Bangkai Lumba-lumba Terdampar di Dekat Setra Desa Pakraman Penyaringan
Seekor bangkai lumba-lumba ditemukan terdampar di Pantai Tembles, Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (18/6) pagi.
NEGARA, NusaBali
Saat ditemukan warga, bangkai lumba-lumba jenis hidung botol dengan panjang sekitar 1,7 meter dengan berat sekitar 70 kilogram itu, sudah dalam keadaan membusuk. Berdasar informasi, bangkai lumba-lumba yang terdampar di sebelah barat Setra Desa Pakraman Penyaringan, itu pertama kali ditemukan warga sekitar pukul 10.00 Wita. Temuan bangkai lumba-lumba itu pun dilaporkan kepada aparat banjar setempat. Menerima laporan tersebut, pihak banjar berinisiatif menanam bangkai lumba-lumba yang dikerumuni lalat dan mengeluarkan bau busuk itu, sore kemarin.
Salah satu Juru Arah Banjar Tembles Ngurah Sudarsana, saat ditemui sedang membuat lubang untuk mengubur bangkai lumba-lumba tersebut, memperkirakan, bangkai lumba-lumba tersebut terbawa arus pasang pada Senin pagi kemarin. “Memang tadi (kemarin) pagi sekitar pukul 08.00 Wita air laut sempat pasang. Kemungkinan terbawa air pasang itu,” kata Sudarsana yang mengubur bangkai lumba-lumba tersebut, dengan dibantu dua orang warga sekitar.
Sepengetahuannya, temuan bangkai lumba-lumba terdampar di Pantai Tembles ini, baru pertama terjadi. Namun sekitar sepekan sebelumnya, sempat ditemukan dua ekor bangkai penyu terdampar, yang lokasinya juga berdekatan dengan tempat penemuan bangkai lumba-lumba ini. “Yang dua ekor bangkai penyu itu, satunya sudah diserahkan ke tempat pelestari penyu di Desa Perancak, katanya untuk diserahkan agar diteliti penyebab kematiannya. Sedangkankan satu lagi yang sudah busuk langsung dikubur,” ujarnya, yang ketika mengubur bangkai lumba-lumba itu disaksikan Kelian Banjar Adat Tembles Gusti Made Rai.
Sementara salah seorang petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jembrana I Wayan Suamba, Senin petang kemarin, mengaku, juga baru menerima informasi temuan bangkai lumba-lumba terdampar di Pantai Tembles itu. Karena sudah dalam keadaan membusuk, tindakan aparat banjar setempat untuk mengubur bangkai lumba-lumba, itu sudah benar. “Memang lebih baik dikubur, agar tidak mengganggu. Apalagi keadaan sudah busuk. Kecuali masih bagus, kemungkinan bisa diteliti penyebab kematiannya,” katanya. *ode
Saat ditemukan warga, bangkai lumba-lumba jenis hidung botol dengan panjang sekitar 1,7 meter dengan berat sekitar 70 kilogram itu, sudah dalam keadaan membusuk. Berdasar informasi, bangkai lumba-lumba yang terdampar di sebelah barat Setra Desa Pakraman Penyaringan, itu pertama kali ditemukan warga sekitar pukul 10.00 Wita. Temuan bangkai lumba-lumba itu pun dilaporkan kepada aparat banjar setempat. Menerima laporan tersebut, pihak banjar berinisiatif menanam bangkai lumba-lumba yang dikerumuni lalat dan mengeluarkan bau busuk itu, sore kemarin.
Salah satu Juru Arah Banjar Tembles Ngurah Sudarsana, saat ditemui sedang membuat lubang untuk mengubur bangkai lumba-lumba tersebut, memperkirakan, bangkai lumba-lumba tersebut terbawa arus pasang pada Senin pagi kemarin. “Memang tadi (kemarin) pagi sekitar pukul 08.00 Wita air laut sempat pasang. Kemungkinan terbawa air pasang itu,” kata Sudarsana yang mengubur bangkai lumba-lumba tersebut, dengan dibantu dua orang warga sekitar.
Sepengetahuannya, temuan bangkai lumba-lumba terdampar di Pantai Tembles ini, baru pertama terjadi. Namun sekitar sepekan sebelumnya, sempat ditemukan dua ekor bangkai penyu terdampar, yang lokasinya juga berdekatan dengan tempat penemuan bangkai lumba-lumba ini. “Yang dua ekor bangkai penyu itu, satunya sudah diserahkan ke tempat pelestari penyu di Desa Perancak, katanya untuk diserahkan agar diteliti penyebab kematiannya. Sedangkankan satu lagi yang sudah busuk langsung dikubur,” ujarnya, yang ketika mengubur bangkai lumba-lumba itu disaksikan Kelian Banjar Adat Tembles Gusti Made Rai.
Sementara salah seorang petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jembrana I Wayan Suamba, Senin petang kemarin, mengaku, juga baru menerima informasi temuan bangkai lumba-lumba terdampar di Pantai Tembles itu. Karena sudah dalam keadaan membusuk, tindakan aparat banjar setempat untuk mengubur bangkai lumba-lumba, itu sudah benar. “Memang lebih baik dikubur, agar tidak mengganggu. Apalagi keadaan sudah busuk. Kecuali masih bagus, kemungkinan bisa diteliti penyebab kematiannya,” katanya. *ode
1
Komentar