Dua SMA Swasta di Tabanan Tak Dapat Siswa
Awalnya ada 10 siswa yang mendaftar di SMA Kertha Wisata, tetapi setelah ditunggu tidak ada yang melakukan daftar ulang.
TABANAN, NusaBali
Sebanyak dua SMA di Kabupaten Tabanan tidak mendapatkan siswa. Sekolah tersebut yakni SMA Kertha Wisata Tabanan dan SMA PGRI Tabanan 6 Bajera. Ini disebabkan karena dibukanya gelombang kedua penerimaan peserta didik baru (PPDB), sehingga siswa memilih ke sekolah negeri.
Kepala SMS Kertha Wisata Tabanan I Gede Wayan Arka, mengatakan awalnya ada 10 siswa yang mendaftar tetapi setelah ditunggu tidak ada yang melakukan daftar ulang. “Ada siswa yang menelepon saya katanya sudah dapat sekolah di negeri melalui zonasi,” ujarnya, Rabu (11/7).
Kata dia, keadaan tidak dapat siswa juga sempat dialami SMA Kertha Wisata tahun pembelajaran sebelumnya. Dari 19 siswa yang mendaftar, pada saat MPLS belasan siswa tersebut beralih ke negeri. “Tidak bisa ngomong apa sejak pengelolaan SMA/SMK dialihkan ke provinsi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMA PGRI Tabanan 6 Bajera Adi Adnyana Negara menyampaikan hal sama. Pada masa pembelajaran 2018 sama sekali tidak ada yang mendaftar. Namun pihaknya tetap akan menunggu siswa pindahan. “Kalau tahun lalu kami dapat sebanyak 17 siswa pindahan,” tuturnya.
Atas hal tersebut dia pun tidak bisa berbuat banyak. Yang jelas dia tetap menunggu siswa karena sekolah ini sudah berdiri sejak 1987. “Jujur kita ‘tidak bisa bernapas’ atas dibukanya PPDB gelombang kedua ini,” tegas Adnyana Negara. Sementara itu di SMA 1 TP 45 Tabanan, dari delapan siswa yang mendaftar hanya tiga siswa yang mendaftar ulang. Kepala sekolah I Made Purna, mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak. “Lima siswa katanya memilih sekolah negeri,” ujarnya.
Terus berkurangnya jumlah siswa di sekolah yang berdiri tahun 1970 ini, kata Purna, terjadi sejak tahun 2000. Dan yang terparah terjadi pada 2014. “Sekarang masih menunggu rapat dengan yayasan, mau dikemanakan siswa yang tiga orang ini, memungkinkan apa tidak diajar. Terus terang saja, dari segi operasional sangat berat,” kata Purna.
Dia menambahkan, target siswa yang ingin didapatkan minimal 20 siswa. Meskipun begitu, pihaknya tetap akan membuka pendaftaran siswa baru hingga Sabtu (14/7). “Kami sempat buka stand penerimaan siswa baru di SMAN 2 Tabanan. Namun saat mendengar ada pendaftaran gelombang II, saya tidak pernah ke sana lagi,” tegasnya. *d
Sebanyak dua SMA di Kabupaten Tabanan tidak mendapatkan siswa. Sekolah tersebut yakni SMA Kertha Wisata Tabanan dan SMA PGRI Tabanan 6 Bajera. Ini disebabkan karena dibukanya gelombang kedua penerimaan peserta didik baru (PPDB), sehingga siswa memilih ke sekolah negeri.
Kepala SMS Kertha Wisata Tabanan I Gede Wayan Arka, mengatakan awalnya ada 10 siswa yang mendaftar tetapi setelah ditunggu tidak ada yang melakukan daftar ulang. “Ada siswa yang menelepon saya katanya sudah dapat sekolah di negeri melalui zonasi,” ujarnya, Rabu (11/7).
Kata dia, keadaan tidak dapat siswa juga sempat dialami SMA Kertha Wisata tahun pembelajaran sebelumnya. Dari 19 siswa yang mendaftar, pada saat MPLS belasan siswa tersebut beralih ke negeri. “Tidak bisa ngomong apa sejak pengelolaan SMA/SMK dialihkan ke provinsi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMA PGRI Tabanan 6 Bajera Adi Adnyana Negara menyampaikan hal sama. Pada masa pembelajaran 2018 sama sekali tidak ada yang mendaftar. Namun pihaknya tetap akan menunggu siswa pindahan. “Kalau tahun lalu kami dapat sebanyak 17 siswa pindahan,” tuturnya.
Atas hal tersebut dia pun tidak bisa berbuat banyak. Yang jelas dia tetap menunggu siswa karena sekolah ini sudah berdiri sejak 1987. “Jujur kita ‘tidak bisa bernapas’ atas dibukanya PPDB gelombang kedua ini,” tegas Adnyana Negara. Sementara itu di SMA 1 TP 45 Tabanan, dari delapan siswa yang mendaftar hanya tiga siswa yang mendaftar ulang. Kepala sekolah I Made Purna, mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak. “Lima siswa katanya memilih sekolah negeri,” ujarnya.
Terus berkurangnya jumlah siswa di sekolah yang berdiri tahun 1970 ini, kata Purna, terjadi sejak tahun 2000. Dan yang terparah terjadi pada 2014. “Sekarang masih menunggu rapat dengan yayasan, mau dikemanakan siswa yang tiga orang ini, memungkinkan apa tidak diajar. Terus terang saja, dari segi operasional sangat berat,” kata Purna.
Dia menambahkan, target siswa yang ingin didapatkan minimal 20 siswa. Meskipun begitu, pihaknya tetap akan membuka pendaftaran siswa baru hingga Sabtu (14/7). “Kami sempat buka stand penerimaan siswa baru di SMAN 2 Tabanan. Namun saat mendengar ada pendaftaran gelombang II, saya tidak pernah ke sana lagi,” tegasnya. *d
Komentar