Pastika Siapkan Karpet Merah untuk Calon Gubernur Terpilih
Gubernur Bali Made Mangku Pastika sudah menyiapkan karpet merah buat Cagub-Cawabup Bali 2018-2023 hasil Pilgub 2018.
DENPASAR, NusaBali
Pastika pun akan berbicara dengan calon penggantinya begitu ada penetapan Cagub-Cawagub terpilih nanti, demi kelanjutan program pembangunan di Bali 5 tahun ke depan.
Gubernur Pastika menyebutkan, paling tidak dalam sehari-dua hari ke depan sudah bisa diperkirakan siapa di antara pawangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace) dan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) yang keluar sebagai pemenang Pilgub Bali 2018. Dirinya siapkan segala sesuatu untuk kelanjutan program pembangunan Bali melalui pemimpin baru nanti.
“Karpet merah sudah kita siapkan bagi pemimpin Bali yang terpilih nanti. Siapa pun yang terpilih, saya sudah siapkan itu,” ujar Pastika kepada NusaBali saat tiba di TPS 12 SDN 5 Desa Penatih, Kecamatan Denpasar Timur untuk menggunakan hak suaranya bersama keluarga, Rabu (27/6) pagi
Menurut Pastika, hasil Pilgub Bali sudah bisa diperkirakan hasilnya, karena ada lembaga survei yang melakukan quick count. Meski begitu, Pastika berharap seluruh elemen masyarakat menunggu hasil resmi dari KPU Bali. “Nanti tunggu penetapan KPU Bali dulu. Sekarang nyoblos dulu,” tegas mantan Kapolda Bali ini yang kemarin didampingi sang istri, Ni Made Ayu Putri Pastika.
Seusai nyoblos, Pastika kemarin memberikan keterangan pers kepada awak media yang telah menunggunya. Menurut Pastika, siapa pun yang terpilih tetap adalah putra terbaik Bali. Pastika berharap seluruh warga Pulau Bali tetap memegang prinsip menyamabraya peturu Bali. “Tetap menjadi satu dalam kedamaian setelah penghitungan suara nanti,” katanya.
Pastika juga mengimbau kepada seluruh masyarakatnya agar terus menjaga kondusivitas dan keamanan lingkungan usai Pilkada serentak 2018 ini. “Sekarang di sini hanya ada dua pasangan calon yang semuanya itu adalah putra-putra terbaik kita, dan semua sudah pernah menjadi pemimpin dan bahkan ada yang masih duduk sebagai pemimpin. Karena itu, siapa pun yang terpilih, saya mengimbau kepada seluruh krama Bali agar jaga kondusivitas wilayah tetap damai.”
Menurut Pastika, Gubernur-Wakil Gubernur Bali terpilih nanti memiliki PR yang lumayan sebagai ujian, yakni pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Oktober 2018 mendatang, yang dihadiri 15.000 orang dari 189 negara, termasuk 5000 wartawan seluruh dunia. Dalam pelaksanaan event akbar ini, tantangannya adalah masalah keamanan.
“PR besarnya itu mempersiapkan pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank, terutama masalah keamanan. Harus kita hati-hati dengan masalah keamanan, karena ini Bali daerah tujuan wisata. Apalagi, hari ini sudah ada ketangkap di Bali (dicurigai sebagai terduga teroris, di Jalan Gandapura Denpasar Timur, Red). Kita harus waspada,” tegas Pastika.
Selain itu, masih ada beberapa permasalahan yang harus dihadapi pemimpin Bali terpilih nanti. Salah satunya, mengatasi kemacetan yang masih terjadi di beberapa simpang, mengingat sebagian besar penduduk Bali hidup dari dunia pariwisata. Masalah lainnya, pengembangan dan pemerataan pembangunan daerah-daerah selain Bali Selatan, mulai dari Karangasem, Tabanan, Buleleng, hingga Jembrana.
“Yang tidak kalah penting adalah mengambil langkah-langkah untuk pembangunan Bandara Bali Utara yang sudah lama sekali kita tempuh, 10 tahun, tapi memang banyak benturan akibat kewenangannya tidak 100 persen di provinsi. Selain juga terdapat permasalahan keamanan infrastruktur menuju lokasi bandara, sehingga hal ini bukan hanya menyangkut masalah anggaran yang merupakan aspek non fisik yang harus dipikirkan,” katanya.
Sebagai titipan untuk pemimpin Bali terpilih nantinya, Pastika menginginkan agar program Bali Mandara yang masih relevan dan dibutuhkan oleh masyarakat secara luas untuk dapat dilanjutkan dan disempurnakan. “Kalau program yang memang sudah tidak relevan, ya harus distop karena waktu bergerak terus. Kan zaman adalah tantangan yang terus berubah, tidak selamanya sama,” katanya. *nat
Gubernur Pastika menyebutkan, paling tidak dalam sehari-dua hari ke depan sudah bisa diperkirakan siapa di antara pawangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace) dan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) yang keluar sebagai pemenang Pilgub Bali 2018. Dirinya siapkan segala sesuatu untuk kelanjutan program pembangunan Bali melalui pemimpin baru nanti.
“Karpet merah sudah kita siapkan bagi pemimpin Bali yang terpilih nanti. Siapa pun yang terpilih, saya sudah siapkan itu,” ujar Pastika kepada NusaBali saat tiba di TPS 12 SDN 5 Desa Penatih, Kecamatan Denpasar Timur untuk menggunakan hak suaranya bersama keluarga, Rabu (27/6) pagi
Menurut Pastika, hasil Pilgub Bali sudah bisa diperkirakan hasilnya, karena ada lembaga survei yang melakukan quick count. Meski begitu, Pastika berharap seluruh elemen masyarakat menunggu hasil resmi dari KPU Bali. “Nanti tunggu penetapan KPU Bali dulu. Sekarang nyoblos dulu,” tegas mantan Kapolda Bali ini yang kemarin didampingi sang istri, Ni Made Ayu Putri Pastika.
Seusai nyoblos, Pastika kemarin memberikan keterangan pers kepada awak media yang telah menunggunya. Menurut Pastika, siapa pun yang terpilih tetap adalah putra terbaik Bali. Pastika berharap seluruh warga Pulau Bali tetap memegang prinsip menyamabraya peturu Bali. “Tetap menjadi satu dalam kedamaian setelah penghitungan suara nanti,” katanya.
Pastika juga mengimbau kepada seluruh masyarakatnya agar terus menjaga kondusivitas dan keamanan lingkungan usai Pilkada serentak 2018 ini. “Sekarang di sini hanya ada dua pasangan calon yang semuanya itu adalah putra-putra terbaik kita, dan semua sudah pernah menjadi pemimpin dan bahkan ada yang masih duduk sebagai pemimpin. Karena itu, siapa pun yang terpilih, saya mengimbau kepada seluruh krama Bali agar jaga kondusivitas wilayah tetap damai.”
Menurut Pastika, Gubernur-Wakil Gubernur Bali terpilih nanti memiliki PR yang lumayan sebagai ujian, yakni pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Oktober 2018 mendatang, yang dihadiri 15.000 orang dari 189 negara, termasuk 5000 wartawan seluruh dunia. Dalam pelaksanaan event akbar ini, tantangannya adalah masalah keamanan.
“PR besarnya itu mempersiapkan pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank, terutama masalah keamanan. Harus kita hati-hati dengan masalah keamanan, karena ini Bali daerah tujuan wisata. Apalagi, hari ini sudah ada ketangkap di Bali (dicurigai sebagai terduga teroris, di Jalan Gandapura Denpasar Timur, Red). Kita harus waspada,” tegas Pastika.
Selain itu, masih ada beberapa permasalahan yang harus dihadapi pemimpin Bali terpilih nanti. Salah satunya, mengatasi kemacetan yang masih terjadi di beberapa simpang, mengingat sebagian besar penduduk Bali hidup dari dunia pariwisata. Masalah lainnya, pengembangan dan pemerataan pembangunan daerah-daerah selain Bali Selatan, mulai dari Karangasem, Tabanan, Buleleng, hingga Jembrana.
“Yang tidak kalah penting adalah mengambil langkah-langkah untuk pembangunan Bandara Bali Utara yang sudah lama sekali kita tempuh, 10 tahun, tapi memang banyak benturan akibat kewenangannya tidak 100 persen di provinsi. Selain juga terdapat permasalahan keamanan infrastruktur menuju lokasi bandara, sehingga hal ini bukan hanya menyangkut masalah anggaran yang merupakan aspek non fisik yang harus dipikirkan,” katanya.
Sebagai titipan untuk pemimpin Bali terpilih nantinya, Pastika menginginkan agar program Bali Mandara yang masih relevan dan dibutuhkan oleh masyarakat secara luas untuk dapat dilanjutkan dan disempurnakan. “Kalau program yang memang sudah tidak relevan, ya harus distop karena waktu bergerak terus. Kan zaman adalah tantangan yang terus berubah, tidak selamanya sama,” katanya. *nat
1
Komentar