedepankan sikap jujur, ksatria, dan saling menghargai. "Terpenting juga, anak berani menerima kekalahan," jelasnya.
Yang menarik dari garapan dolanan ini yakni melibatkan beberapa anak-anak berkebutuhan khusus. "Pembinanya juga dari orang berkebutuhan khusus, tuna netra," imbuhnya. Sekaa Dolanan yang berlatih 1,5 bulan ini akan pentas di kalangan Asoka, Minggu (15/7). "Semoga karya anak-anak ini bisa bermanfaat dan menginspirasi para orangtua lebih meningkatkan perhatian dan kasih sayang terhadap anak-anak," jelasnya.
Sebelumnya, KPPAD Bali membuat film iklan layanan masyarakat tentang perlindungan anak. Film ini didukung Humas Pemprov Bali, iklan berjudul Berlian 18.21 ini merangkul seniman sosial media HaiPuja. Iklan ini, cukup memberi daya tarik bagi masyarakat untuk lebih memahami salah satu bagian dari aspek perlindungan anak. "Sudah banyak masyarakat dari berbagai kalangan ngeshare video tersebut. Semoga mampu memberi pengaruh dan manfaat dalam meningkatkan kesadaran keluarga dan orang tua dalam membangun komunikasi yang lebih baik dan bermanfaat bersama anak-anak," imbuhnya.*nvi
Garapan ini dipersiapkan untuk pentas di PKB ke-40, Minggu (15/7). Komisioner KPPAD Bali, Kadek Ariyasa menjelaskan dolanan ini sebagai model sosialisasi perlindungan terhadap anak.
"Di sela-sela waktu luang, kami siapkan garapan tabuh tari drama dolanan anak-anak," jelasnya. Garapan seni dolanan ini berjudul 'Maplalianan Jangkrik Kipe Ne Brilian lan Berlian'. "Kami ajak anak-anak untuk terus ikut melestarikan seni budaya Bali. Termasuk menghidupkan kembali berbagai permainan tradisional yang sarat makna filsafat," jelasnya.
Dikatakan, dolanan juga sangat bermanfaat untuk pendidikan perlindungan anak dan mencegah bentuk kekerasan terhadap anak. Garapan ini penuh dengan pesan agar anak-anak ketika bermain selalu mengedepankan sikap jujur, ksatria, dan saling menghargai. "Terpenting juga, anak berani menerima kekalahan," jelasnya.
Yang menarik dari garapan dolanan ini yakni melibatkan beberapa anak-anak berkebutuhan khusus. "Pembinanya juga dari orang berkebutuhan khusus, tuna netra," imbuhnya. Sekaa Dolanan yang berlatih 1,5 bulan ini akan pentas di kalangan Asoka, Minggu (15/7). "Semoga karya anak-anak ini bisa bermanfaat dan menginspirasi para orangtua lebih meningkatkan perhatian dan kasih sayang terhadap anak-anak," jelasnya.
Sebelumnya, KPPAD Bali membuat film iklan layanan masyarakat tentang perlindungan anak. Film ini didukung Humas Pemprov Bali, iklan berjudul Berlian 18.21 ini merangkul seniman sosial media HaiPuja. Iklan ini, cukup memberi daya tarik bagi masyarakat untuk lebih memahami salah satu bagian dari aspek perlindungan anak. "Sudah banyak masyarakat dari berbagai kalangan ngeshare video tersebut. Semoga mampu memberi pengaruh dan manfaat dalam meningkatkan kesadaran keluarga dan orang tua dalam membangun komunikasi yang lebih baik dan bermanfaat bersama anak-anak," imbuhnya.*nvi
1
Komentar