Mengenang Mpu Kuturan di Pura Silayukti
Pamedek berdatangan untuk sembahyang di Pura Dang Kahyangan Silayukti, Banjar Segara, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, Buda Kliwon Pahang, Rabu (4/7).
AMLAPURA, NusaBali
Pujawali di Pura Dang Kahyangan Silayukti dipuput Ida Pedanda Gede Bukit dari Gria Tengah, Banjar Bukit Catu, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis. Pujawali ini sekaligus mengenang perjalanan spiritual Mpu Kuturan.
Pamangku Pura Dang Kahyangan Silayukti, Jro Mangku Antara, menerangkan sesuai sejarahnya Mpu Kuturan menyeberang dari Jawa menggunakan perahu terbuat dari daun kapu-kapu menggunakan bidak daun bende tiba di Pantai Padang (Bai) tahun Saka 923 (tahun Masehi 1.001). Mpu Kuturan ke Bali didorong tiga faktor yakni memenuhi undangan Raja Guna Prya Dharma Patni Udayana Warmadewa, yang kedua bertentangan dengan istrinya Walu Nateng Dirah yang terkenal penganut ilmu sihir, dan melihat isyarat perpecahan Kerajaan Deha, Kediri, Jawa Timur.
Setiba di Pantai Desa Padangbai, Mpu Kuturan melakukan semadi di sebuah bukti timur Desa Padang (Padangbai). Guna mengenang jasa-jasa Ida Bhatara Mpu Kuturan para pengikutnya mendirikan pura diberi nama Pura Dang Kahyangan Silayukti. “Pujawali ini juga untuk mengenang perjalanan spiritual Ida Bhatara Mpu Kuturan,” katanya. Sementara itu, rangkaian upacara diiisi pementasan wayang kulit oleh dalang Jro Mangku Muliana dari Desa Takmung Klungkung, Topeng Sidakarya oleh I Gusti Ngurah Ananjaya dari Jro Santhi, Banjar Santhi, Desa/Kecamatan Selat, dan tari Rejang Renteng oleh PKK Desa Duda, Kecamatan Selat.
Tak ketinggalan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Sekda I Gede Adnya Muliadi, Kapolres AKBP I Gusti Agung Ngurah Ade Panji Anom, Kajari Amlapura I Nyoman Sucitrawan, staf Ahli Bupati Priagung Duarsa dan I Wayan Sutapa tangkil ke pura untuk sembahyang. Rombongan Bupati Karangasem disambut Bendesa Pakraman Padangbai, I Komang Nuriada. *k16
Pujawali di Pura Dang Kahyangan Silayukti dipuput Ida Pedanda Gede Bukit dari Gria Tengah, Banjar Bukit Catu, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis. Pujawali ini sekaligus mengenang perjalanan spiritual Mpu Kuturan.
Pamangku Pura Dang Kahyangan Silayukti, Jro Mangku Antara, menerangkan sesuai sejarahnya Mpu Kuturan menyeberang dari Jawa menggunakan perahu terbuat dari daun kapu-kapu menggunakan bidak daun bende tiba di Pantai Padang (Bai) tahun Saka 923 (tahun Masehi 1.001). Mpu Kuturan ke Bali didorong tiga faktor yakni memenuhi undangan Raja Guna Prya Dharma Patni Udayana Warmadewa, yang kedua bertentangan dengan istrinya Walu Nateng Dirah yang terkenal penganut ilmu sihir, dan melihat isyarat perpecahan Kerajaan Deha, Kediri, Jawa Timur.
Setiba di Pantai Desa Padangbai, Mpu Kuturan melakukan semadi di sebuah bukti timur Desa Padang (Padangbai). Guna mengenang jasa-jasa Ida Bhatara Mpu Kuturan para pengikutnya mendirikan pura diberi nama Pura Dang Kahyangan Silayukti. “Pujawali ini juga untuk mengenang perjalanan spiritual Ida Bhatara Mpu Kuturan,” katanya. Sementara itu, rangkaian upacara diiisi pementasan wayang kulit oleh dalang Jro Mangku Muliana dari Desa Takmung Klungkung, Topeng Sidakarya oleh I Gusti Ngurah Ananjaya dari Jro Santhi, Banjar Santhi, Desa/Kecamatan Selat, dan tari Rejang Renteng oleh PKK Desa Duda, Kecamatan Selat.
Tak ketinggalan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, Sekda I Gede Adnya Muliadi, Kapolres AKBP I Gusti Agung Ngurah Ade Panji Anom, Kajari Amlapura I Nyoman Sucitrawan, staf Ahli Bupati Priagung Duarsa dan I Wayan Sutapa tangkil ke pura untuk sembahyang. Rombongan Bupati Karangasem disambut Bendesa Pakraman Padangbai, I Komang Nuriada. *k16
1
Komentar