Akun FB Dipalsukan, Gubernur Lapor Polisi
Akun FB palsu baru dibuat 10 Maret 2016, hanya miliki 3 teman, padahal akun FB Gubernur Pastika yang asli sudah punya 5.000 teman.
Salah Satu Postingan Berisi Pelecehan Nyepi
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Komjen Pol (Purn) Made Mangku Pastika melaporkan kasus pemalsuan akun Facebook (FB) miliknya ke Polda Bali, Jumat (11/3) pagi. Masalahnya, akun FB tersebut dipalsukan dan salah satunya digunakan untuk menghina umat Hindu yang merayakan Nyepi Tahun Baru Saka 1938.
Kasus pemalsuan akun FB milik Gubernur Pastika ini ini dilaporkan oleh Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, ke Mapolda Bali di Jalan WR Supratman Denpasar, Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Saat melapor, Dewa Mahendra Putra juga mengajak dua saksi kunci guna memperkuat laporannya, yakni Nyoman Wicaksana Wirajati (putra ketiga Gubernur Pastika) dan Wayan Wiasthana Ika Putra (Kepala Rumah Tangga Pimpinan Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali).
Laporan Dewa Mahendra soal kasus pemalsuan akun FB Gubernur Pastika ini diterima petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali, Bripol Kadek Agus Yudiantara, Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Proses pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dipantau langsung oleh Kepala Siaga SPKT Polda Bali, Kompol I Gede Ketut Artadana.
Dewa Mahendra menyebutkan akun FB Gubernur Pastika dipalsukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, dengan menggunakan nama, foto, dan isi yang sama persis dengan akun aslinya. Birokrat asal Singaraja, Buleleng ini juga menunjukkan beberapa postingan dari akun FB palsu tersebut. Salah satu isinya, kata-kata yang meresahkan, berbau SARA, dan ancaman.
Di antara postingan itu, ‘Nyepi buang waktu saja, ngga bisa ke mana mana. Kalau saya Bilang Fuck Hindu apakah kantor gubernur akan dihancurkan juga? Ahhhh Fuck Hindu Bali’. Ada juga juga postingan berbunyi ‘Reklamasi akan tetap berjalan karena sudah saya setujui dan uang gratifikasi sudah saya terima 500 milyar lumayan untuk pensiun’. Postingan lainnya lagi, ‘Om Swastyastu, apakah sudah melaksanakan catur brata penyepian masyarakat Bali khusunya umat Hindu? Sebelum nyepi saya tangkil di pura besakih, melaksanakan persembayangan Tawur Agung’.
Dewa Mahendra mengatakan, laporan ini mengatasnamakan Pemerintah Provinsi Bali dilakukan setelah dirinya mendapat perintah langsung dari Gubernur Pastika yang kini masih berada di Jakarta. Menurut Dewa Mahendra, postingan dalam akun FB palsu tersebut sangat meresahkan dan bisa menimbulkan salah tafsir di masyarakat. “Kalau tidak dilaporkan, krama Bali mengira memang benar-benar Gubernur Made Mangku Pastika yang menulis,” tegas birokrat sempat ditugasi Kemendagri menjadi Penjabat Bupati Bangli (Agustus 2015-Februari 2016) ini.
Pihaknya berharap, dengan laporan ini, jajaran Polda Bali bisa menangkap pelaku dan meprosesnya secara hukum. “Dengan laporan ini, kami meminta supaya pembuat akun (FB palsu) ini ditangkap. Zaman sekarang ini kan sudah canggih, kami percayakan kepada Polda Bali,” tandas Dewa Mahendra.
Saat menggelar jumpa pers di Press Room Pemprov Bali, Niti Mandala Denpasar, Jumat siang, Dewa Mahendra mengatakan laporan Gubernur Pastika ke Polda Bali karena oknum yang sekarang sedang diusut tim Cyber Crime Polda Bali itu memposting beberapa kalimat yang menyerang agama Hindu. Berdasarkan foto profil, akun FB palsu Gubernur Pastika diperkirakan dibuat 10 Maret 2016 pukul 23.17 Wita---sehari setelah Nyeti Tahun Baru Saka 1938.
Yang aneh dan mengindikasikan FB tersebut palsu, kata Dewa Mahendra, adalah adanya beberapa kejanggalan. Misalnya, akun FB palsu baru dibuat 10 Maret 2016 dan hanya memiliki 3 teman. Sedangkan akun FB Gubernur Pastika yang asli sudah memiliki 5.000 teman dan diikuti 9.264 orang. "Banyak kejanggalan. Ini pemalsuan, bukan pembajakan," tegas Dewa Mahendra.
Disebutkan, dalam akun FB palsu ini ada foto profil Made Mangku Pastika. Foto-foto itu, kata Dewa Mahendra, ada beberapa kegiatan Gubernur Pastika. Dalam postingan pertama tanggal 10 Maret 2016 pukul 23.23 Wita berisi ‘Om Swastyastu, apakah sudah melaksanakan catur brata penyepian masyarakat Bali khusunya umat Hindu? Sebelum nyepi saya tangkil di pura besakih, melaksanakan persembayangan Tawur Agung’. Versi Biro Humas Setda Provinsi Bali, pelaku mengcopy dari akun FB asli tanggal 10 Maret 2016 pukul 13.41 Wita.
Namun, pada status kedua akun FB palsu Gubernur Pastika, diposting tulisan tentang reklamasi. Sedangkan postingan ketiga pada 10 Maret 2016 pukul 23.36 Wita, berisi ‘Nyepi buang waktu saja, ngga bisa ke mana mana. Kalau saya Bilang Fuck Hindu apakah kantor gubernur akan dihancurkan juga? Ahhhh Fuck Hindu Bali’.
Sementara, putra ketiga Gubernur Pastika, Nyoman Wicaksana Wirajati, yang kemarin pagi dihadirkan saat laporan dibuat ke Polda Bali, menyatakan terdapat dua status yang meresahkan dalam akun FB palsu tersebut. Pertama, diposting Kamis (10/3) malam pukul 23.29 Wita soal reklamasi. Sedangkan kedua, diposting Kamis malam pukul 23.36 Wita terkait Nyepi yang dianggap buang-buang waktu.
Wicaksana Wirajati menegaskan, ayahnya tidaklah mungkin menulis postingan seperti itu di FB. Apalagi, dirinya sering sama-sama membuka facebook dan mengomentari tulisan ayahnya. “Saya tahu persis tulisan Bapak saya. Dan, kata-kata seperti ini tidak mungkin ditulis Bapak. Lagipula, akun yang sama menjadi dua akun persis sama,” ujar Wirajati.
Sementara itu, jajaran Polda Bali menyatakan akan bekerjasam dengan Facebook, Bareskrim Mabes Polri, dan ahli ITE untuk mengungkap kasus pemalsuan akun FB Gubernur Pastika ini. “Laporan sudah diterima oleh SPKT dan sekarang ditangani Unit Cyber Crime. Kepolisian akan usut tuntas kasus ini,” tandas Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hery Wiyanto, saat dikonfirmasi NusaBaloi secara terpisah, Jumat kemarin. 7 rez,nat
1
Komentar