Ratusan Pecinta Burung Ikut Kontes Beauty Bird
Ratusan pecinta burung yang datang dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kontes Beauty Bird (burung cantik) di Hotel Inna Bali, Jalan Veteran Denpasar, Minggu (8/7).
DENPASAR, NusaBali
Kegiatan yang digelar Komunitas Loverbird Indonesia (KLI) Bali ini sebagai ruang edukasi terkait kecintaan terhadap burung (love bird). Ketua KLI Bali, Fauji Akhmad Nurhayanto, mengatakan, kontes ini tujuannya selain ajang silahturahmi kepada pecinta burung, juga pengetahuan bagi mereka tentang beauty bird kontes ini. "Love Bird lebih banyak pada mutasi warna, dari jenis akan mengembang ke mutasi warna. Paling tidak bagi teman-teman (peserta) yang awam akan lebih paham dengan diadakan lomba beauty kontes ini," ujar
Penilaian dalam perlombaan ini lebih menekankan pada beauty bird (kecantikan burung). Ada sembilan kriteria yang dinilai, yang pertama kepala burung, bulu, body, kelengkapan tubuh seperti kuku dan paru burung. "Jadi penilaian sesuai performnya burung. Beauty Bird ini beda dengan seni bird kontes. Kalau seni lebih menekankan pada suara burung, kalau yang ini lebih pada kecantikan burung," ujarnya.
Dalam perlombaan ini peserta dibagi menjadi 13 kelas, dimana setiap kelas diikuti 60 orang peserta. Peserta di setiap kelas yang meraih juara 1 akan dilombakan lagi untuk memperebutkan piala best of the best, sebuah piala besar yang merupakan hasil karya salah satu seniman Ubud Bali.
Belasan kelas yang dibagikan tersebut yakni kelas Fischeri, Blue Fischeri, Fischeri All Mutations, Green Personatus, Personatus All Mutations, Exibitions, Roseicollis Normal Type, Roseicollis Longfeather, Lilianae dan Nigrigenis, Ring KLI, Junior, Opaline Fischeri, Turquose dan Best Of The Best. "Masing-masing peserta kelas yang meraih juara 1 ini akan diadu untuk mendapatkan piala best of the best, piala yang paling besar. Piala ini menonjolkan ciri khas dari Bali yang diisi dengan simbol KLI yang mengenakan udang Bali," ujarnya.
Event yang baru pertama kali digelar ini, kata dia, berskala nasional, karena peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia. "Jadi korwil-korwil seperti Surabaya, Sidoarjo, Jember, Malang, Gersik, Tuban, Lamongan, Solo, Semarang, Tangerang sampai Jakarta semua hadir," katanya.
Salah satu peserta asal Surabaya, Dodi Asro Boy mengaku dirinya mengikuti kontes beauty bird ini karena kecintaannya terhadap burung dan juga karena hobby memelihara burung. "Karena kalau sudah hobby rasa kepemilikan itu ada, rasa kesungguhan dan motivasi itu ada. Kalau hanya ikut-ikutan teman itu ada titik jenuh," ujarnya.
Dodi berangkat bersama rombongan asal Surabaya yang jumlah sekitar 25 orang. Menariknya, setiap mengikuti kontest, Dodi selalu ditemani Erawati, sang istri yang juga cinta dan hobby memelihara burung. "Saya dengan istri, dia juga hobby burung, dan saya memang cari (istri) yang sesama pecinta burung," imbuhnya dengan mimik tersenyum sembari menatap istrinya. *m
Kegiatan yang digelar Komunitas Loverbird Indonesia (KLI) Bali ini sebagai ruang edukasi terkait kecintaan terhadap burung (love bird). Ketua KLI Bali, Fauji Akhmad Nurhayanto, mengatakan, kontes ini tujuannya selain ajang silahturahmi kepada pecinta burung, juga pengetahuan bagi mereka tentang beauty bird kontes ini. "Love Bird lebih banyak pada mutasi warna, dari jenis akan mengembang ke mutasi warna. Paling tidak bagi teman-teman (peserta) yang awam akan lebih paham dengan diadakan lomba beauty kontes ini," ujar
Penilaian dalam perlombaan ini lebih menekankan pada beauty bird (kecantikan burung). Ada sembilan kriteria yang dinilai, yang pertama kepala burung, bulu, body, kelengkapan tubuh seperti kuku dan paru burung. "Jadi penilaian sesuai performnya burung. Beauty Bird ini beda dengan seni bird kontes. Kalau seni lebih menekankan pada suara burung, kalau yang ini lebih pada kecantikan burung," ujarnya.
Dalam perlombaan ini peserta dibagi menjadi 13 kelas, dimana setiap kelas diikuti 60 orang peserta. Peserta di setiap kelas yang meraih juara 1 akan dilombakan lagi untuk memperebutkan piala best of the best, sebuah piala besar yang merupakan hasil karya salah satu seniman Ubud Bali.
Belasan kelas yang dibagikan tersebut yakni kelas Fischeri, Blue Fischeri, Fischeri All Mutations, Green Personatus, Personatus All Mutations, Exibitions, Roseicollis Normal Type, Roseicollis Longfeather, Lilianae dan Nigrigenis, Ring KLI, Junior, Opaline Fischeri, Turquose dan Best Of The Best. "Masing-masing peserta kelas yang meraih juara 1 ini akan diadu untuk mendapatkan piala best of the best, piala yang paling besar. Piala ini menonjolkan ciri khas dari Bali yang diisi dengan simbol KLI yang mengenakan udang Bali," ujarnya.
Event yang baru pertama kali digelar ini, kata dia, berskala nasional, karena peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia. "Jadi korwil-korwil seperti Surabaya, Sidoarjo, Jember, Malang, Gersik, Tuban, Lamongan, Solo, Semarang, Tangerang sampai Jakarta semua hadir," katanya.
Salah satu peserta asal Surabaya, Dodi Asro Boy mengaku dirinya mengikuti kontes beauty bird ini karena kecintaannya terhadap burung dan juga karena hobby memelihara burung. "Karena kalau sudah hobby rasa kepemilikan itu ada, rasa kesungguhan dan motivasi itu ada. Kalau hanya ikut-ikutan teman itu ada titik jenuh," ujarnya.
Dodi berangkat bersama rombongan asal Surabaya yang jumlah sekitar 25 orang. Menariknya, setiap mengikuti kontest, Dodi selalu ditemani Erawati, sang istri yang juga cinta dan hobby memelihara burung. "Saya dengan istri, dia juga hobby burung, dan saya memang cari (istri) yang sesama pecinta burung," imbuhnya dengan mimik tersenyum sembari menatap istrinya. *m
Komentar