Ganggu Kertiban Umum, Anak Punk Dipulangkan
Lima anak yang mengaku anak punk asal Jember, Jawa Timur dipulangkan oleh jajaran Satpol PP Tabanan ke asalnya melalaui Terminal Pesiapan, Desa Dauh Peken, Kecamatan, Tabanan, Jumat (29/6).
TABANAN, NusaBali
Mereka kedapatan mengamen dan menganggu ketertiban di sekitaran lampu pengatur lalin Banjar Gerokgak, Tabanan. Sebelum dipulangkan, mereka diberikan hukuman push up. Adapun lima anak punk yang diciduk yakni Pebrian Edy Prayoga, M Pebri Tirtadi, Imam Masnadi, Silfi Nur Ayu, dan Ahamad Fatur Mukarobin. Mereka mengamen mengaku kehabisan bekal. Tujuan ngamen agar memperoleh uang bisa berkumpul dengan sesama anak punk lainnya.
Kepala Satpol PP Tabanan I Wayan Sarba mengatakan, kelima anak punk ini didapat sedang ngamen di lampu pengatur lalin Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan. Karena mengganggu ketertiban umum dan arus lalulintas dan melanggar Perda nomor 12 tahun 2002 akhirnya mereka digiring ke Terminal Pesiapan oleh Satpol PP. "Ada lima orang kami ciduk, satu perempuan," ungkapnya.
Kata dia, setelah di terminal mereka didata. Rata-rata statusnya masih pelajar SMP dan SMA, bahkan ada yang tidak naik kelas. Mereka mengaku ke Bali pada Kamis malam, dengan numpang truk. Namun sampai di Bali mengaku kehilangan bekal. "Kami suruh push up setelah didata. Tampangnya urakan sekali, rambut dicat semua," beber Sarba.
Sarba menegaskan, kelima anak punk ini langsung dipulangkan ke asalnya dengan dibekali uang saku untuk membayar bus. "Kami data rata-rata tidak diketahui orangtua pergi ke Bali. Karena mempunyai masalah keluarga. Ada orangtuanya yang sudah cerai, dan tidak diperhatikan sama orangtuanya," tegas Sarba.
Dihari yang sama, Tim Yustisi Satpol PP Tabanan juga melakukan sidak penduduk pendatang di Terminal Pesiapan. Sasarannya warga Tabanan atau pemudik yang tidak melengkapi administrasi kependudukan. "Ada 12 orang yang ditindak dan langsung sidang ditempat," ujar Sarba.
Dia smengatakan sidak digelar dengan mengajak pihak kepolisian, Disdukcapil, Kepolisian, Kejaksaan dan Dinas Perhubungan. Rata-rata pelanggar yang ditindak, kebanyakan belum miliki KTP elektronik, tidak bawa KTP bahkan tanpa membawa identitas. "Sidak duktang kami lakukan guna menjaga keamanan di Tabanan dan mengantisipasi adanya teroris," tegasnya. Menurutnya sidak baru dilakukan karena sebelumnya masih suasana Pilgub Bali. Karena Pilgub Bali telah usai, selain sidak di Terminal Pesiapan juga akan menyasar kost-kostan dan rumah kontrakan. "Tetapi sidak kali ini yang melanggar sedikit," tandasnya. *d
Mereka kedapatan mengamen dan menganggu ketertiban di sekitaran lampu pengatur lalin Banjar Gerokgak, Tabanan. Sebelum dipulangkan, mereka diberikan hukuman push up. Adapun lima anak punk yang diciduk yakni Pebrian Edy Prayoga, M Pebri Tirtadi, Imam Masnadi, Silfi Nur Ayu, dan Ahamad Fatur Mukarobin. Mereka mengamen mengaku kehabisan bekal. Tujuan ngamen agar memperoleh uang bisa berkumpul dengan sesama anak punk lainnya.
Kepala Satpol PP Tabanan I Wayan Sarba mengatakan, kelima anak punk ini didapat sedang ngamen di lampu pengatur lalin Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan. Karena mengganggu ketertiban umum dan arus lalulintas dan melanggar Perda nomor 12 tahun 2002 akhirnya mereka digiring ke Terminal Pesiapan oleh Satpol PP. "Ada lima orang kami ciduk, satu perempuan," ungkapnya.
Kata dia, setelah di terminal mereka didata. Rata-rata statusnya masih pelajar SMP dan SMA, bahkan ada yang tidak naik kelas. Mereka mengaku ke Bali pada Kamis malam, dengan numpang truk. Namun sampai di Bali mengaku kehilangan bekal. "Kami suruh push up setelah didata. Tampangnya urakan sekali, rambut dicat semua," beber Sarba.
Sarba menegaskan, kelima anak punk ini langsung dipulangkan ke asalnya dengan dibekali uang saku untuk membayar bus. "Kami data rata-rata tidak diketahui orangtua pergi ke Bali. Karena mempunyai masalah keluarga. Ada orangtuanya yang sudah cerai, dan tidak diperhatikan sama orangtuanya," tegas Sarba.
Dihari yang sama, Tim Yustisi Satpol PP Tabanan juga melakukan sidak penduduk pendatang di Terminal Pesiapan. Sasarannya warga Tabanan atau pemudik yang tidak melengkapi administrasi kependudukan. "Ada 12 orang yang ditindak dan langsung sidang ditempat," ujar Sarba.
Dia smengatakan sidak digelar dengan mengajak pihak kepolisian, Disdukcapil, Kepolisian, Kejaksaan dan Dinas Perhubungan. Rata-rata pelanggar yang ditindak, kebanyakan belum miliki KTP elektronik, tidak bawa KTP bahkan tanpa membawa identitas. "Sidak duktang kami lakukan guna menjaga keamanan di Tabanan dan mengantisipasi adanya teroris," tegasnya. Menurutnya sidak baru dilakukan karena sebelumnya masih suasana Pilgub Bali. Karena Pilgub Bali telah usai, selain sidak di Terminal Pesiapan juga akan menyasar kost-kostan dan rumah kontrakan. "Tetapi sidak kali ini yang melanggar sedikit," tandasnya. *d
Komentar