Warga dan Petugas Bersitegang di MPP
Warga yang datang ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Denpasar bersitegang dengan oknum petugas saat pengurusan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Gedung Sewaka Dharma (GSD) Lumintang, Denpasar, Kamis (5/7).
Gara-gara Bikin Nomor Antrean Sendiri
DENPASAR, NusaBali
Ketegangan terjadi saat warga yang hendak mengurus SIM diperingatkan agar tidak melakukan antrean dengan menjejerkan map dan benda-benda yang dibawa warga untuk mengingatkan pengambilan antrean mereka.
Namun, seorang warga tidak terima dengan peringatan tersebut yang akhirnya terjadi adu mulut. Petugas dengan salah satu warga tersebut sempat cekcok dan membuat dua warga lainnya ikut ngotot ke petugas yang mengatakan sudah ngantre lama untuk menunggu nomor antrean dibuka. Bahkan petugas sempat memukul meja, sebab warga tersebut dikatakan membuat nomor antrean sendiri dengan menggunakan kertas yang ia buat sendiri.
"Saya sudah dari kemarin ke sini mau mengurus SIM tapi tetap saja nomor antrean kehabisan. Biar gak kehabisan lagi maunya saya buat nomor itu biar gak didahului sama warga lainnya yang datang belakangan. Tapi malah terus diperingatkan padahal kita hanya buat untuk pengambilan nomor saja, " ungkap salah satu warga tersebut.
Warga lainnya juga merasa kecewa dengan kapasitas nomor antrean sedikit. Jika saat itu tidak mendapatkan nomor antrean maka warga harus kembali datang ke MPP untuk mengambil nomor antrean. "Kalau tidak sekarang seperti ini saya buatkan nanti dilewati lagi. Dan saya sama seperti warga lainnya harus berkali-kali balik ke MPP hanya untuk mengurus SIM saja. Seharusnya ini ditambah nomornya," ungkapnya lagi.
Menanggapi kekisruhan itu Kepala UPT Pusat Informasi Publik, Gde Wira Kusuma Wahyudi mendatangi warga untuk menenangkan dari kedua pihak baik petugas dan warga agar tidak terus saling ngotot. "Saat kekisruhan itu memang karena diperingati oleh petugas agar tidak membuat nomor antrean sendiri sebelum mesin pengambilan nomor dibuka, namun mereka ngotot," ungkap Gde Wira.
Gde Wira yang mantan wartawan ini menjelaskan, pihaknya bukan melarang mereka melakukan antrean. Namun, antrean tersebut harusnya dilakukan sesuai aturan yang ada yakni dengan mengambil nomor antrean sesuai waktu yang ditentukan yakni pukul 08.00 Wita. Namun warga yang datang malah ngantre sebelumnya karena takut kehabisan nomor antrean. "Tadi malah mereka buat antrean sendiri. Padahal kita sudah berikan pengumuman," ungkapnya.
Kata dia, kedepannya dengan kejadian tersebut pihaknya akan menerapkan sistem pendaftaran online bagi pelayanan yang memiliki antrean panjang. Dengan antrean online itu warga tidak lagi pagi-pagi ke Gedung Sewaka Dharma (GSD). "Langkah kami membuat sistem pengambilan nomor antrean online. Targetnya selesai bulan September ini,” imbuhnya. *m
DENPASAR, NusaBali
Ketegangan terjadi saat warga yang hendak mengurus SIM diperingatkan agar tidak melakukan antrean dengan menjejerkan map dan benda-benda yang dibawa warga untuk mengingatkan pengambilan antrean mereka.
Namun, seorang warga tidak terima dengan peringatan tersebut yang akhirnya terjadi adu mulut. Petugas dengan salah satu warga tersebut sempat cekcok dan membuat dua warga lainnya ikut ngotot ke petugas yang mengatakan sudah ngantre lama untuk menunggu nomor antrean dibuka. Bahkan petugas sempat memukul meja, sebab warga tersebut dikatakan membuat nomor antrean sendiri dengan menggunakan kertas yang ia buat sendiri.
"Saya sudah dari kemarin ke sini mau mengurus SIM tapi tetap saja nomor antrean kehabisan. Biar gak kehabisan lagi maunya saya buat nomor itu biar gak didahului sama warga lainnya yang datang belakangan. Tapi malah terus diperingatkan padahal kita hanya buat untuk pengambilan nomor saja, " ungkap salah satu warga tersebut.
Warga lainnya juga merasa kecewa dengan kapasitas nomor antrean sedikit. Jika saat itu tidak mendapatkan nomor antrean maka warga harus kembali datang ke MPP untuk mengambil nomor antrean. "Kalau tidak sekarang seperti ini saya buatkan nanti dilewati lagi. Dan saya sama seperti warga lainnya harus berkali-kali balik ke MPP hanya untuk mengurus SIM saja. Seharusnya ini ditambah nomornya," ungkapnya lagi.
Menanggapi kekisruhan itu Kepala UPT Pusat Informasi Publik, Gde Wira Kusuma Wahyudi mendatangi warga untuk menenangkan dari kedua pihak baik petugas dan warga agar tidak terus saling ngotot. "Saat kekisruhan itu memang karena diperingati oleh petugas agar tidak membuat nomor antrean sendiri sebelum mesin pengambilan nomor dibuka, namun mereka ngotot," ungkap Gde Wira.
Gde Wira yang mantan wartawan ini menjelaskan, pihaknya bukan melarang mereka melakukan antrean. Namun, antrean tersebut harusnya dilakukan sesuai aturan yang ada yakni dengan mengambil nomor antrean sesuai waktu yang ditentukan yakni pukul 08.00 Wita. Namun warga yang datang malah ngantre sebelumnya karena takut kehabisan nomor antrean. "Tadi malah mereka buat antrean sendiri. Padahal kita sudah berikan pengumuman," ungkapnya.
Kata dia, kedepannya dengan kejadian tersebut pihaknya akan menerapkan sistem pendaftaran online bagi pelayanan yang memiliki antrean panjang. Dengan antrean online itu warga tidak lagi pagi-pagi ke Gedung Sewaka Dharma (GSD). "Langkah kami membuat sistem pengambilan nomor antrean online. Targetnya selesai bulan September ini,” imbuhnya. *m
1
Komentar