Penjualan Tedung Tembus Luar Bali
Penjualan Tedung (salah satu jenis perangkat upacara) hasil karya keluarga I Nyoman Tama, Ni Nengah Bukti berhasil menembus hingga luar Bali, seperti Sumatra, Sulawesi, Jawa Timur.
BANGLI, NusaBali
Untuk pemasaran keluarga Nengah Bukti memanfaatkan media social. Dulunya sempat membuat payung pantai yang pemasaran hingga keluar negeri. Ditemui NusaBali, Selasa (12/6), Nengah Arnopa putra dari Ni Nengah Bukti dan I Nyoman mengatakan, pembeli tedung hasil karya keluarga berasal dari berbagai daerah di Bali, serta beberapa daerah di luar Bali.
Lantaran melakukan promosi melalui media social, pembeli bisa mengakses dari mana saja. Untuk permintaan tedung sendiri lebih banyak pada hari raya seperti Hari Raya Galungan, Tumpek Landep.
“Kalau hari raya permintaan mengingkat, namun untuk penjualan setiap bulan tidak menentu,” ungkapnya.
Dikatakan pembeli dari luar Bali, kebanyak warga Bali yang sudah menetap di luar, seperti Sulawesi. Sedangkan untuk jenis tedung yang dibeli adalah tedung agung yang dengan kisaran harga Rp 3 Juta per pasangnya.
“Kami memiliki beberapa jenis tedung, dan tentu harga yang ditawarkan bervariasi,” ujarnya seraya mengatakan harga tedung mulai dari Rp 700 ribu perpasang, Rp 1,3 Juta, Rp 1,7 Juta.
Sementara itu Ni Nengah Bukti menambahkan untuk permintaan tedung juga macam-macam kalau galungan atau odalan kebanyakan mencari tedung agung, kalau Tumpek Landep pembeli kebanyakan mencari tedung biasa.
Adapun perbedaanya adalah dari segi ukuran, bahan serta varisasi tedungnya. Untuk tedung agung Nengah Bukti memiliki desain sendiri, yang mana setiap variasi tedung dibuat sendiri.
“Kami buat sendiri variasinya, kami bekerja satu keluarga, sudah ada pembagian tugas,” sebut ibu dua anak ini. Kemudian untuk bahan, keluarga yang sudah memulai usaha sejak tahun 1990 ini membeli di wilayah Kabupaten Klungkung. Untuk bahan kain yang biasa digunakan kain satin, kain safari, kain kabulon. Untuk kayunya sendiri biasa digunakan kayu pohon durian serta kamper.
Disisi lain, I Nyoman Tama, yang sedang membuat tedung pesanan mengatakan proses pembuatan tedung agung membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk satu pasanganya. Diakui saat ini pihaknya sedang membuat pesanan tedung dari untuk perlengkapan Pesta Kesenian Bali (PKB), yang mana pesanan datang dari perwakilan Pemkab Bangli.
Disampaikan pula, bila tidak ada pesanan, pihaknya tetap bekerja yakni membuat stock sehingga saat pesanan naik pihaknya tidak kewalahan. “Kalau lagi sepi, kami biasa buat stock sedikit-sedikit seperti membuat jari (kerangka tedung). Seperti sekarang sudah habis hari raya pesanan menurun,” ungkap Tama. *e
Untuk pemasaran keluarga Nengah Bukti memanfaatkan media social. Dulunya sempat membuat payung pantai yang pemasaran hingga keluar negeri. Ditemui NusaBali, Selasa (12/6), Nengah Arnopa putra dari Ni Nengah Bukti dan I Nyoman mengatakan, pembeli tedung hasil karya keluarga berasal dari berbagai daerah di Bali, serta beberapa daerah di luar Bali.
Lantaran melakukan promosi melalui media social, pembeli bisa mengakses dari mana saja. Untuk permintaan tedung sendiri lebih banyak pada hari raya seperti Hari Raya Galungan, Tumpek Landep.
“Kalau hari raya permintaan mengingkat, namun untuk penjualan setiap bulan tidak menentu,” ungkapnya.
Dikatakan pembeli dari luar Bali, kebanyak warga Bali yang sudah menetap di luar, seperti Sulawesi. Sedangkan untuk jenis tedung yang dibeli adalah tedung agung yang dengan kisaran harga Rp 3 Juta per pasangnya.
“Kami memiliki beberapa jenis tedung, dan tentu harga yang ditawarkan bervariasi,” ujarnya seraya mengatakan harga tedung mulai dari Rp 700 ribu perpasang, Rp 1,3 Juta, Rp 1,7 Juta.
Sementara itu Ni Nengah Bukti menambahkan untuk permintaan tedung juga macam-macam kalau galungan atau odalan kebanyakan mencari tedung agung, kalau Tumpek Landep pembeli kebanyakan mencari tedung biasa.
Adapun perbedaanya adalah dari segi ukuran, bahan serta varisasi tedungnya. Untuk tedung agung Nengah Bukti memiliki desain sendiri, yang mana setiap variasi tedung dibuat sendiri.
“Kami buat sendiri variasinya, kami bekerja satu keluarga, sudah ada pembagian tugas,” sebut ibu dua anak ini. Kemudian untuk bahan, keluarga yang sudah memulai usaha sejak tahun 1990 ini membeli di wilayah Kabupaten Klungkung. Untuk bahan kain yang biasa digunakan kain satin, kain safari, kain kabulon. Untuk kayunya sendiri biasa digunakan kayu pohon durian serta kamper.
Disisi lain, I Nyoman Tama, yang sedang membuat tedung pesanan mengatakan proses pembuatan tedung agung membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk satu pasanganya. Diakui saat ini pihaknya sedang membuat pesanan tedung dari untuk perlengkapan Pesta Kesenian Bali (PKB), yang mana pesanan datang dari perwakilan Pemkab Bangli.
Disampaikan pula, bila tidak ada pesanan, pihaknya tetap bekerja yakni membuat stock sehingga saat pesanan naik pihaknya tidak kewalahan. “Kalau lagi sepi, kami biasa buat stock sedikit-sedikit seperti membuat jari (kerangka tedung). Seperti sekarang sudah habis hari raya pesanan menurun,” ungkap Tama. *e
Komentar