Pengerjaan Pelebaran Jalan Imam Bonjol Difokuskan Malam Hari
Pengerjaan proyek pelebaran Jalan Imam Bonjol dari arah Kuta-Denpasar di atas Tukad Teba difokuskan pada malam hari.
MANGUPURA, NusaBali
Pengerjaan jalan sepanjang 2.250 meter ini dilakukan malam hari untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Selain itu, untuk mengejar target progress proyek agar selesai tepat waktu. Saat ini, jalan yang berada di atas sungai itu progresnya mencapai 43 persen. Progres ini minus 2 persen dari target yang ditentukan.
Pejabata Pembuat Komitmen (PPK) Simpang Dewa Ruci, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII, Ida Bagus Made Artamana dikonfirmasi, Selasa (3/7) mengatakan, minus 2 persen dari pengerjaan proyek ini akibat dari proses pemindahan utilitas baik PDAM maupun kabel milik PLN yang berada di lokasi proyek. Dia mengaku saat ini sedang mengejar ketertinggalan itu. “Sekarang sedang dilakukan pemindahan pipa PDAM sepanjang 500 meter. Kini proses pemindahanya sudah memasuki proses tahap akhir,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, pengerjaan juga terkendala lalu-lintas. Dimana siang hari hanya dapat bekerja 5 jam di luar jam sibuk yakni dari pukul 09.00-11.00 Wita kemudian pukul 14.00-16.00 Wita dan sisanya kerja malam hari. Itupun pada siang hari hanya melakukan pekerjaan ringan seperti perapian material dan penggalian kecil-kecil.
Untuk kerja malam pun kata dia, hanya diizinkan dari pukul 23.00 malam hingga pukul 05.00 Wita dini hari. Waktu mulainya bisa dipercepat, tergantung kondisi lalu lintas di sepanjang proyek itu. “Rata-rata pengerjaan malam sejak pukul 11.00 Wita malam hingga pukul 05.00 Wita dini hari. Karena masih minus, kemarin kami sudah memanggil rekanan untuk mempercepat progresnya,” tutur Artamana.
Untuk mempercepat pengerjaan nantinya akan ditambah satu set alat berat lagi. Satu set alat itu nanti akan ditempatkan di simpang Gunung Soputan bagian utara. Alat itu akan dikerjakan ke arah selatan. Nanti jadinya satu set alat yang ada saat ini bekerja menuju utara dan satu set lagi daru utara ke selatan.
Dia mengaku proyek ini ditargetkan selesai Oktober 2018. Namun secara kontrak batas akhirnya hingga Desember. Meski saat ini sebagian sudah terpasang box culvert namun belum bisa dinikmati. Rencana awalnya setiap 100 meter yang selesai dikerjakan langsung diaspal. Namun kendala yang dihadapi di lapangan tak memungkinkan untuk melakukanya.
Selain pengerjaan proyek, saat ini pihaknya juga sudah mulai melakukan penanaman pohon. Hingga kini sudah 800 pohon yang sudah ditanam di sepanjang proyek itu. Pohon-pohon itu untuk menggantikan pohon yang sebelumnya ditebang akibat proyek. “Saat ini kami bingung kami mau tanam lagi. Stok bibit masih banyak. Bingung dalam arti biar kami tak nanam sembarang. Karena nantinya pohon-pohon itu akan membentuk wajah dari jalan tersebut,” tuturnya.
Dia meminta maaf kepada warga masyarakat yang berada di sekitar lokasi proyek karena saat ini pengerjaan sudah menyentuh pemukiman warga. “Kami mohon maaf atas gangguan yang terjadi. Kami berusaha untuk mengantisipasi gangguan itu dengan baik. Terutama jembatan penyeberangan warga. Kalau terganggu, segera hubungi kami atau petugas kami di lapangan,” harapnya. *p
Pengerjaan jalan sepanjang 2.250 meter ini dilakukan malam hari untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Selain itu, untuk mengejar target progress proyek agar selesai tepat waktu. Saat ini, jalan yang berada di atas sungai itu progresnya mencapai 43 persen. Progres ini minus 2 persen dari target yang ditentukan.
Pejabata Pembuat Komitmen (PPK) Simpang Dewa Ruci, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII, Ida Bagus Made Artamana dikonfirmasi, Selasa (3/7) mengatakan, minus 2 persen dari pengerjaan proyek ini akibat dari proses pemindahan utilitas baik PDAM maupun kabel milik PLN yang berada di lokasi proyek. Dia mengaku saat ini sedang mengejar ketertinggalan itu. “Sekarang sedang dilakukan pemindahan pipa PDAM sepanjang 500 meter. Kini proses pemindahanya sudah memasuki proses tahap akhir,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, pengerjaan juga terkendala lalu-lintas. Dimana siang hari hanya dapat bekerja 5 jam di luar jam sibuk yakni dari pukul 09.00-11.00 Wita kemudian pukul 14.00-16.00 Wita dan sisanya kerja malam hari. Itupun pada siang hari hanya melakukan pekerjaan ringan seperti perapian material dan penggalian kecil-kecil.
Untuk kerja malam pun kata dia, hanya diizinkan dari pukul 23.00 malam hingga pukul 05.00 Wita dini hari. Waktu mulainya bisa dipercepat, tergantung kondisi lalu lintas di sepanjang proyek itu. “Rata-rata pengerjaan malam sejak pukul 11.00 Wita malam hingga pukul 05.00 Wita dini hari. Karena masih minus, kemarin kami sudah memanggil rekanan untuk mempercepat progresnya,” tutur Artamana.
Untuk mempercepat pengerjaan nantinya akan ditambah satu set alat berat lagi. Satu set alat itu nanti akan ditempatkan di simpang Gunung Soputan bagian utara. Alat itu akan dikerjakan ke arah selatan. Nanti jadinya satu set alat yang ada saat ini bekerja menuju utara dan satu set lagi daru utara ke selatan.
Dia mengaku proyek ini ditargetkan selesai Oktober 2018. Namun secara kontrak batas akhirnya hingga Desember. Meski saat ini sebagian sudah terpasang box culvert namun belum bisa dinikmati. Rencana awalnya setiap 100 meter yang selesai dikerjakan langsung diaspal. Namun kendala yang dihadapi di lapangan tak memungkinkan untuk melakukanya.
Selain pengerjaan proyek, saat ini pihaknya juga sudah mulai melakukan penanaman pohon. Hingga kini sudah 800 pohon yang sudah ditanam di sepanjang proyek itu. Pohon-pohon itu untuk menggantikan pohon yang sebelumnya ditebang akibat proyek. “Saat ini kami bingung kami mau tanam lagi. Stok bibit masih banyak. Bingung dalam arti biar kami tak nanam sembarang. Karena nantinya pohon-pohon itu akan membentuk wajah dari jalan tersebut,” tuturnya.
Dia meminta maaf kepada warga masyarakat yang berada di sekitar lokasi proyek karena saat ini pengerjaan sudah menyentuh pemukiman warga. “Kami mohon maaf atas gangguan yang terjadi. Kami berusaha untuk mengantisipasi gangguan itu dengan baik. Terutama jembatan penyeberangan warga. Kalau terganggu, segera hubungi kami atau petugas kami di lapangan,” harapnya. *p
1
Komentar