3 Oknum Shabara Keroyok Mahasiswa
Karena Korban Chat dengan Pacar Pelaku
DENPASAR, NusaBali
Korps kepolisian tercoreng oleh ulah anggotanya. Tiga oknum anggota Direktorat Shabara Polda Bali, yaitu Bripda Putu KWS, Bripda Kadek AW, dan Bripda I Gede AA, diduga melakukan pengeroyokan terhadap seorang mahasiswa, Minggu (8/7) siang. Pemicunya sepele, karena pacar salah satu oknum polisi ini ketahuan chat dengan korban Gede Dimas P, 22.
Informasi di lapangan, insiden berawal ketika korban Gede Dimas kenalan dengan seorang wanita bernama Linda melalui chat, Minggu siang sekitar pukul 12.30 Wita. Keduanya lalu sepakat bertemu dan jalan-jalan sekitar pukul 14.30 Wita. Saat itu, Linda meminta korban menjemput di kosnya kawasan Jalan Tegal Jaya Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Entah tahu dari mana, Bripda KWS, oknum polisi yang merupakan pacar Linda, mengetahui rencana sang kekasih. Bripda KWS kemudian menunggu korban Gede Dimas di depan kos pacarnya. Tepat pukul 14.30 Wita, korban datang menunggu Linda di sebelah kosnya yang berlokasi di depan TK Tegal Jaya.
Korban Gede Dimas yang tinggal di Jalan Gunung Guntur Denpasar ini kemudian dihampiri Bripda KWS bersama dua rekannya, Bripda AW dan Bripda AA. Ketiganya oknum polisi tersebut masih menggunakan seragam dinas Dit Shabara Polda Bali. "Kamu yang chat pacar saya Linda, ya?" hardik Bripda KWS.
Ditanya demikian, korban Gede Dimas yang merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Denpasar, mengiyakannya. Korban pun langsung minta maaf kepada Bripda KWS. Namun, bukannya memaafkan, Bripda KWS malah memukul pipi korban. Tanpa babibu, dua rekannya yakni Bripda AW dan Bripda AA, juga ikut melakukan penganiayaan dengan memukul dan menendang korban Gede Dimas.
Setelah beberapa menit melakukan penganiayaan, ketiga pelaku berhenti menganiaya korban Gede Dimas yang seluruh badannya sudah babak belur. Korban yang tak berdaya kemudian jalan ke kos Linda untuk istirahat.
Apes, ketiga oknum polisi tadi ternyata belum puas melakukan penganiayaan. Korban yang sudah tidak berdaya langsung dibawa masuk ke dalam kos Linda. Pintu kos selanjutnya dikunci. "Saat itulah ketiga pelaku kembali menganiaya korban dengan tangan dan gagang sapu. Korban juga ditendang hingga kembali keluar darah dari mulut dan luka di sekujur tubuh," ungkap sumber NusaBali di kepolisian, Selasa (10/7).
Aksi penganiayaan tidak berhenti sampai di situ. Korban yang berperawakan kurus itu kembali diguyur dengan air, kemudian dianiaya lagi. Ironisnya, korban juga dipaksa (maaf) menjilat sepatu ketiga pelaku. "Setelah menganiaya, mereka merusak Iphone dan jam tangan korban," beber sumber tadi.
Sebelum pergi, ketiga pelaku sempat melontarkan ancaman kepada koban Gede Dimas. "Kamu mau teriak depan kampus sebagai pelapor atau kamu pilih mati?" ancam ketiga pelaku yang disebut baru dua tahun lulus sebagai anggota kepolisian, seperti ditirukan sumber tersebut.
Tidak terima dengan aksi penganiayaan oleh oknum polisi, korban Gede Dimas pun melaporkan kejadian yang dialaminya ke SPKT Polda Bali, Senin (9/7). Dalam laporannya, korban juga mengakui dompetnya sempat dirampas pelaku. Ketika dompet dikembalikan, uang yang semula Rp 1,4 juta, hanya tersisa Rp 950.000. Sedangkan KTP-nya hilang. “Laporan korban sudah diterima SPKT dan diteruskan ke Bidang Propam,” papar sumber tersebut.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hengky Widjaja, mengatakan pihaknya masih mengecek laporan tersebut di Bid Propam Polda Bali. Kombes Hengku membenarkan aksi penganiayaan ini diduga dipicu masalah asmara. “Saya baru sebatas menerima informasi diduga karena masalah cewek. Saya koordinasi dulu dengan Bid Propam,” ujar Kombes Hengky saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin. *rez
Korps kepolisian tercoreng oleh ulah anggotanya. Tiga oknum anggota Direktorat Shabara Polda Bali, yaitu Bripda Putu KWS, Bripda Kadek AW, dan Bripda I Gede AA, diduga melakukan pengeroyokan terhadap seorang mahasiswa, Minggu (8/7) siang. Pemicunya sepele, karena pacar salah satu oknum polisi ini ketahuan chat dengan korban Gede Dimas P, 22.
Informasi di lapangan, insiden berawal ketika korban Gede Dimas kenalan dengan seorang wanita bernama Linda melalui chat, Minggu siang sekitar pukul 12.30 Wita. Keduanya lalu sepakat bertemu dan jalan-jalan sekitar pukul 14.30 Wita. Saat itu, Linda meminta korban menjemput di kosnya kawasan Jalan Tegal Jaya Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Entah tahu dari mana, Bripda KWS, oknum polisi yang merupakan pacar Linda, mengetahui rencana sang kekasih. Bripda KWS kemudian menunggu korban Gede Dimas di depan kos pacarnya. Tepat pukul 14.30 Wita, korban datang menunggu Linda di sebelah kosnya yang berlokasi di depan TK Tegal Jaya.
Korban Gede Dimas yang tinggal di Jalan Gunung Guntur Denpasar ini kemudian dihampiri Bripda KWS bersama dua rekannya, Bripda AW dan Bripda AA. Ketiganya oknum polisi tersebut masih menggunakan seragam dinas Dit Shabara Polda Bali. "Kamu yang chat pacar saya Linda, ya?" hardik Bripda KWS.
Ditanya demikian, korban Gede Dimas yang merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Denpasar, mengiyakannya. Korban pun langsung minta maaf kepada Bripda KWS. Namun, bukannya memaafkan, Bripda KWS malah memukul pipi korban. Tanpa babibu, dua rekannya yakni Bripda AW dan Bripda AA, juga ikut melakukan penganiayaan dengan memukul dan menendang korban Gede Dimas.
Setelah beberapa menit melakukan penganiayaan, ketiga pelaku berhenti menganiaya korban Gede Dimas yang seluruh badannya sudah babak belur. Korban yang tak berdaya kemudian jalan ke kos Linda untuk istirahat.
Apes, ketiga oknum polisi tadi ternyata belum puas melakukan penganiayaan. Korban yang sudah tidak berdaya langsung dibawa masuk ke dalam kos Linda. Pintu kos selanjutnya dikunci. "Saat itulah ketiga pelaku kembali menganiaya korban dengan tangan dan gagang sapu. Korban juga ditendang hingga kembali keluar darah dari mulut dan luka di sekujur tubuh," ungkap sumber NusaBali di kepolisian, Selasa (10/7).
Aksi penganiayaan tidak berhenti sampai di situ. Korban yang berperawakan kurus itu kembali diguyur dengan air, kemudian dianiaya lagi. Ironisnya, korban juga dipaksa (maaf) menjilat sepatu ketiga pelaku. "Setelah menganiaya, mereka merusak Iphone dan jam tangan korban," beber sumber tadi.
Sebelum pergi, ketiga pelaku sempat melontarkan ancaman kepada koban Gede Dimas. "Kamu mau teriak depan kampus sebagai pelapor atau kamu pilih mati?" ancam ketiga pelaku yang disebut baru dua tahun lulus sebagai anggota kepolisian, seperti ditirukan sumber tersebut.
Tidak terima dengan aksi penganiayaan oleh oknum polisi, korban Gede Dimas pun melaporkan kejadian yang dialaminya ke SPKT Polda Bali, Senin (9/7). Dalam laporannya, korban juga mengakui dompetnya sempat dirampas pelaku. Ketika dompet dikembalikan, uang yang semula Rp 1,4 juta, hanya tersisa Rp 950.000. Sedangkan KTP-nya hilang. “Laporan korban sudah diterima SPKT dan diteruskan ke Bidang Propam,” papar sumber tersebut.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hengky Widjaja, mengatakan pihaknya masih mengecek laporan tersebut di Bid Propam Polda Bali. Kombes Hengku membenarkan aksi penganiayaan ini diduga dipicu masalah asmara. “Saya baru sebatas menerima informasi diduga karena masalah cewek. Saya koordinasi dulu dengan Bid Propam,” ujar Kombes Hengky saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin. *rez
1
Komentar