Penyeberangan Dihentikan Hampir 2 Jam
Angin kencang disertai gelombang tinggi, membuat sejumlah nakhoda kesulitan melakukan bongkar muat kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur
NEGARA, NusaBali
Penyeberangan jalur lintasan Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk, ditutup selama hampir 2 jam, Selasa (10/7) sore hingga petang. Penutupan sementara penyeberangan di Selat Bali yang berlangsung mulai sekitar pukul 16.45 hingga 18.35 Wita, itu dilakukan lantaran angin kencang disertai gelombang tinggi di perairan wilayah Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, yang membahayakan bongkar muat kapal di Pelabuhan Ketapang.
Berdasar informasi, tanda-tanda cuaca buruk di jalur lintasan Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk, sudah terjadi sejak hampir seminggu ini. Di mana sewaktu-waktu terjadi hembusan angin kencang disertai gelombang tinggi. Namun cuaca buruk sebelumnya itu dinilai belum membahayakan aktivitas pelayaran, sehingga penyeberangan masih berjalan normal.
Namun memasuki Selasa sore kemarin, cuaca terpantau semakin memburuk di perairan wilayah Ketapang. Angin kencang disertai gelombang tinggi, membuat sejumlah nakhoda kesulitan melakukan bongkar muat kapal di Pelabuhan Ketapang. Terkait cuaca yang dinilai membahayakan aktivitas pelayaran itu, pihak Syahbandar Ketapang yang berkoordinasi dengan pihak Syahbandar Gilimanuk, langsung memutuskan penutupan sementara penyeberangan di Pelabuhan Ketapang maupun Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 16.45 Wita.
Saat terjadi penutupan itu, seluruh kapal yang telah sandar di dermaga, tidak diizinkan melakukan pelayaran. Beberapa kapal yang sedang berlayar, juga diminta segera mencari tempat aman di dekat pelabuhan. Setelah hampir 2 jam berlalu, tepatnya memasuki sekitar pukul 18.35 Wita, saat cuaca dipastikan aman di perairan Ketapang, akhirnya penyeberangan kembali dibuka. “Penutupan sementara karena cuaca buruk di Ketapang. Tetapi begitu dipastikan cuaca aman kembali, penyeberangan langsung dibuka,” ujar salah seorang petugas ASDP di Pelabuhan Gilimanuk.
Menurut petugas ASDP yang enggan dikorankan namanya ini, saat terjadi penutupan itu, sejumlah penumpang juga sempat tertumpuk di areal parkiran dekat Dermaga Pelabuhan Gilimanuk. Namun tumpukan penumpang yang belum sampai menimbulkan antrean hingga keluar areal pelabuhan itu, sudah dapat terurai begitu aktivitas penyeberangan kembali dibuka. “Hanya numpuk di areal dalam pelabuhan. Sebenarnya arus penumpang tidak begitu ramai, namun penumpukan karena lama ditutup. Tetapi begitu penyeberangan kembali dibuka, perlahan arus penumpang sudah kembali normal,” ujarnya.
Sementara salah seorang perwira jaga Syahbandar Ketapang, Agus, saat dikonfirmasi via telepon Selasa kemarin, membenarkan, penutupan sementara pelabuhan itu lantaran angin kencang serta gelombang tinggi di perairan Ketapang. Dari pengamatan visual, maupun laporan para nakhoda, mereka kesulitan melakukan olah gerak untuk sandar di dermaga. “Karena pertimbangan keselamatan penumpang, penyeberangan ditunda sementara. Setelah cuaca benar-benar membaik, penyeberangan kembali dibuka,” ujarnya. *ode
Penyeberangan jalur lintasan Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk, ditutup selama hampir 2 jam, Selasa (10/7) sore hingga petang. Penutupan sementara penyeberangan di Selat Bali yang berlangsung mulai sekitar pukul 16.45 hingga 18.35 Wita, itu dilakukan lantaran angin kencang disertai gelombang tinggi di perairan wilayah Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, yang membahayakan bongkar muat kapal di Pelabuhan Ketapang.
Berdasar informasi, tanda-tanda cuaca buruk di jalur lintasan Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk, sudah terjadi sejak hampir seminggu ini. Di mana sewaktu-waktu terjadi hembusan angin kencang disertai gelombang tinggi. Namun cuaca buruk sebelumnya itu dinilai belum membahayakan aktivitas pelayaran, sehingga penyeberangan masih berjalan normal.
Namun memasuki Selasa sore kemarin, cuaca terpantau semakin memburuk di perairan wilayah Ketapang. Angin kencang disertai gelombang tinggi, membuat sejumlah nakhoda kesulitan melakukan bongkar muat kapal di Pelabuhan Ketapang. Terkait cuaca yang dinilai membahayakan aktivitas pelayaran itu, pihak Syahbandar Ketapang yang berkoordinasi dengan pihak Syahbandar Gilimanuk, langsung memutuskan penutupan sementara penyeberangan di Pelabuhan Ketapang maupun Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 16.45 Wita.
Saat terjadi penutupan itu, seluruh kapal yang telah sandar di dermaga, tidak diizinkan melakukan pelayaran. Beberapa kapal yang sedang berlayar, juga diminta segera mencari tempat aman di dekat pelabuhan. Setelah hampir 2 jam berlalu, tepatnya memasuki sekitar pukul 18.35 Wita, saat cuaca dipastikan aman di perairan Ketapang, akhirnya penyeberangan kembali dibuka. “Penutupan sementara karena cuaca buruk di Ketapang. Tetapi begitu dipastikan cuaca aman kembali, penyeberangan langsung dibuka,” ujar salah seorang petugas ASDP di Pelabuhan Gilimanuk.
Menurut petugas ASDP yang enggan dikorankan namanya ini, saat terjadi penutupan itu, sejumlah penumpang juga sempat tertumpuk di areal parkiran dekat Dermaga Pelabuhan Gilimanuk. Namun tumpukan penumpang yang belum sampai menimbulkan antrean hingga keluar areal pelabuhan itu, sudah dapat terurai begitu aktivitas penyeberangan kembali dibuka. “Hanya numpuk di areal dalam pelabuhan. Sebenarnya arus penumpang tidak begitu ramai, namun penumpukan karena lama ditutup. Tetapi begitu penyeberangan kembali dibuka, perlahan arus penumpang sudah kembali normal,” ujarnya.
Sementara salah seorang perwira jaga Syahbandar Ketapang, Agus, saat dikonfirmasi via telepon Selasa kemarin, membenarkan, penutupan sementara pelabuhan itu lantaran angin kencang serta gelombang tinggi di perairan Ketapang. Dari pengamatan visual, maupun laporan para nakhoda, mereka kesulitan melakukan olah gerak untuk sandar di dermaga. “Karena pertimbangan keselamatan penumpang, penyeberangan ditunda sementara. Setelah cuaca benar-benar membaik, penyeberangan kembali dibuka,” ujarnya. *ode
1
Komentar