Perbukitan Batu Kursi Dikembangkan Jadi Tempat Wisata Selfie
Kadis Pariwsata Buleleng, Nyoman Sutrisna, mengatakan saat ini ada 16 tempat wisata selfie di Gumi Panji Sakti yang sudah mendapat pembinaaan dari pemerintah. Semua tempat selfie ini rata-rata menjual pemandangan alam melalui ketinggian
Sisi Lain Pura Batu Kursi di Desa Pakraman Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Pura Batu Kursi yang berlokasi di bukit perbatasan Banjar Kembang Sari dan Banjar Pala Sari, Desa Pakraman Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng bukan hanya menjadi objek wisata relegi bagi umat Hindu. Areal perbukitan Batu Kursi yang berada pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (Dpl) ini kini juga telah berkembang menjadi tempat wisata selfie.
Perbukitan berbatu di mana Pura Batu Kursi berada, memang menawarkan keindahan alam yang mempesona. Tak heran jika kawasan suci ini kini menjadi lokasi favorit untuk foto-foto selfie. Menurut Kelian Desa Pakraman Pemuteran, Jro Mangku Ketut Wirdika, pengembangan kawasan perbukitan Batu Kursi menjadi tempat wisata selfie telah dilakukan sejak 2 tahun terakhir.
Lokasi tempat foto-foto selfie tidak jauh dari Pura Batu Kursi, yang berada di puncak bukit. Lokasi foto-foto selfie ini berarak sekitar 200 meter di bawah Pura Batu Kursi, yakni di percabangan jalan setapak menuju sisi bukit sebelah utara. Dari tempat inilah wisatawan biasanya takjub melihat keindahan alam sekitar.
Oleh pihak Desa Pemuteran, di lokasi ini disediakan dua media selfie. Pertama, media selfie berupa ayunan. Kedua, media selfieberupa tiang penyangga yang berbentuk setengah persegi. Biasanya, para pengunjung memanfaatkan dua media ini untuk selfie. “Ternyata tempat ini juga terkenal karena banyak yang upload foto bagus dari sini, selain dikenal lantaran keberadaan Pura Batu Kursi. Makanya, kami kembangkan ini jadi destinasi wisata selfie, selain juga terumbu karang yang sudah ada,” ungkap Jro Mangku Wirdika saat ditemui NusaBali di Pura Batu Kursi, Sabtu (30/6) lalu.
Jro Mangku Wirdika menyebutkan, sejak dibuka untuk wisata selfie, kawasan perbukitan Batu Kursi semakin terkenal. Banyak kalangan anak muda yang datang berkunjung hanya sekadar untuk berselfie ria. Pengunjung yang akan naik ke Batu Kursi spot selfie, tidak dikenakan biaya sama sekali. Namun, mereka harus melapor dulu ke pos jaga.
Untuk bisa menjangkau tempat selfie di bukit Batu Kursi, pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga yang ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Menurut Jro Mangku Wirdika, tiap hari kawasan wisata selfie ini ramai pengunjung. Kunjungan biasanya membludak saat hari-hari libur.
Desa Pakraman Pemuteran selaku pengelola tempat wisata selfie Batu Kursi ini, kata Jro Mangku Wirdika, berencana melakukan penyempurnaan, baik dari sisi sistem pengelolaan maupun pelayanan kepada wisatawan yang datang. “Misalnya, memberikan pendampingan berupa pemandu wisata, karena selama ini wisatawan masih mendaki secara mandiri,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwsata Buleleng, Nyoman Sutrisna, menerangkan sejauh ini di Gumi Panji Sakti ada 16 tempat wisata selfie yang sudah mendapat pembinaaan dari pemerintah. Ke-16 tempat selfie itu rata-rata menjual pemandangan alam melalui ketinggian.
Dari 16 tempat wisata selfie itu, 6 di antaranya berlokasi di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, sementara 2 lagi di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak. Tempat selfie lainnya berada di Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk (Kecamatan Buleleng), Desa Lemukih (Kecamatan Sawan), Desa Sekumpul (Kecamatan Sawan), Desa Sudaji (Kecamatan Sawan), Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Madenan (Kecamatan Tejakula).
Menurut Nyoman Sutrisna, pengembangan wisata selfie cukup pesat di Buleleng. Dinas Parwisata Buleleng pun memeberikan kewenangan penuh kepada pihak desa maupun kelompok masyarakat yang ingin membuka spot selfie. Syaratnya, harus memenuhi persyaratan keamanan pengunjung. Pihaknya sudah melakukan monitoring berkala sebulan sekali untuk mengecek kelayakan bangunan fisik tempat selfie yang ada di Buleleng.
“Buleleng memang sangat menjual untuk wisata selfie. Tidak hanya untuk wisatawan asing, tapi banyak menyasar wisatawan domestik. Namun, tetap kami perhatikan dan imbau terus kepada pengelola tempat slfie untuk mengutamakan keamanan,” tandas Sutrisna saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja.
Wisata selfie yang sedang naik daun di Buleleng saat ini, membuat masyarakat tergiur mengubah lahan miliknya menjadi tempat rekreasi selfie. Menurut Sutrisna, pihaknya memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada masyarakat yang memiliki lahan dengan view menjanjikan untuk dijadikan tempat selfie, asalkan tidak memba-hayakan. “Di luar kawasan BKSD, kami persilakan masyarakat bikin tempat selfie, asalkan memenuhi standar keamanan dan akses menuju objek,” katanya.
Jika ada masyarakat yang ingin membuka tempat wisata selfie, mereka diharapkan berkoodinasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang menaungi Kelompok Sadar Wisata (Darwis), untuk memperkuat payung hukumnya. Pengelolaan tempat wisata selfie pun telah digariskan Dinas Pariwisata untuk berkembang sejalan dengan BUMDes, sehingga jika dalam perjalanannya ditemukan ada penyim-pangan, dapat diselesaikan dengan garis koordinasi yang tepat. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Pura Batu Kursi yang berlokasi di bukit perbatasan Banjar Kembang Sari dan Banjar Pala Sari, Desa Pakraman Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng bukan hanya menjadi objek wisata relegi bagi umat Hindu. Areal perbukitan Batu Kursi yang berada pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (Dpl) ini kini juga telah berkembang menjadi tempat wisata selfie.
Perbukitan berbatu di mana Pura Batu Kursi berada, memang menawarkan keindahan alam yang mempesona. Tak heran jika kawasan suci ini kini menjadi lokasi favorit untuk foto-foto selfie. Menurut Kelian Desa Pakraman Pemuteran, Jro Mangku Ketut Wirdika, pengembangan kawasan perbukitan Batu Kursi menjadi tempat wisata selfie telah dilakukan sejak 2 tahun terakhir.
Lokasi tempat foto-foto selfie tidak jauh dari Pura Batu Kursi, yang berada di puncak bukit. Lokasi foto-foto selfie ini berarak sekitar 200 meter di bawah Pura Batu Kursi, yakni di percabangan jalan setapak menuju sisi bukit sebelah utara. Dari tempat inilah wisatawan biasanya takjub melihat keindahan alam sekitar.
Oleh pihak Desa Pemuteran, di lokasi ini disediakan dua media selfie. Pertama, media selfie berupa ayunan. Kedua, media selfieberupa tiang penyangga yang berbentuk setengah persegi. Biasanya, para pengunjung memanfaatkan dua media ini untuk selfie. “Ternyata tempat ini juga terkenal karena banyak yang upload foto bagus dari sini, selain dikenal lantaran keberadaan Pura Batu Kursi. Makanya, kami kembangkan ini jadi destinasi wisata selfie, selain juga terumbu karang yang sudah ada,” ungkap Jro Mangku Wirdika saat ditemui NusaBali di Pura Batu Kursi, Sabtu (30/6) lalu.
Jro Mangku Wirdika menyebutkan, sejak dibuka untuk wisata selfie, kawasan perbukitan Batu Kursi semakin terkenal. Banyak kalangan anak muda yang datang berkunjung hanya sekadar untuk berselfie ria. Pengunjung yang akan naik ke Batu Kursi spot selfie, tidak dikenakan biaya sama sekali. Namun, mereka harus melapor dulu ke pos jaga.
Untuk bisa menjangkau tempat selfie di bukit Batu Kursi, pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga yang ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Menurut Jro Mangku Wirdika, tiap hari kawasan wisata selfie ini ramai pengunjung. Kunjungan biasanya membludak saat hari-hari libur.
Desa Pakraman Pemuteran selaku pengelola tempat wisata selfie Batu Kursi ini, kata Jro Mangku Wirdika, berencana melakukan penyempurnaan, baik dari sisi sistem pengelolaan maupun pelayanan kepada wisatawan yang datang. “Misalnya, memberikan pendampingan berupa pemandu wisata, karena selama ini wisatawan masih mendaki secara mandiri,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwsata Buleleng, Nyoman Sutrisna, menerangkan sejauh ini di Gumi Panji Sakti ada 16 tempat wisata selfie yang sudah mendapat pembinaaan dari pemerintah. Ke-16 tempat selfie itu rata-rata menjual pemandangan alam melalui ketinggian.
Dari 16 tempat wisata selfie itu, 6 di antaranya berlokasi di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, sementara 2 lagi di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak. Tempat selfie lainnya berada di Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk (Kecamatan Buleleng), Desa Lemukih (Kecamatan Sawan), Desa Sekumpul (Kecamatan Sawan), Desa Sudaji (Kecamatan Sawan), Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Madenan (Kecamatan Tejakula).
Menurut Nyoman Sutrisna, pengembangan wisata selfie cukup pesat di Buleleng. Dinas Parwisata Buleleng pun memeberikan kewenangan penuh kepada pihak desa maupun kelompok masyarakat yang ingin membuka spot selfie. Syaratnya, harus memenuhi persyaratan keamanan pengunjung. Pihaknya sudah melakukan monitoring berkala sebulan sekali untuk mengecek kelayakan bangunan fisik tempat selfie yang ada di Buleleng.
“Buleleng memang sangat menjual untuk wisata selfie. Tidak hanya untuk wisatawan asing, tapi banyak menyasar wisatawan domestik. Namun, tetap kami perhatikan dan imbau terus kepada pengelola tempat slfie untuk mengutamakan keamanan,” tandas Sutrisna saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja.
Wisata selfie yang sedang naik daun di Buleleng saat ini, membuat masyarakat tergiur mengubah lahan miliknya menjadi tempat rekreasi selfie. Menurut Sutrisna, pihaknya memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada masyarakat yang memiliki lahan dengan view menjanjikan untuk dijadikan tempat selfie, asalkan tidak memba-hayakan. “Di luar kawasan BKSD, kami persilakan masyarakat bikin tempat selfie, asalkan memenuhi standar keamanan dan akses menuju objek,” katanya.
Jika ada masyarakat yang ingin membuka tempat wisata selfie, mereka diharapkan berkoodinasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang menaungi Kelompok Sadar Wisata (Darwis), untuk memperkuat payung hukumnya. Pengelolaan tempat wisata selfie pun telah digariskan Dinas Pariwisata untuk berkembang sejalan dengan BUMDes, sehingga jika dalam perjalanannya ditemukan ada penyim-pangan, dapat diselesaikan dengan garis koordinasi yang tepat. *k23
1
Komentar