Penataan Muara Tukad Mati Diawali Pembangunan Tanggul
Penataan muara Tukad Mati di Kuta, Kecamatan Kuta, Badung oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida dimulai dengan pembangunan tanggul pada sisi kiri dan kanan (timur dan barat) sungai.
MANGUPURA, NusaBali
Penataan ini untuk normalisasi muara dari sedimentasi. Kasatker Pelaksana Jaringan Sumber Air dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida I Putu Eddy Purnawijaya, mengungkapkan saat ini sudah melakukan pengerjaan fisik tanggul pada sisi kanan atau sisi barat muara. Total panjang tanggul sekitar 1 kilometer.
Penataan muara yang ditargetkan selesai pada 2019 ini pada prinsipnya untuk memperlebar muara sungai. Saat ini aliran air pada muara tukad ini menyempit. Penyempitan itu terjadi akibat adanya sedimen yang mengendap.
“Dibuatkan tanggul itu agar muara mudah dibersihkan sehingga tak menyempit. Setelah dibangun tanggul, nanti sedimennya dikeruk agar aliran airnya lancar menuju laut,” ungkap Purnawijaya ketika dikonfirmasi, Minggu (24/6).
Dijelaskannya, setelah pembangunan tanggul pada sisi kiri dan kanan sungai, pada muara sungai akan dibangun bendung gerak. Bendung ini bertujuan untuk menghindari terjadinya banjir rob. Karena selama ini jika terjadi banjir bersamaan dengan air laut pasang, air banjir terhambat sehingga meluap.
“Tujuannya agar air banjir tetap bisa terbuang ke laut meski terjadi air pasang. Sementara sedimennya nanti kami akan lihat situasinya. Kalau bisa dibuang sekitar sana akan dibuang di sana. Kalau tidak, maka akan dicarikan tempat untuk dibuang ke luar,” imbuhnya.
Dia menjelaskan pengerjaan normalisasi Tukad Mati ini dilakukan selama tiga tahun anggaran, yakni 2017 hingga 2019 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 742 hari kerja. Normalisasi ini selain penataan pada muara juga pengerukan sedimentasi pada tukad sepanjang 8 kilometer, penambahan tinggi pada tanggul yang sering terjadi luapan air saat banjir, dan penataan lainnya.
“Pengerjaan proyek ini dibagi dalam dua segmen. Segmen pertama dimulai dari daerah Gunung Soputan hingga Sunset Road. Segmen duanya dari Sunset Road menuju muaranya,” ungkap Purnawijaya. *p
Penataan muara yang ditargetkan selesai pada 2019 ini pada prinsipnya untuk memperlebar muara sungai. Saat ini aliran air pada muara tukad ini menyempit. Penyempitan itu terjadi akibat adanya sedimen yang mengendap.
“Dibuatkan tanggul itu agar muara mudah dibersihkan sehingga tak menyempit. Setelah dibangun tanggul, nanti sedimennya dikeruk agar aliran airnya lancar menuju laut,” ungkap Purnawijaya ketika dikonfirmasi, Minggu (24/6).
Dijelaskannya, setelah pembangunan tanggul pada sisi kiri dan kanan sungai, pada muara sungai akan dibangun bendung gerak. Bendung ini bertujuan untuk menghindari terjadinya banjir rob. Karena selama ini jika terjadi banjir bersamaan dengan air laut pasang, air banjir terhambat sehingga meluap.
“Tujuannya agar air banjir tetap bisa terbuang ke laut meski terjadi air pasang. Sementara sedimennya nanti kami akan lihat situasinya. Kalau bisa dibuang sekitar sana akan dibuang di sana. Kalau tidak, maka akan dicarikan tempat untuk dibuang ke luar,” imbuhnya.
Dia menjelaskan pengerjaan normalisasi Tukad Mati ini dilakukan selama tiga tahun anggaran, yakni 2017 hingga 2019 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 742 hari kerja. Normalisasi ini selain penataan pada muara juga pengerukan sedimentasi pada tukad sepanjang 8 kilometer, penambahan tinggi pada tanggul yang sering terjadi luapan air saat banjir, dan penataan lainnya.
“Pengerjaan proyek ini dibagi dalam dua segmen. Segmen pertama dimulai dari daerah Gunung Soputan hingga Sunset Road. Segmen duanya dari Sunset Road menuju muaranya,” ungkap Purnawijaya. *p
Komentar