Paparan Abu Erupsi Terasa di Buleleng
Sejumlah warga di wilayah Buleleng, merasakan paparan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung.
SINGARAJA, NusaBali
Namun sejauh ini belum ada gelombang pengungsi yang masuk ke wilayah Buleleng dari Karangasem.
Paparan abu vuklanik dirasakan warga di wilayah Kecamatan Banjar hingga wilayah Kecamatan Busungbiu. Warga setempat mengaku kaget, ketika pagi hari teras rumahnya terpapar abu. Warga mengira abu tersebut adalah debu biasa, namun setelah diamati lebih lanjut debu itu adalah abu. “Pagi baru bangun, kok sudah ada debu banyak sekali dilantai. Ternyata itu abu Gunung Agung,” kata Ketut Rawa, warga asal Desa Cempaga, Kecamatan Banjar,Jumat (29/6).
Hal serupa juga dialami oleh warga yang dibeberapa tempat di wilayah Kecamatan Busungbiu. Di Desa Kedis, Busungbiu misalnya, warga mengaku paparan abu terlihat jelas di dedaunan. “Di atas daun kelihatan sekali, tipis tapi banyak daun yang berisi abu,” ujarnya.
Sementara, Pemkab Buleleng tetap mewaspadai peningkatan aktivitas Gunung Agung, meksi sejauh ini belum ada gelombang pengungsi yang masuk ke Buleleng. Selama ini penanganan pengungsi Gunung Agung, dilakukan oleh Satgas Penanganan Pengungsi. Hanya satgas telah bubar beberapa waktu, lantaran tak ada lagi warga yang mengungsi ke Buleleng.
“Tapi jika ada pengungsi datang lagi ke Buleleng, maka satgas akan diaktifkan kembali. Kami sudah siap menampung para pengungsi, sesuai dengan skema yang dulu,” kata Asisten Tata Pemerintahan Setda Buleleng, Made Arya Sukerta.
Menurut Arya, hingga kini belum ada gerakan pengungsi masuk ke Kabupaten Buleleng. Kalau toh ada warga yang mengungsi, mereka lebih banyak mengungsi di internal Kabupaten Karangasem.
Merujuk arahan Gubernur Bali Made Mangku Pastika beberapa bulan lalu, para pengungsi akan difokuskan di desa-desa aman yang ada di Kabupaten Karangasem. Apabila ada peningkatan status, tak menutup kemungkinan para pengungsi akan datang ke Kabupaten Buleleng.
“Bila pengungsi datang, semua kami tampung di bale banjar, wantilan, balai masyarakat, bale subak, pokoknya semua fasum yang ada. Seandainya fasum tidak menampung, baru kami arahkan ke posko. Tapi itu juga sifatnya amat sangat sementara,” imbuh Arya.
Pihaknya pun telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Dinas Sosial Buleleng, mengambil langkah-langkah siaga. Sehingga saat pengungsi menyatakan datang, maka pemerintah telah siap menempatkan para pengungsi di lokasi yang telah ditentukan. *k19
Namun sejauh ini belum ada gelombang pengungsi yang masuk ke wilayah Buleleng dari Karangasem.
Paparan abu vuklanik dirasakan warga di wilayah Kecamatan Banjar hingga wilayah Kecamatan Busungbiu. Warga setempat mengaku kaget, ketika pagi hari teras rumahnya terpapar abu. Warga mengira abu tersebut adalah debu biasa, namun setelah diamati lebih lanjut debu itu adalah abu. “Pagi baru bangun, kok sudah ada debu banyak sekali dilantai. Ternyata itu abu Gunung Agung,” kata Ketut Rawa, warga asal Desa Cempaga, Kecamatan Banjar,Jumat (29/6).
Hal serupa juga dialami oleh warga yang dibeberapa tempat di wilayah Kecamatan Busungbiu. Di Desa Kedis, Busungbiu misalnya, warga mengaku paparan abu terlihat jelas di dedaunan. “Di atas daun kelihatan sekali, tipis tapi banyak daun yang berisi abu,” ujarnya.
Sementara, Pemkab Buleleng tetap mewaspadai peningkatan aktivitas Gunung Agung, meksi sejauh ini belum ada gelombang pengungsi yang masuk ke Buleleng. Selama ini penanganan pengungsi Gunung Agung, dilakukan oleh Satgas Penanganan Pengungsi. Hanya satgas telah bubar beberapa waktu, lantaran tak ada lagi warga yang mengungsi ke Buleleng.
“Tapi jika ada pengungsi datang lagi ke Buleleng, maka satgas akan diaktifkan kembali. Kami sudah siap menampung para pengungsi, sesuai dengan skema yang dulu,” kata Asisten Tata Pemerintahan Setda Buleleng, Made Arya Sukerta.
Menurut Arya, hingga kini belum ada gerakan pengungsi masuk ke Kabupaten Buleleng. Kalau toh ada warga yang mengungsi, mereka lebih banyak mengungsi di internal Kabupaten Karangasem.
Merujuk arahan Gubernur Bali Made Mangku Pastika beberapa bulan lalu, para pengungsi akan difokuskan di desa-desa aman yang ada di Kabupaten Karangasem. Apabila ada peningkatan status, tak menutup kemungkinan para pengungsi akan datang ke Kabupaten Buleleng.
“Bila pengungsi datang, semua kami tampung di bale banjar, wantilan, balai masyarakat, bale subak, pokoknya semua fasum yang ada. Seandainya fasum tidak menampung, baru kami arahkan ke posko. Tapi itu juga sifatnya amat sangat sementara,” imbuh Arya.
Pihaknya pun telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Dinas Sosial Buleleng, mengambil langkah-langkah siaga. Sehingga saat pengungsi menyatakan datang, maka pemerintah telah siap menempatkan para pengungsi di lokasi yang telah ditentukan. *k19
Komentar