Tour de Java, SBY Siapkan Pesaing untuk Jokowi
Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mulai mencari sosok yang bisa menyaingi Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang.
JAKARTA, NusaBali
Meski banyak yang meminta dirinya untuk maju lagi, SBY memastikan tidak akan kembali nyapres.
"Kita jalan beberapa hari ini sudah ada yang khawatir. Ini ngapain SBY jangan-jangan mau maju lagi jadi Presiden," ungkap SBY di sela-sela perjalanan Tour de Java di Purworejo, Jawa Tengah, Jumat (11/3) malam. SBY bersama fungsionaris PD melakukan safari ke sejumlah daerah di Pulau Jawa untuk menyerap aspirasi rakyat. Sekaligus untuk berkonsolidasi dengan DPC terkait persiapan Pilkada 2017 dan 2018.
"Sampai saya katakan how many times I told you bahwa saya sudah selesai, sudah 10 tahun jadi ada yang curiga kalau teman-teman saat lihat saya ketemu rakyat tahu kan," kata SBY.
Ternyata muhibah ini dimaksudkan SBY juga untuk mencari sosok yang tepat untuk dibawa Demokrat menuju RI satu. Dalam beberapa kesempatan saat berinteraksi dengan masyarakat selama Tour de Java, memang ada satu atau dua warga yang memanggil SBY dengan sebutan Presiden. Atau memintanya kembali menjabat sebagai pemimpin negara.
"Ya kalian tahu kan, mereka 'pak jadi presiden' (saya jawab) sudah bu. (Dijawab lagi) lagi pak. (Saya) malah dimarahi. Akhirnya (saya katakan) bu, kita cari yuk capres lain. Nanti biar berkompetisi dengan pak Jokowi," ucap suami dari Ani Yudhoyono itu dilansir detik.com.
"Nanti terserah rakyat, lalu Tuhan memilih siapa. Nah tugas saya mempersiapkan someone itu, (siapa) kira-kira. Tapi bukan saya. (Kalau ditanya) siapa pak? Nanti istikharoh dulu," imbuh SBY sambil tersenyum simpul. Sementara itu Sekjen PD Hinca Panjaitan mengungkapkan bahwa di internal partai, baik dari tingkat cabang hingga pusat, selalu meminta agar SBY kembali menjadi presiden. Namun tentunya itu dinilai tidak bisa dilakukan karena terbentur dengan undang-undang. "Semua meminta beliau (SBY), karena itu kita carikan yang terbaik. Tapi kita tidak menutup ini tidak boleh dan ini boleh. Kita tampung dulu semua inginnya masyarakat. Pada waktunya kita akan umumkan," jelas Hinca di lokasi yang sama, Sabtu (12/3).
"Di dalam pertemuan-pertemuan elite partai, hampir semua teman-teman minta bapak jadi presiden lagi, tapi akhirnya balik lagi ke UU. Diskusi tentang itu jadi menu politik kami ketika kami berbincang," tambahnya.
Hinca pun mengaku bahwa ia mendapat tugas khusus untuk sejak dini mencari sosok-sosok yang dianggap berpotensi untuk bisa diusung dalam Pilpres mendatang. Ia juga menggunakan kesempatan tour de Java untuk mendapatkan masukan-masukan, khususnya dari tingkat DPC.
"Saya termasuk orang yang setiap hari merekam, mencari dan melaporkan. Jadi dicarikan orang yang match, mature, usianya pas. Maka keliling-keliling itu. Nama-namanya? Biar kami pilih. Mungkin akan ada beberapa kejutan di depan ketika kami umumkan sejumlah nama. Kita incar-incar, kita ikuti," terang Wakil Ketua PSSI tersebut.
Mengenai penjaringan dengan cara konvensi seperti yang dilakukan PD untuk Pilpres 2014 lalu, tidak akan dilakukan lagi mengingat pada 2019 nanti Pileg dan Pilpres akan diselenggarakan secara serentak. "Konvensi pelajaran berharga bagi demokrasi dan PD tidak menyesal melakukannya. Tapi karena besok serentak jadi kami anggap sudah tidak pas lagi. Kita cari model lain. Tour de Java jadi salah satunya," tukas Hinca. 7
1
Komentar