Penataan Tukad Mati, Lurah Legian Berharap Pohon yang Ditebang Diganti
Penataan Tukad Mati segmen dua di Legian, Kecamatan Kuta, Badung oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida disambut baik masyarakat setempat.
MANGUPURA, NusaBali
Namun satu hal yang masih memicu keraguan adalah belum adanya kejelasan dari pihak proyek terkait penggantian pohon perindang yang ditebang untuk kelancaran proyek. Lurah Legian Made Madia Surya Natha mengatakan saat ini proyek yang dikerjakan dalam jangka waktu tiga tahun itu sudah berjalan dengan baik. “Kami menyambut baik penataan ini. Namun masih pertanyakan apakah nanti pohon perindang yang ditebang akan dilakukan penggantian atau tidak. Kami berharap untuk diganti. Agar tetap sejuk dan tak tampak gersang,” tuturnya saat dikonfirmasi, Rabu (11/7).
Dia mengaku dari awal rencana penggarapan proyek sudah dilakukan koordinasi, namun tak ada kepastian apakah pohon yang terdampak proyek yang ditebang itu akan diganti. Dia memaparkan ada sekitar 30-an pohon perindang berukuran besar terkena dampak proyek ini. Karena lokasinya memang berada di areal yang harus ditata. Kondisi ini diakuinya sempat menjadi sorotan dan mengundang pertanyaan para tokoh. Sebab kawasan yang tadinya rindang dan hijau menjadi gersang.
“Beberapa hari lalu pimpinan proyek datang ke kantor saya. Saat itu kami tanyakan terkait pohon perindang ini, katanya masih akan koordinasi dengan pihak Balai Sungai Bali Penida,” ujarnya.
Pihaknya berencana mengundang pihak Balai dan PU Kabupaten Badung untuk membahas perkembangan proyek ini, termasuk terkait tanaman pengganti. Dirinya berharap nantinya pohon yang ditanam di sela-sela adalah jenis kelapa dan tabebuya. “Katanya akan ada taman dalam pot sebagai penggantinya. Tetapi belum tahu tanaman jenis apa yang akan ditanam,” kata Surya Natha.
Dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kasatker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida I Putu Eddy Purnawijaya mengatakan masalah pohon perindang itu akan dilakukan pertemuan lagi. Yang paling penting adalah pohon perindang itu tak mengganggu atau merusak tanggul yang dibangun.
“Masalah pohon akan kami rembuk lagi dengan semua pihak. Cari solusi terbaik. Yang penting adalah tidak mengganggu atau mungkin merusak tanggul-tanggul yang dibangun. Karena akar pohon, jika sudah tumbuh besar cukup kuat utuk merusak tanggul,” tuturnya. *p
Namun satu hal yang masih memicu keraguan adalah belum adanya kejelasan dari pihak proyek terkait penggantian pohon perindang yang ditebang untuk kelancaran proyek. Lurah Legian Made Madia Surya Natha mengatakan saat ini proyek yang dikerjakan dalam jangka waktu tiga tahun itu sudah berjalan dengan baik. “Kami menyambut baik penataan ini. Namun masih pertanyakan apakah nanti pohon perindang yang ditebang akan dilakukan penggantian atau tidak. Kami berharap untuk diganti. Agar tetap sejuk dan tak tampak gersang,” tuturnya saat dikonfirmasi, Rabu (11/7).
Dia mengaku dari awal rencana penggarapan proyek sudah dilakukan koordinasi, namun tak ada kepastian apakah pohon yang terdampak proyek yang ditebang itu akan diganti. Dia memaparkan ada sekitar 30-an pohon perindang berukuran besar terkena dampak proyek ini. Karena lokasinya memang berada di areal yang harus ditata. Kondisi ini diakuinya sempat menjadi sorotan dan mengundang pertanyaan para tokoh. Sebab kawasan yang tadinya rindang dan hijau menjadi gersang.
“Beberapa hari lalu pimpinan proyek datang ke kantor saya. Saat itu kami tanyakan terkait pohon perindang ini, katanya masih akan koordinasi dengan pihak Balai Sungai Bali Penida,” ujarnya.
Pihaknya berencana mengundang pihak Balai dan PU Kabupaten Badung untuk membahas perkembangan proyek ini, termasuk terkait tanaman pengganti. Dirinya berharap nantinya pohon yang ditanam di sela-sela adalah jenis kelapa dan tabebuya. “Katanya akan ada taman dalam pot sebagai penggantinya. Tetapi belum tahu tanaman jenis apa yang akan ditanam,” kata Surya Natha.
Dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kasatker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida I Putu Eddy Purnawijaya mengatakan masalah pohon perindang itu akan dilakukan pertemuan lagi. Yang paling penting adalah pohon perindang itu tak mengganggu atau merusak tanggul yang dibangun.
“Masalah pohon akan kami rembuk lagi dengan semua pihak. Cari solusi terbaik. Yang penting adalah tidak mengganggu atau mungkin merusak tanggul-tanggul yang dibangun. Karena akar pohon, jika sudah tumbuh besar cukup kuat utuk merusak tanggul,” tuturnya. *p
1
Komentar