Gunung Agung Erupsi Lagi, Hujan Abu Sampai ke Tabanan
Gunung Agung di Karangasem kembali erupsi, Minggu (10/6) malam sekitar pukul 22.14 Wita.
AMLAPURA, NusaBali
Selain terdengar suara gemuruh, erupsi kali ini juga menimbulkan hujan abu lkanik. Bahkan, abu vulkanik beterbangan hingga ke wilayah Bangli dan Tabanan. Berdasarkan laporan dari Pos Gunung Api Agung PVMBG Kementerian ESDM, ke-tinggian abu vulkanik saat erupsi Minggu malam mencapai sekitar 2.000 meter dari puncak kawah Gunung Agung. Erupsi berlangsung singkat, hanya berdurasi 1 menit, 58 detik. Mengingat tiupan angin ke arah barat laut, maka yang terpapar abu vulkanik adalah tiga banjar di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, yakni Banjar Alasngandang, Banjar Waringin, dan Banjar Teges.
Abu turun cukup tebal memenuhi halaman rumah warga dan tegalan di tiga banjar tersebut. Bendesa Pakraman Alasngandang, Desa Pempatan, I Komang Warsa, me-ngatakan hujan abu turun cukup deras malam itu. "Sangat terasa saat hujan abu terjadi di malam hari. Abu vulkanik lumayan tebal, pakaian jadi kotor," jelas Bendesa Komang Warsa saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (11/6).
Paparan senada juga diungkapkan Perbekel Pempatan, I Nengah Kuta. "Memang terjadi hujan abu di sebagian wilayah Desa Pempatan. Tapi, abu vulkanik tidak banyak. Saya lihat hujan abunya tipis," papar Nengah Kuta.
Meski terjadi erupsi disertai hujan abu vulkanik, menurut Nengah Kuta, warga Desa Pempatan tidak panik. Tidak ada warganya putuskan untuk mengungsi. “Desa Pempatan kan berada di wilayah KRB II dalam radius 8 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung, cukup aman-lah,” tandas Nengah Kuta.
Di sisi lain, kawasan Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, yang berada di KRB III dari kawah puncak Gunung Agung, tidak terdampak oleh erupsi malam itu. Mereka hanya mendengar suara gemuruh dari kawah Gunung Agung, tapi tidak terpapar abu vulkanik karena angin bertiup ke arah barat laut.
“Kami dengan jelas mendengar suara gemuruh sesaat sebelum terjadi erupsi Gunung Agung. Hanya saja, pergerakan abu ke arah barat, sehingga wilayah Banjar Temukus terhindar dari abu vulkanik,” sebut Kelian Banjar Temukus, Desa Besakih, I Wayan Sudiana, Senin kemarin.
Sementara itu, kawasan Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli ikut terdampak abu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung, Minggu malam. Menurut seorang warga di Banjar Kayuambua, Desa Tiga, I Wayan Wardika, 36, hujan abu di kampungnya terjadi Minggu malam sekitar pukul 23.00 Wita.
“Kami baru sadar ada hujan abu pas tengah malam. Paginya, kami cek tanaman dan lantai rumah sudah penuh dengan abu,” jelas Wayan Mardika kepada NusaBali di kediamannya, Senin kemarin. “Abu cukup tebal di sini. Kalau di wilayah lain, kami kurang tahu,” lanjut Mardika seraya menunjukkan dedaunan yang diselimuti abu vulkanik.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah kemarin, Kasi Kedaruratan BPBD Bangli I Ketut Sutapa membenarkan adanya paparan abu vulkanik di wilayah Gumi Sejuk. Namun, yang sudah terpantau baru paparan abu vulkanik di Desa Tiga (Kecamatan Susut) dan Desa Kayubihi (Kecamatan Bangli).
“Dari laporan yang kami terima, abu vulkanik sampai di kawasan utrara Kecamatan Bangli bagian utara, Kecamatan Susut bagian utara (Kayuambua dan sekitarnya). Sejauh ini kondisi masih terkendali, abu vulkanik tidak sampai mengganggu aktivitas warga,” jelas Sutapa.
Bukan hanya Bangli, sejumlah kawasan di Kabupaten Tabanan juga terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Agung. Salah satu kawasan yang terdampak abu vulkanik adalah Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Senin kemarin, abu vulkanik terlihat menempel di dedaunan maupun kendaraan warga setempat. "Saat baru bangun, sudah terlihat ada abu," ujar Kepala Desa (Perbekel) Munduktemu, I Nyoman Wintara.
Menurut Wintara, kemarin pagi masih terlihat ada hembusan abu vulkani, tapi tidak pekat. Meski demikian, abu vulkani tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat setempat. Mereka juga tidak merasa perlu menggunakan masker.
Daerah lainnya di Tabanan yang juga terdampak abu vulkanik adalah Desa Bolangan, Kecamatan Penebel. Banyak warga yang meng-apload foto kendaraannya terkena abu vulkanik. Namun, abu vulkanik tidak sampai mengganggu aktivitas warga Desa Bolangan. *k16,e,d
Abu turun cukup tebal memenuhi halaman rumah warga dan tegalan di tiga banjar tersebut. Bendesa Pakraman Alasngandang, Desa Pempatan, I Komang Warsa, me-ngatakan hujan abu turun cukup deras malam itu. "Sangat terasa saat hujan abu terjadi di malam hari. Abu vulkanik lumayan tebal, pakaian jadi kotor," jelas Bendesa Komang Warsa saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (11/6).
Paparan senada juga diungkapkan Perbekel Pempatan, I Nengah Kuta. "Memang terjadi hujan abu di sebagian wilayah Desa Pempatan. Tapi, abu vulkanik tidak banyak. Saya lihat hujan abunya tipis," papar Nengah Kuta.
Meski terjadi erupsi disertai hujan abu vulkanik, menurut Nengah Kuta, warga Desa Pempatan tidak panik. Tidak ada warganya putuskan untuk mengungsi. “Desa Pempatan kan berada di wilayah KRB II dalam radius 8 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung, cukup aman-lah,” tandas Nengah Kuta.
Di sisi lain, kawasan Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, yang berada di KRB III dari kawah puncak Gunung Agung, tidak terdampak oleh erupsi malam itu. Mereka hanya mendengar suara gemuruh dari kawah Gunung Agung, tapi tidak terpapar abu vulkanik karena angin bertiup ke arah barat laut.
“Kami dengan jelas mendengar suara gemuruh sesaat sebelum terjadi erupsi Gunung Agung. Hanya saja, pergerakan abu ke arah barat, sehingga wilayah Banjar Temukus terhindar dari abu vulkanik,” sebut Kelian Banjar Temukus, Desa Besakih, I Wayan Sudiana, Senin kemarin.
Sementara itu, kawasan Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli ikut terdampak abu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung, Minggu malam. Menurut seorang warga di Banjar Kayuambua, Desa Tiga, I Wayan Wardika, 36, hujan abu di kampungnya terjadi Minggu malam sekitar pukul 23.00 Wita.
“Kami baru sadar ada hujan abu pas tengah malam. Paginya, kami cek tanaman dan lantai rumah sudah penuh dengan abu,” jelas Wayan Mardika kepada NusaBali di kediamannya, Senin kemarin. “Abu cukup tebal di sini. Kalau di wilayah lain, kami kurang tahu,” lanjut Mardika seraya menunjukkan dedaunan yang diselimuti abu vulkanik.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah kemarin, Kasi Kedaruratan BPBD Bangli I Ketut Sutapa membenarkan adanya paparan abu vulkanik di wilayah Gumi Sejuk. Namun, yang sudah terpantau baru paparan abu vulkanik di Desa Tiga (Kecamatan Susut) dan Desa Kayubihi (Kecamatan Bangli).
“Dari laporan yang kami terima, abu vulkanik sampai di kawasan utrara Kecamatan Bangli bagian utara, Kecamatan Susut bagian utara (Kayuambua dan sekitarnya). Sejauh ini kondisi masih terkendali, abu vulkanik tidak sampai mengganggu aktivitas warga,” jelas Sutapa.
Bukan hanya Bangli, sejumlah kawasan di Kabupaten Tabanan juga terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Agung. Salah satu kawasan yang terdampak abu vulkanik adalah Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Senin kemarin, abu vulkanik terlihat menempel di dedaunan maupun kendaraan warga setempat. "Saat baru bangun, sudah terlihat ada abu," ujar Kepala Desa (Perbekel) Munduktemu, I Nyoman Wintara.
Menurut Wintara, kemarin pagi masih terlihat ada hembusan abu vulkani, tapi tidak pekat. Meski demikian, abu vulkani tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat setempat. Mereka juga tidak merasa perlu menggunakan masker.
Daerah lainnya di Tabanan yang juga terdampak abu vulkanik adalah Desa Bolangan, Kecamatan Penebel. Banyak warga yang meng-apload foto kendaraannya terkena abu vulkanik. Namun, abu vulkanik tidak sampai mengganggu aktivitas warga Desa Bolangan. *k16,e,d
1
Komentar