Bahas Parkir Liar, Camat Kutsel Panggil Lurah dan LPM
Kendala yang dihadapi untuk mengatur parkir kendaraan, khususnya bus besar, adalah tidak adanya lahan.
MANGUPURA, NusaBali
Camat Kuta Selatan Made Widiana memanggil Lurah Benoa dan Tanjung Benoa beserta LPM untuk membahas parkir liar, terutama di Lapangan Lagoon di kawasan ITDC, Nusa Dua, Selasa (26/6). Pembahasan terkait parkir liar ini karena banyaknya keluhan masyarakat akibat kemacetan yang terjadi di kawasan dimaksud, karena yang parkir di lapangan itu adalah bus berukuran besar.
Camat asal Kedonganan ini memanggil lurah dan LPM dari dua kelurahan ini untuk mencari solusi terbaik. Menurutnya masalah itu harus teratasi, karena pada Oktober mendatang akan ada pertemuan tahunan IMF–World Bank.
“Kendala yang kami hadapi dalam mengatur parkir kendaraan ini adalah tak adanya lahan. Saat ini memang sudah ada tempat parkir, namun masih dalam tahap pengerjaan dan sudah memasuki tahap penyelesaian. Namun saya sudah meminta kepada dinas terkait untuk dipakaikan sementara sebelum diresmikan,” kata Widiana.
Dia mengaku di wilayah Kuta Selatan khususnya Nusa Dua, untuk jangka penjang perlu adanya sentral parkir. Selain itu juga harus ada shuttle bus. Hal itu untuk menekan kemacetan. Menurutnya setiap tahun jumlah kendaraan semakin banyak, sementara tempat parkir tak bertambah.
“Kami berencana untuk jangka panjangnya harus ada sentral parkir dan layanan penumpanya dengan shuttle bus. Sebab kalau tidak, masalah kemacetan ini akan tetap ada. Kasihan masyarakat di sana. Mau jalan saja setengah mati karena kemacetan. Syukur nanti kalau ada alternatif lain misalnya jalan lingkar ke Tanjung Benoa sehingga mengurangi beban di Jalan Pratama,” tutur Widiana.
Lurah Tanjung Benoa Wayan Kembar mengaku masalah kemacetan akibat parkir ini adalah masalah lama bahkan sudah puluhan tahun dikeluhkan. “Masalah ini sudah lama terjadi. Dari dulu sudah diupayakan untuk memecahkan persoalan ini tetapi masalah macet tetap tak terselesaikan. Masalah utama yang terjadi adalah kekurangan tempat parkir yang representatif,” ucapnya.
Ketua LPM Kelurahan Benoa I Wayan Ambara Putra mengemukakan, lokasi itu masuk dalam wilayah kelurahannya. Namun LPM Kelurahan Benoa tak memiliki kewenangan untuk mengatur hal tersebut. Karena saat ini lahan dimaksud sudah diserahkan ke Pemkab Badung. “Kami tak tahu apakah bus itu adalah bus pengantar tamu ke Tanjung Benoa atau bus pengantar wisatawan ke ITDC,” tuturnya.
Dia menawarkan untuk parkir di lahan parkir ITDC. Menurutnya, LPM Benoa siap berkomunikasi dengan ITDC. “Kebetulan LPM Benoa bekerja sama dengan ITDC. Nanti coba kami koordinasikan. Banyaknya bus yang ada di sana menimbukan kesan kumuh. Karena tak sedikit yang tak tertib membuang sampah. Sampah-sampah itu tak ada yang bersihkan,” kata Ambara Putra. *p
Camat Kuta Selatan Made Widiana memanggil Lurah Benoa dan Tanjung Benoa beserta LPM untuk membahas parkir liar, terutama di Lapangan Lagoon di kawasan ITDC, Nusa Dua, Selasa (26/6). Pembahasan terkait parkir liar ini karena banyaknya keluhan masyarakat akibat kemacetan yang terjadi di kawasan dimaksud, karena yang parkir di lapangan itu adalah bus berukuran besar.
Camat asal Kedonganan ini memanggil lurah dan LPM dari dua kelurahan ini untuk mencari solusi terbaik. Menurutnya masalah itu harus teratasi, karena pada Oktober mendatang akan ada pertemuan tahunan IMF–World Bank.
“Kendala yang kami hadapi dalam mengatur parkir kendaraan ini adalah tak adanya lahan. Saat ini memang sudah ada tempat parkir, namun masih dalam tahap pengerjaan dan sudah memasuki tahap penyelesaian. Namun saya sudah meminta kepada dinas terkait untuk dipakaikan sementara sebelum diresmikan,” kata Widiana.
Dia mengaku di wilayah Kuta Selatan khususnya Nusa Dua, untuk jangka penjang perlu adanya sentral parkir. Selain itu juga harus ada shuttle bus. Hal itu untuk menekan kemacetan. Menurutnya setiap tahun jumlah kendaraan semakin banyak, sementara tempat parkir tak bertambah.
“Kami berencana untuk jangka panjangnya harus ada sentral parkir dan layanan penumpanya dengan shuttle bus. Sebab kalau tidak, masalah kemacetan ini akan tetap ada. Kasihan masyarakat di sana. Mau jalan saja setengah mati karena kemacetan. Syukur nanti kalau ada alternatif lain misalnya jalan lingkar ke Tanjung Benoa sehingga mengurangi beban di Jalan Pratama,” tutur Widiana.
Lurah Tanjung Benoa Wayan Kembar mengaku masalah kemacetan akibat parkir ini adalah masalah lama bahkan sudah puluhan tahun dikeluhkan. “Masalah ini sudah lama terjadi. Dari dulu sudah diupayakan untuk memecahkan persoalan ini tetapi masalah macet tetap tak terselesaikan. Masalah utama yang terjadi adalah kekurangan tempat parkir yang representatif,” ucapnya.
Ketua LPM Kelurahan Benoa I Wayan Ambara Putra mengemukakan, lokasi itu masuk dalam wilayah kelurahannya. Namun LPM Kelurahan Benoa tak memiliki kewenangan untuk mengatur hal tersebut. Karena saat ini lahan dimaksud sudah diserahkan ke Pemkab Badung. “Kami tak tahu apakah bus itu adalah bus pengantar tamu ke Tanjung Benoa atau bus pengantar wisatawan ke ITDC,” tuturnya.
Dia menawarkan untuk parkir di lahan parkir ITDC. Menurutnya, LPM Benoa siap berkomunikasi dengan ITDC. “Kebetulan LPM Benoa bekerja sama dengan ITDC. Nanti coba kami koordinasikan. Banyaknya bus yang ada di sana menimbukan kesan kumuh. Karena tak sedikit yang tak tertib membuang sampah. Sampah-sampah itu tak ada yang bersihkan,” kata Ambara Putra. *p
1
Komentar