Suami Meninggal, Kebingungan Sekolahkan Anak
Satpam Kantor Civic Center Karangasem, I Wayan Suyasa, 33, dari Banjar Bau Kawan, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem meninggal kecelakaan lalulintas saat Hari Raya Kuningan, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (9/6) lalu.
AMLAPURA, NusaBali
Sepuluh hari kemudian, istri korban, Ni Wayan Sumiati, 30, melahirkan anak ketiga. Kini ketiganya berstatus yatim. Istri almarhum kebingungan untuk kelangsungan hidup mereka karena tulang punggung keluarga telah tiada. Apalagi tahun ini putri sulungnya memulai sekolah dasar.
Sumiati saat ditemui di rumahnya akan berusaha jual keripik ke sekolah-sekolah mulai tahun ajaran baru ini untuk menyambung hidup. Dia mengaku kebingungan untuk masa depan anak-anaknya. Saat ini, putri sulungnya, Ni Wayan Juni Nitisastra, 7, masuk sekolah dasar. “Jelas butuh biaya sekolah, sementara saya belum bekerja,” ungkapnya, Minggu (8/7). Di benaknya terlintas buat keripik dan dititipkan ke sekolah-sekolah.
Sumiati menceritakan, suaminya mengalami kecelakaan lalu lintas di Banjar Besang, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Minggu (3/6). Saat itu Ia dan suaminya hendak ke Amlapura. Akibat kejadian itu, Sumiati menderita luka bakar di betis kanan. Belum sembuh dari luka bakar, putrinya Ni Kadek Desi Wulandari, 6, meminta diantar ayahnya I Wayan Suyasa beli es krim. Saat itu baru usai sembahyang Hari Raya Kuningan. Suyasa pun mengantar putrinya beli es krim. Baru menempuh perjalanan sekitar 500 meter, di sebelah barat SMPN 5 Abang, almarhum menabrak gundukan pasir hingga kepalanya terbentur dan tak sadarkan diri. Putrinya Ni Kadek Desi Wulandari juga pingsan dengan luka terbuka di pelipis kiri dan luka-luka di lengan kiri.
Almarhum menjalani perawatan hingga dioperasi dan meninggal di rumah sakit kawasan Denpasar, Jumat (22/6). Saat almarhum tengah menjalani perawatan, Sumiati melahirkan anak ketiga, I Komang Pasek. Sementara Kelian Banjar Bau Kawan, I Wayan Panji, turut memotivasi. “Kami tengah berusaha mencarikan bantuan kepada relawan yang peduli kemanusiaan agar anak-anak ini bisa sekolah. Paling tidak memiliki biaya untuk membeli sepatu dan pakaian sekolah,” jelas I Wayan Panji. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan petugas Dinas Sosial Karangasem. *k16
Sepuluh hari kemudian, istri korban, Ni Wayan Sumiati, 30, melahirkan anak ketiga. Kini ketiganya berstatus yatim. Istri almarhum kebingungan untuk kelangsungan hidup mereka karena tulang punggung keluarga telah tiada. Apalagi tahun ini putri sulungnya memulai sekolah dasar.
Sumiati saat ditemui di rumahnya akan berusaha jual keripik ke sekolah-sekolah mulai tahun ajaran baru ini untuk menyambung hidup. Dia mengaku kebingungan untuk masa depan anak-anaknya. Saat ini, putri sulungnya, Ni Wayan Juni Nitisastra, 7, masuk sekolah dasar. “Jelas butuh biaya sekolah, sementara saya belum bekerja,” ungkapnya, Minggu (8/7). Di benaknya terlintas buat keripik dan dititipkan ke sekolah-sekolah.
Sumiati menceritakan, suaminya mengalami kecelakaan lalu lintas di Banjar Besang, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Minggu (3/6). Saat itu Ia dan suaminya hendak ke Amlapura. Akibat kejadian itu, Sumiati menderita luka bakar di betis kanan. Belum sembuh dari luka bakar, putrinya Ni Kadek Desi Wulandari, 6, meminta diantar ayahnya I Wayan Suyasa beli es krim. Saat itu baru usai sembahyang Hari Raya Kuningan. Suyasa pun mengantar putrinya beli es krim. Baru menempuh perjalanan sekitar 500 meter, di sebelah barat SMPN 5 Abang, almarhum menabrak gundukan pasir hingga kepalanya terbentur dan tak sadarkan diri. Putrinya Ni Kadek Desi Wulandari juga pingsan dengan luka terbuka di pelipis kiri dan luka-luka di lengan kiri.
Almarhum menjalani perawatan hingga dioperasi dan meninggal di rumah sakit kawasan Denpasar, Jumat (22/6). Saat almarhum tengah menjalani perawatan, Sumiati melahirkan anak ketiga, I Komang Pasek. Sementara Kelian Banjar Bau Kawan, I Wayan Panji, turut memotivasi. “Kami tengah berusaha mencarikan bantuan kepada relawan yang peduli kemanusiaan agar anak-anak ini bisa sekolah. Paling tidak memiliki biaya untuk membeli sepatu dan pakaian sekolah,” jelas I Wayan Panji. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan petugas Dinas Sosial Karangasem. *k16
Komentar