FBP Ke-7 Usung Tema ‘Giri Amertaning Bhuana’
Festival Budaya Pertanian (FBP) kembali akan digelar. Pelaksanaannya yang telah memasuki ke-7 ini rencana dilaksanakan pada 19-22 Juli mendatang di areal Jembatan Tukad Bangkung, Kecamatan Petang.
Siap Digelar 19-22 Juli 2018 Mendatang
MANGUPURA, NusaBali
“Tema FBP kali ini adalah Giri Amertaning Bhuana, yang bermakna Badung Utara merupakan kawasan hutan dan gunung. Giri bermakna gunung adalah sumber kehidupan karena gunung menangkap uap air menjadi hujan. Hujan atau air adalah sumber kehidupan. Dengan demikian, gunung adalah sumber amertanya bhuana,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kadi Pertanian dan Pangan Badung Putu Oka Swadiana saat memberikan keterangan pers, Jumat (22/6) kemarin, di Agro Wisata D’Alas Banjar Jempanang, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung.
Hadir pada kesempatan itu, Kabag Humas Badung Putu Ngurah Thomas Yuniartha. Sekaligus sejumlah praktisi seperti pengusaha kopi dari Bali Beans Bu Sari serta Asosiasi Pengusaha Hortikultura (Aspehorti) Bali I Wayan Sugiarta serta Aspehorti Badung Nyoman Cita.
Sebagaimana gagasan awal, pelaksanaan FBP bertujuan menjaga image kawasan Badung Utara, menggali spirit budaya pertanian, dan menciptakan market untuk terjadinya transaksi. Tujuan lainnya, lanjut Swadiana, untuk menginisiasi tumbuhnya sinergi pertanian dan pariwisata, serta merintis tumbuhnya ekonomi kreatif dan daya saing yang berbasis pada sektor pertanian. “Ini sejalan dengan program Nawacita Presiden Joko Widodo yakni berkepribadian di bidang budaya, membangun dari pinggiran dan desa serta hadirnya pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi lokal,” tegasnya.
Mengenai bentuk kegiatan tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan FBP tahun-tahun sebelumnya. Berupa upacara pembukaan dan pawai budaya pertanian, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) serta Corporate Social Responsibility (CSR). Selanjutnya pameran produk pertanian yang ditempatkan di 40 stan, serta pentas seni. Kegiatan lainnya berupa demo kuliner dan pasar rakyat, gathering/keakraban masyarakat dengan wisatawan, lomba-lomba (ada 12 jenis lomba), terakhir penutup dan evaluasi.
Soal jenis lomba, Oka Swadiana merinci, terdiri atas pawai kesenian, stan pameran, karya ilmiah PPL, teknik penyuluhan, kuliner, carving buah dan gebogan. Lomba lainnya berupa membuat topi klangsah, merangkai bunga, membuat hidroponik mini, mewarnai untuk tingkat SD, serta membuat jajan upakara.
Ditanya mengenai peserta pameran, Oka Swadiana memastikan berasal dari 6 kecamatan di Badung, sejumlah OPD di Badung seperti Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas P2KB P3A, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil dan Badan Pendapatan Daerah.
Peserta lainnya berasal dari OPD kabupaten lainnya seperti Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli dan Dinas Pertanian Kota Denpasar. Yang lain tujuh desa di Kecamatan Petang, Desa Wisata Belok Sidan, SMKN 1 Petang, Aspehorti Bali, Bali Beans, Koperasi Merta Bhuana, Koperasi Mengani Kintamani Bali, KTNA dan BPD Bali, PLN, TTIC, Sari Untung dan Petrokinia Gresik. “Tapi ada beberapa inovasi yang kami lakukan, yakni ada stan kopi dengan menampilkan barista plus Jegeg Bagus plus akuistik dan video kopi, penyempurnaan lay out, ada Badung Fun Run Festival 2018, optimalisasi peran desa lokus,” terang Swadiana yang juga Kadis Perikanan Badung.
Pembaruan lainnya berupa menambah nuansa daya saing pertanian, optimalisasiperan KWT dan masyarakat setempat, optimalisasi peran pelajar dan generasi muda sebagai media edukasidan investasi, pertanian hemat lahan hidroponik, inovasi buddaya bawang dan cabai, inovasi pelayanan publik, penguatan desa wisata, evaluasi MoU dengan kabupaten lain serta MoU dan CSR dengan BPD Bali, BTN, PLN dan PDAM Badung. *asa
MANGUPURA, NusaBali
“Tema FBP kali ini adalah Giri Amertaning Bhuana, yang bermakna Badung Utara merupakan kawasan hutan dan gunung. Giri bermakna gunung adalah sumber kehidupan karena gunung menangkap uap air menjadi hujan. Hujan atau air adalah sumber kehidupan. Dengan demikian, gunung adalah sumber amertanya bhuana,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kadi Pertanian dan Pangan Badung Putu Oka Swadiana saat memberikan keterangan pers, Jumat (22/6) kemarin, di Agro Wisata D’Alas Banjar Jempanang, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung.
Hadir pada kesempatan itu, Kabag Humas Badung Putu Ngurah Thomas Yuniartha. Sekaligus sejumlah praktisi seperti pengusaha kopi dari Bali Beans Bu Sari serta Asosiasi Pengusaha Hortikultura (Aspehorti) Bali I Wayan Sugiarta serta Aspehorti Badung Nyoman Cita.
Sebagaimana gagasan awal, pelaksanaan FBP bertujuan menjaga image kawasan Badung Utara, menggali spirit budaya pertanian, dan menciptakan market untuk terjadinya transaksi. Tujuan lainnya, lanjut Swadiana, untuk menginisiasi tumbuhnya sinergi pertanian dan pariwisata, serta merintis tumbuhnya ekonomi kreatif dan daya saing yang berbasis pada sektor pertanian. “Ini sejalan dengan program Nawacita Presiden Joko Widodo yakni berkepribadian di bidang budaya, membangun dari pinggiran dan desa serta hadirnya pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi lokal,” tegasnya.
Mengenai bentuk kegiatan tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan FBP tahun-tahun sebelumnya. Berupa upacara pembukaan dan pawai budaya pertanian, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) serta Corporate Social Responsibility (CSR). Selanjutnya pameran produk pertanian yang ditempatkan di 40 stan, serta pentas seni. Kegiatan lainnya berupa demo kuliner dan pasar rakyat, gathering/keakraban masyarakat dengan wisatawan, lomba-lomba (ada 12 jenis lomba), terakhir penutup dan evaluasi.
Soal jenis lomba, Oka Swadiana merinci, terdiri atas pawai kesenian, stan pameran, karya ilmiah PPL, teknik penyuluhan, kuliner, carving buah dan gebogan. Lomba lainnya berupa membuat topi klangsah, merangkai bunga, membuat hidroponik mini, mewarnai untuk tingkat SD, serta membuat jajan upakara.
Ditanya mengenai peserta pameran, Oka Swadiana memastikan berasal dari 6 kecamatan di Badung, sejumlah OPD di Badung seperti Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas P2KB P3A, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil dan Badan Pendapatan Daerah.
Peserta lainnya berasal dari OPD kabupaten lainnya seperti Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli dan Dinas Pertanian Kota Denpasar. Yang lain tujuh desa di Kecamatan Petang, Desa Wisata Belok Sidan, SMKN 1 Petang, Aspehorti Bali, Bali Beans, Koperasi Merta Bhuana, Koperasi Mengani Kintamani Bali, KTNA dan BPD Bali, PLN, TTIC, Sari Untung dan Petrokinia Gresik. “Tapi ada beberapa inovasi yang kami lakukan, yakni ada stan kopi dengan menampilkan barista plus Jegeg Bagus plus akuistik dan video kopi, penyempurnaan lay out, ada Badung Fun Run Festival 2018, optimalisasi peran desa lokus,” terang Swadiana yang juga Kadis Perikanan Badung.
Pembaruan lainnya berupa menambah nuansa daya saing pertanian, optimalisasiperan KWT dan masyarakat setempat, optimalisasi peran pelajar dan generasi muda sebagai media edukasidan investasi, pertanian hemat lahan hidroponik, inovasi buddaya bawang dan cabai, inovasi pelayanan publik, penguatan desa wisata, evaluasi MoU dengan kabupaten lain serta MoU dan CSR dengan BPD Bali, BTN, PLN dan PDAM Badung. *asa
Komentar