Dua Ibu Meninggal Saat Melahirkan
Salah satu korban adalah remaja belum kawin dengan penyakit kanker paru dan usus.
AMLAPURA, NusaBali
Selama satu semester tahun 2018 ini, ada dua kasus ibu meninggal saat melahirkan. Sebelum meninggal, dua calon ibu itu sempat berobat di Puskesmas Abang 1 dan Puskesmas Abang 2 pada Maret 2018. Meski terjadi penurunan kasus, Dinas Kesehatan Karangasem terus berbuat agar nihil kasus kematian ibu saat melahirkan.
Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengungkapkan, ibu hamil dengan usia kandungan 4 bulan mengalami diare. Korban terlambat dapat pertolongan karena awalnya tidak mau diajak berobat. Setelah diperiksanakan ke Puskesmas Abang 1, sakitnya parah dan dirujuk ke rumah sakit di Denpasar. Korban meninggal dalam perawatan di rumah sakit.
Demikian pula yang sempat ditangani di Puskesmas Abang 2, korban hamil 4 bulan. Korban menderita kanker paru dan usus. “Penderita yang sempat diantar ke Puskesmas Abang 2 statusnya belum menikah. Bayinya tidak bisa diselamatkan,” ungkap Gusti Bagus Putra, Selasa (12/6). Gusti Bagus Putra mengungkapkan, kasus ibu meninggal saat melahirkan pada tahun 2014 sebanyak 16 korban, tahun 2015 sebanyak 7 korban, tahun 2016 dan tahun 2017 masing-masing 6 korban.
Data tahun 2016 misalnya, sebanyak 7.505 bayi lahir hidup, kematian ibu hamil tercatat 3 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 2 orang, dan kematian ibu saat nifas sebanyak 1 orang. Korban tersebut berasal dari Kecamatan Manggis 2 orang, Kecamatan Abang 2 orang, Kecamatan Bebandem dan Kecamatan Kubu masing-masing 1 orang. Angka kematian ibu yang dilaporkan itu, 1 per 100.000 kelahiran bayi hidup. “Kami terus sosialisasikan agar ibu-ibu paham dan mengerti tentang merawat diri saat hamil. Jangan sampai terjadi pendarahan, baru diantar ke puskesmas atau rumah sakit. Lakukan pemeriksaan secara rutin,” imbaunya.
Plt Kepala Puskesmas Abang 1, Ni Putu Wahyu Ekawati, membenarkan di Puskesmas Abang 1 pernah menangani kasus ibu melahirkan mengalami pendarahan. Selanjutnya dirujuk ke RS di Denpasar dan meninggal di Denpasar. “Kejadiannya sekitar Maret 2018,” jelas Ni Putu Wahyu Ekawati. *k16
Selama satu semester tahun 2018 ini, ada dua kasus ibu meninggal saat melahirkan. Sebelum meninggal, dua calon ibu itu sempat berobat di Puskesmas Abang 1 dan Puskesmas Abang 2 pada Maret 2018. Meski terjadi penurunan kasus, Dinas Kesehatan Karangasem terus berbuat agar nihil kasus kematian ibu saat melahirkan.
Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengungkapkan, ibu hamil dengan usia kandungan 4 bulan mengalami diare. Korban terlambat dapat pertolongan karena awalnya tidak mau diajak berobat. Setelah diperiksanakan ke Puskesmas Abang 1, sakitnya parah dan dirujuk ke rumah sakit di Denpasar. Korban meninggal dalam perawatan di rumah sakit.
Demikian pula yang sempat ditangani di Puskesmas Abang 2, korban hamil 4 bulan. Korban menderita kanker paru dan usus. “Penderita yang sempat diantar ke Puskesmas Abang 2 statusnya belum menikah. Bayinya tidak bisa diselamatkan,” ungkap Gusti Bagus Putra, Selasa (12/6). Gusti Bagus Putra mengungkapkan, kasus ibu meninggal saat melahirkan pada tahun 2014 sebanyak 16 korban, tahun 2015 sebanyak 7 korban, tahun 2016 dan tahun 2017 masing-masing 6 korban.
Data tahun 2016 misalnya, sebanyak 7.505 bayi lahir hidup, kematian ibu hamil tercatat 3 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 2 orang, dan kematian ibu saat nifas sebanyak 1 orang. Korban tersebut berasal dari Kecamatan Manggis 2 orang, Kecamatan Abang 2 orang, Kecamatan Bebandem dan Kecamatan Kubu masing-masing 1 orang. Angka kematian ibu yang dilaporkan itu, 1 per 100.000 kelahiran bayi hidup. “Kami terus sosialisasikan agar ibu-ibu paham dan mengerti tentang merawat diri saat hamil. Jangan sampai terjadi pendarahan, baru diantar ke puskesmas atau rumah sakit. Lakukan pemeriksaan secara rutin,” imbaunya.
Plt Kepala Puskesmas Abang 1, Ni Putu Wahyu Ekawati, membenarkan di Puskesmas Abang 1 pernah menangani kasus ibu melahirkan mengalami pendarahan. Selanjutnya dirujuk ke RS di Denpasar dan meninggal di Denpasar. “Kejadiannya sekitar Maret 2018,” jelas Ni Putu Wahyu Ekawati. *k16
1
Komentar