Angkasa Pura Pertebal Runway
Penebalan runway sepanjang 3.000 merter dan lebar 45 meter ditarget rampung setahun. Penebalan runway itu juga dimaksudkan untuk mengakomodir pesawat Airbus 380.
MANGUPURA, NusaBali
PT Angkasa Pura I menganggarkan sekitar Rp 120 miliar untuk mempertebal landasan pacu atau runway di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.
“Mulai April 2016 ini landasan pacu akan dipertebal,” kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Trikora Harjo di Kuta, Senin (14/3).
Pihaknya menargetkan penebalan landasan pacu sepanjang 3.000 meter dan lebar 45 meter itu rampung dalam waktu satu tahun.
Ia menjamin proses penebalan landasan pacu itu tidak mengganggu jadwal penerbangan mengingat dikerjakan pada jam tidak padat lalu lintas penerbangan.
“Kami akan lakukan itu pada saat jadwal penerbangan berkurang mulai pukul 02.00 hingga pukul 07.00 Wita,” imbuhnya.
Penggarap proyek penebalan landasan pacu itu juga sudah memiliki pengalaman melakukan hal serupa di sejumlah bandara di Tanah Air.
Penebalan landasan pacu di salah satu bandara tersibuk di Indonesia itu merupakan bagian dari program peningkatan kemampuan landasan pacu.
Kondisi landasan pacu di bandara setempat, kata dia, laik dan layak untuk menampung lalu lintas penerbangan.
Meski demikian, landasan pacu di bandara yang baru-baru ini meraih predikat bandara terbaik di dunia itu sudah berusia lima tahun, maka harus diperbaharui lagi.
Penebalan landasan pacu itu juga diharapkan ke depan untuk mengakomodir pesawat berukuran jumbo seperti Airbus 380.
Sementara itu, di Bandara Ngurah Rai, kemarin digelar Dharma Shanti Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1938 yang diisi dengan ceramah keagamaan oleh Sulinggih Ida Pedanda Made Gunung. Dharma Santhi Nyepi itu dihadiri para pegawai di lingkungan perusahaan setempat, dilaksanakan di Pura Jagat Tirta, Kompleks Peribadatan Angkasa Pura I.
“Kegiatan bersifat keagamaan sangat dibutuhkan untuk memotivasi diri dan mengembalikan semangat terlebih di tengah-tengah padatnya pekerjaan,” kata Trikora Harjo.
Sulinggih Ida Pedanda Made Gunung dalam ceramahnya menekankan esensi Nyepi yang harus diamalkan umat Hindu di antaranya untuk memberikan kesadaran, kesucian, dan mengendalikan hawa nafsu manusia. “Mengendalikan hawa nafsu dari dalam diri sendiri, itu sangat penting,” ujarnya.
Selain ceramah keagamaan, Dharma Shanti juga diisi dengan tanya jawab dengan para peserta. 7 ant, asa
Komentar