Desa Pertima Bangun Jalan Usaha Tani
Perbekel Desa Pertima, I Gusti Ayu Biksuni, tinjau pembangunan jalan usaha tani di Banjar Timbrah Beji, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem, Jumat (22/6).
AMLAPURA, NusaBali
Pembangunan jalan usaha tani dengan pembentonan ini menggunakan dana desa. Menurut rencana jalan rabat beton menuju kayoan (pancuran) Dedari dengan volume pekerjaan 216,79 meter kubik atau dengan panjang 180 meter, lebar 2,5 meter. Anggaran jalan usaha tani sekaligus akses menuju jalan lingkar desa itu sebesar Rp 199,78 juta dikerjakan secara swakelola.
Perbekel I Gusti Ayu Biksuni menjelaskan, selain itu juga membangun senderan untuk memperkuat badan jalan. Setelah rampung jalan tersebut multifungsi. Selain memudahkan petani ke sawah, tegalan, dan kayoan Dedari juga kelancaran mengangkut hasil bumi untuk dipasarkan. Pengerjaannya disepakati secara swakelola agar bisa memanfaatkan tenaga setempat dengan harapan ada rasa memiliki akses jalan itu. “Pengerjaannya diawali membersihkan jalur untuk jalan, meratakan lahan, selanjutnya memulai merabat beton. Pengerjaannya selama tiga bulan,” kata I Gusti Ayu Biksuni.
Kegiatan rabat beton juga menjadi pilihan prioritas di sejumlah desa. Seperti yang telah dilakukan di Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, merabat beton sepanjang 150 meter, lebar 2 meter, untuk memudahkan melakukan evakuasi jika Gunung Agung erupsi. Rabat beton di Banjar Sukaluwih dengan biaya Rp 16 juta, merupakan jalan lingkar ke Banjar Geriana Kauh, Desa Duda Utara atau menuju Banjar Santi Desa/Kecamatan Selat, Banjar Abiantiying, Banjar Tegeh, dan Banjar Muntig Desa Amerta Bhuana.
Begitu juga jalan rabat beton yang tengah dikerjakan untuk kepentingan petani menghubungkan pusat Desa Rendang Kecamatan Rendang menuju areal sawah di Tempek Tuug Banjar Langsat Desa Rendang dan Tempek Tinggaan dengan biaya Rp 451 juta. Dana itu berasal dari ADD (alokasi dana desa). Jalan rabat beton tengah dikerjakan sepanjang 2,275 kilometer dan lebar 2 meter. Sementara tuntas dibangun 1,5 kilometer, pekerjaannya 60 hari dikerjakan secara swakelola. *k16
Pembangunan jalan usaha tani dengan pembentonan ini menggunakan dana desa. Menurut rencana jalan rabat beton menuju kayoan (pancuran) Dedari dengan volume pekerjaan 216,79 meter kubik atau dengan panjang 180 meter, lebar 2,5 meter. Anggaran jalan usaha tani sekaligus akses menuju jalan lingkar desa itu sebesar Rp 199,78 juta dikerjakan secara swakelola.
Perbekel I Gusti Ayu Biksuni menjelaskan, selain itu juga membangun senderan untuk memperkuat badan jalan. Setelah rampung jalan tersebut multifungsi. Selain memudahkan petani ke sawah, tegalan, dan kayoan Dedari juga kelancaran mengangkut hasil bumi untuk dipasarkan. Pengerjaannya disepakati secara swakelola agar bisa memanfaatkan tenaga setempat dengan harapan ada rasa memiliki akses jalan itu. “Pengerjaannya diawali membersihkan jalur untuk jalan, meratakan lahan, selanjutnya memulai merabat beton. Pengerjaannya selama tiga bulan,” kata I Gusti Ayu Biksuni.
Kegiatan rabat beton juga menjadi pilihan prioritas di sejumlah desa. Seperti yang telah dilakukan di Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, merabat beton sepanjang 150 meter, lebar 2 meter, untuk memudahkan melakukan evakuasi jika Gunung Agung erupsi. Rabat beton di Banjar Sukaluwih dengan biaya Rp 16 juta, merupakan jalan lingkar ke Banjar Geriana Kauh, Desa Duda Utara atau menuju Banjar Santi Desa/Kecamatan Selat, Banjar Abiantiying, Banjar Tegeh, dan Banjar Muntig Desa Amerta Bhuana.
Begitu juga jalan rabat beton yang tengah dikerjakan untuk kepentingan petani menghubungkan pusat Desa Rendang Kecamatan Rendang menuju areal sawah di Tempek Tuug Banjar Langsat Desa Rendang dan Tempek Tinggaan dengan biaya Rp 451 juta. Dana itu berasal dari ADD (alokasi dana desa). Jalan rabat beton tengah dikerjakan sepanjang 2,275 kilometer dan lebar 2 meter. Sementara tuntas dibangun 1,5 kilometer, pekerjaannya 60 hari dikerjakan secara swakelola. *k16
Komentar