Tersesat, Jatuh ke Jurang 15 Meter
Seorang kakek asal Banjar Pengawan, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Made Simpen, 74, terpelesdet jatuh ke jurang sedalam 15 meter, Jumat (6/7) pagi.
AMLAPURA, NusaBali
Beruntung, korban selamat dari maut dan berhasil dievakuasi dalam kondisi patah tulang pinggang.Korban Made Simpen jatuh ke jurang di Subak Gantalan, Banjar Desa Tengah, De-sa/Kecamatan Bebandem, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Saat itu, kakek berusia 74 tahun ini melintas di lokasi yang berjarak sekitar 6 kilometer arah timur dari rumahnya, tanpa tujuan yang jelas. Masalahnya, korban menderita pikun dan kerap pergi luntang-lantung.
Menurut penuturan menantunya, Ni Nyoman Kariasih, sebelum jatuh ke jurang sedalam 15 meter, korban Made Simpen diketahui meninggalkan rumah, Jumat subuh pukul 05.00 Wita. Korban tiba di Subak Gantalan, Banjar Desa Tengah, Desa Bebandem pukul 09.35 Wita atau sekitar 4,5 jam pasca pergi dari rumah. Korban berjalan menyusuri pematang sawah di puncak tebing ke arah ke arah selatan.
Ada dua petani yang sempat melihat korban Made Simpen bolak-balik menyusuri pematang sawah saat itu. Mereka masing-masing I Wayan Darma (petani asal Banjar Tiyingan, Desa/Kecamatan Bebandem sedang menyabit rumput tak jauh dari lokasi TKP) dan I Wayan Kerti (petani asal Banjar Triwangsa, Desa Macang, Kecamatan Bebandem yang sedang mencangkul di sawahnya).
Setelah mondar-mandir selama 25 menit, korban Made Simpen tiba-tiba terperosok jatuh ke jurang sedalam 15 menit di sebelah pematang sawah. Korban jatuh tak jauh dari posisi saksi Wayan Darma menyabut rumput. Saksi Wayan Darma dan Wayan Kerti pun langsung turun ke dasar jurang di mana korban Made Simpen jatuh.
Korban ditemukan tergeletak sekarat dalam posisi tengadah. Meski dalam keadaan sadar, korban tak bisa bergerak, karena mengalami patah tulang. Saksi Wayan Darma dan Wayan Kerti tudak berani mengangkat korban. Keduanya kemudian melaporkan musibah ini ke Polsek Bebandem.
Pihak Polsek Bebandem selanjutnya meneruskan berita musibah ini ke Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem dan BPBD Karangasem. Jajaran Polsek Bebandem juga terjun ke lokasi TKP di jurang Subak Gantalan, Banjar Desa Tengah, Desa Bebandem.
Tak lama berselang, petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem datang ke lokasi adengan dikoordinasikan I Gede Juliana. Demikian pula petugas BPBD Karangasem yang terjun dengan dikoordinasikan I Komang Wisna. Tim gabungan bahu membahu berupaya mengevakuasi korban Made Simpen dari dasar jurang.
Mulanya, petugas gabungan menurunkan tali dari puncak tebing persis di atas posisi korban jatuh. Namun, proses evakuasi menggunakan tali sulit dilakukan. Akhirnya, evakuasi bergeser melalui jalan setapak. Setelah berada di atas tebing, korban yang sekarat langsung diantar ke RSUD Karangasem di Amlapura.
Hingga Jumat sore, korban Made Simpen masih dirawat intensif di RSUD Karangasem. Korban didiagnose mengalami patah tulang pinggang. Saat dibawa ke RSUD Karangasem, korban diantar menantunya, Ni Nyoman Kariasih. Sedangkan ketiga anak kandung korban belum datang, karena mereka tinggal terpisah di Denpasar.
Menurut Nyoman Kariasih, mertuanya yang jatuh ke jurang ini memang menderita sakit pikun alias bingun. "Mertua saya ini telah lama memiliki sakit bingung. Mungkin saja beliau tidak tahu jalan, hingga tersesat dan akhirnya jatuh ke jurang," ungkap Nyoman Kariasih. *k16
Menurut penuturan menantunya, Ni Nyoman Kariasih, sebelum jatuh ke jurang sedalam 15 meter, korban Made Simpen diketahui meninggalkan rumah, Jumat subuh pukul 05.00 Wita. Korban tiba di Subak Gantalan, Banjar Desa Tengah, Desa Bebandem pukul 09.35 Wita atau sekitar 4,5 jam pasca pergi dari rumah. Korban berjalan menyusuri pematang sawah di puncak tebing ke arah ke arah selatan.
Ada dua petani yang sempat melihat korban Made Simpen bolak-balik menyusuri pematang sawah saat itu. Mereka masing-masing I Wayan Darma (petani asal Banjar Tiyingan, Desa/Kecamatan Bebandem sedang menyabit rumput tak jauh dari lokasi TKP) dan I Wayan Kerti (petani asal Banjar Triwangsa, Desa Macang, Kecamatan Bebandem yang sedang mencangkul di sawahnya).
Setelah mondar-mandir selama 25 menit, korban Made Simpen tiba-tiba terperosok jatuh ke jurang sedalam 15 menit di sebelah pematang sawah. Korban jatuh tak jauh dari posisi saksi Wayan Darma menyabut rumput. Saksi Wayan Darma dan Wayan Kerti pun langsung turun ke dasar jurang di mana korban Made Simpen jatuh.
Korban ditemukan tergeletak sekarat dalam posisi tengadah. Meski dalam keadaan sadar, korban tak bisa bergerak, karena mengalami patah tulang. Saksi Wayan Darma dan Wayan Kerti tudak berani mengangkat korban. Keduanya kemudian melaporkan musibah ini ke Polsek Bebandem.
Pihak Polsek Bebandem selanjutnya meneruskan berita musibah ini ke Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem dan BPBD Karangasem. Jajaran Polsek Bebandem juga terjun ke lokasi TKP di jurang Subak Gantalan, Banjar Desa Tengah, Desa Bebandem.
Tak lama berselang, petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem datang ke lokasi adengan dikoordinasikan I Gede Juliana. Demikian pula petugas BPBD Karangasem yang terjun dengan dikoordinasikan I Komang Wisna. Tim gabungan bahu membahu berupaya mengevakuasi korban Made Simpen dari dasar jurang.
Mulanya, petugas gabungan menurunkan tali dari puncak tebing persis di atas posisi korban jatuh. Namun, proses evakuasi menggunakan tali sulit dilakukan. Akhirnya, evakuasi bergeser melalui jalan setapak. Setelah berada di atas tebing, korban yang sekarat langsung diantar ke RSUD Karangasem di Amlapura.
Hingga Jumat sore, korban Made Simpen masih dirawat intensif di RSUD Karangasem. Korban didiagnose mengalami patah tulang pinggang. Saat dibawa ke RSUD Karangasem, korban diantar menantunya, Ni Nyoman Kariasih. Sedangkan ketiga anak kandung korban belum datang, karena mereka tinggal terpisah di Denpasar.
Menurut Nyoman Kariasih, mertuanya yang jatuh ke jurang ini memang menderita sakit pikun alias bingun. "Mertua saya ini telah lama memiliki sakit bingung. Mungkin saja beliau tidak tahu jalan, hingga tersesat dan akhirnya jatuh ke jurang," ungkap Nyoman Kariasih. *k16
1
Komentar