BI: Dunia Usaha di Bali Tumbuh Membaik
Bank Indonesia Provinsi Bali menyebutkan dunia usaha di Bali tumbuh membaik dengan peningkatan tertinggi di sebagian besar sektor seperti perdagangan serta hotel dan restoran berdasarkan hasil survei triwulan II kepada para pelaku usaha.
DENPASAR, NusaBali
"Peningkatan usaha itu didorong oleh faktor musiman seperti adanya hari raya Galungan dan Lebaran yang mendorong naiknya permintaan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, Senin (9/7).
Selain hari raya, hasil survei juga menyebutkan meningkatnya kegiatan usaha juga didorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara pasca erupsi Gunung Agung. Sektor usaha perdagangan, hotel dan restoran tercatat memiliki nilai saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 11,09 persen. Selain itu sektor yang mencatat nilai tinggi yakni sektor usaha bangunan dengan nilai SBT mencapai 9,29 persen. Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, tingkat penggunaan kapasitas produksi juga meningkat dari 80,3 persen pada triwulan pertama tahun 2018 menjadi 88,9 persen pada triwulan kedua tahun ini. Pulihnya kinerja dunia usaha juga terindikasi dari membaiknya kondisi likuiditas dan perusahaan mencetak laba dibanding triwulan sebelumnya. Kemampuan perusahaan untuk mencetak laba meningkat tercermin dari saldo bersih yang naik hampir 10 poin menjadi 57,03 persen.
Sementara itu, indikator akses kredit perbankan selama tiga bulan terakhir juga dinilai lebih mudah dibanding triwulan sebelumnya."Persentase responden menganggap akses kredit mudah dan normal lebih tinggi dari yang menganggap akses kredit lebih sulit," imbuh Causa.
Meski kegiatan dunia usaha meningkat namun tidak demikian dengan penggunaan tenaga kerja yang mengalami penurunan dari 3,55 persen menjadi minus 1,19 persen pada triwulan kedua ini. Efisiensi perusahaan merupakan faktor penyebab menurunnya penggunaan tenaga kerja sebagai imbas penurunan kondisi usaha di triwulan pertama 2018. "Tapi kondisi itu kami diperkirakan akan kembali membaik pada level 5,03 persen pada triwulan ketiga tahun ini seiring membaiknya optimisme pelaku usaha," ucap Causa.
BI melibatkan 134 responden dalam survei tersebut yang tersebar di seluruh Bali melalui pengumpulan data dengan kuisioner baik melalui cara konvensional dan online melalui laman. Metode perhitungan dilakukan dengan metode saldo bersih yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban ‘meningkat’ dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban ‘menurun’ dan mengabaikan jawaban ‘sama’.
Untuk perhitungan saldo bersih kegiatan usaha, harga jual, penggunaan tenaga kerja dan kondisi investasi dilakukan dengan metode saldo bersih tertimbang. Hasil SBT diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor atau sub sektor yang bersangkutan dengan bobot sektor atau sub sektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya. *ant
"Peningkatan usaha itu didorong oleh faktor musiman seperti adanya hari raya Galungan dan Lebaran yang mendorong naiknya permintaan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, Senin (9/7).
Selain hari raya, hasil survei juga menyebutkan meningkatnya kegiatan usaha juga didorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara pasca erupsi Gunung Agung. Sektor usaha perdagangan, hotel dan restoran tercatat memiliki nilai saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 11,09 persen. Selain itu sektor yang mencatat nilai tinggi yakni sektor usaha bangunan dengan nilai SBT mencapai 9,29 persen. Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, tingkat penggunaan kapasitas produksi juga meningkat dari 80,3 persen pada triwulan pertama tahun 2018 menjadi 88,9 persen pada triwulan kedua tahun ini. Pulihnya kinerja dunia usaha juga terindikasi dari membaiknya kondisi likuiditas dan perusahaan mencetak laba dibanding triwulan sebelumnya. Kemampuan perusahaan untuk mencetak laba meningkat tercermin dari saldo bersih yang naik hampir 10 poin menjadi 57,03 persen.
Sementara itu, indikator akses kredit perbankan selama tiga bulan terakhir juga dinilai lebih mudah dibanding triwulan sebelumnya."Persentase responden menganggap akses kredit mudah dan normal lebih tinggi dari yang menganggap akses kredit lebih sulit," imbuh Causa.
Meski kegiatan dunia usaha meningkat namun tidak demikian dengan penggunaan tenaga kerja yang mengalami penurunan dari 3,55 persen menjadi minus 1,19 persen pada triwulan kedua ini. Efisiensi perusahaan merupakan faktor penyebab menurunnya penggunaan tenaga kerja sebagai imbas penurunan kondisi usaha di triwulan pertama 2018. "Tapi kondisi itu kami diperkirakan akan kembali membaik pada level 5,03 persen pada triwulan ketiga tahun ini seiring membaiknya optimisme pelaku usaha," ucap Causa.
BI melibatkan 134 responden dalam survei tersebut yang tersebar di seluruh Bali melalui pengumpulan data dengan kuisioner baik melalui cara konvensional dan online melalui laman. Metode perhitungan dilakukan dengan metode saldo bersih yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban ‘meningkat’ dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban ‘menurun’ dan mengabaikan jawaban ‘sama’.
Untuk perhitungan saldo bersih kegiatan usaha, harga jual, penggunaan tenaga kerja dan kondisi investasi dilakukan dengan metode saldo bersih tertimbang. Hasil SBT diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor atau sub sektor yang bersangkutan dengan bobot sektor atau sub sektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya. *ant
Komentar