Pemimpin Harus Punya Pendamping
Dalam cerita yang ditampilkan tersirat bahwa seperti kebanyakan orang, pemimpin yang hebat tentu ada perempuan yang hebat di baliknya yang mendukung.
STI Bali di GSAP Bali Mandara Nawanatya
DENPASAR, NusaBali
Bondres Bali memang selalu mampu memunculkan lawakan segar dan menggelitik. Meski menjadi ajang hiburan, namun dalam setiap pentas bondres selalu menyelipkan pesan-pesan mendalam yang disampaikan kepada penontonnya.
Seperti kelompok Sekaa Topeng Inovatif (STI) Bali yang hadir menghibur penonton dalam ajang Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya, di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali, Minggu (13/3) malam kemarin yang menampilkan bondres dengan judul Raja Agung Asep Meminang Putri Diah Kucita Dewi.
Dalam pementasan tersebut diceritakan, ada Raja Agung Asep dari Jawa Kerajaan Kerto Mulyo dan belum menikah. Karena belum menikah, kerajaannya hancur dan hanya beberapa purnakawannya yang setia yaitu Agus Tut Yudistira, Pekak Gaul, Ngurah Undo.
Prabu Asep ini bermimpi bahwa ia mesti mencari pasangan di kerajaan Mayakerta. Setelah melakukan perjalanan ke kerajaan itu, akhirnya raja ketemu dengan Diah Kucita Dewi dan akhirnya menikah.
Dalam cerita tersebut tersirat bahwa seperti kebanyakan orang, pemimpin yang hebat tentu ada perempuan yang hebat di baliknya yang mendukung. Begitu juga pesan yang disampaikan oleh STI Bali sesungguhnya pempimpin itu mesti punya pendamping yakni istri.
"Setelah menikah baru ada kemakmuran di Kerajaan Kerta Mulyo itu. Pesannya adalah sebagai Raja harus ada pendamping dan ingat menyejahterakan masyarakatnya," ujar koordinator STI Bali, IB Ketut Indra Darmawan alias Gus Meneer.
Penampilan STI Bali di GSAP Minggu malam kemarin, Gus Meneer didukung oleh Liku Ni Ketut Karunia Dewi Nirmala, Ngurah Eka, I Ketut Gede Narmada, dan satu orang menari topeng. Penampilan diiringi oleh Iringan dari Sanggar Tari dan Tabuh Sekar Mas di Peguyangan.
Keberadaan STI Bali sendiri, yang beralamat di Jalan Gumitir no 4, Banjar Kerta Jiwa, Kertalangu, Kesiman, Denpasar, tutur Gus Meneer, awalnya terbentuk sekitar tahun 2008, dimana mereka bertemu dan kebetulan semua anggota itu alumni Kokar yang kini menjadi SMK 3 Sukawati.
Dari pertemuan tersebut mereka mencoba ngayah Topeng untuk ritual. Nah, saat ngayah banyak orang menanyakan keberadaan nama Sekaa topeng mereka. "Seiring waktu kami mencoba mengembangkan sesuai dengan inovatif itu dan diterima oleh masyarakat. Lalu kami bernama Sekaa Topeng Inovatif (STI) Bali," terang Gus Meneer.
Gus Meneer juga menyampaikan, pihaknya mendukung anak muda yang berbakat di bidang seni apa pun, untuk berani mengeksplor diri yang positif, agar kegiatan yang negatif seperti narkoba, miras dan lainnya bisa ditinggalkan. "Karena Bali maju karena seni budaya, bukan yang lain," tegasnya. 7 i
Komentar