Rai Budiasa Tolak Nyaleg DPRD Bali
Politisi senior Dewa Ngakan Rai Budiasa mengaku sempat dipanggil DPD I Golkar Bali bahwa dirinya diajukan sebagai caleg DPRD Bali Dapil Gianyar.
Sempat Dipanggil DPD I Golkar
DENPASAR, NusaBali
Namun, Rai Budiasa menolak maju tarung Pileg 2019, karena pilih fokus ngayah mengelola Yaysan Yasa Putra Sedana (bergerak di bidang seni dan budaya), di Desa Melinggih Kelod Kecamatan Payangan, Gianyar, selain juga urus usaha travel.
Kepada NusaBali di Denpasar, Jumat (13/7), Rai Budiasa mengatakan dirinya dipanggil oleh Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, ke Gedung DPRD Bali, sepekan lalu. Saat itu, Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali minta Rai Budiasa untuk maju ke Dewan Provinsi dari Dapil Gianyar.
"Saya diminta maju sebagai caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar. Saya saat itu tegas menyampaikan saya sudah tidak aktif sebagai pengurus Golkar. Saya fokus mengurus Yayasan Yasa Putra Sedana. Jadi, saya putuskan tidak maju tarung ke Pileg 2019," ungkap mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPD I Golkar Bali dua kali periode ini.
Belakangan, Rai Budiasa mendapatkan berita di media kalau dirinya di-caleg-kan ke DPRD Bali dari Dapil Gianyar. "Saya berterima kasih kepada Partai Golkar. Walaupun saya tidak aktif sebagai pengurus, saya masih diberikan kesempatan berkarier selaku caleg DPRD Bali. Tapi, sampai saat ini saya masih fokus ngayah di desa," tandas Rai Budiasa, yang sempat menjadi anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta.
Menurut Rai Budiasa, masih banyak kader muda Golkar yang belum mendapatkan kesempatan maju sebagai caleg. "Dan, juga banyak senior di Golkar yang layak dicalegkan ke DPRD Bali. Kalau bagus cara memasang formasi, Golkar bisa dapat 2 kursi DPRD Bali dari Dapil Gianyar. Bisa kembalikan kejayaan Golkar. Pada Pileg 2014, kan cuma dapat 1 kursi dari Gianyar. Posisinya terus turun dari semula 3 kursi, menjadi 2 kursi, dan akhirnya tinggal 1 kursi," sesal Rai Budiasa.
Rai Budiasa sendiri bukan petarung baru. Sebelumnya, dia pernah sebagai caleg DPR RI dalam Pileg 2004, dengan hasil raih suara terbanyak kedua di internal Golkar Dapil Bali. Nam, dia gagal lolos ke Senayan karena sistem Pemilu masih mengunakan nomor urut. Akhirnya yang lolos kala itu adalah Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (caleg nomor urut 1) dan almarhum Ni Nyoman Trisnawati Karna (nomor urut 2).
Sementara itu, anggota Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida, engatakan Rai Budiasa lebih layak maju ke DPRD Bali. "Kami membutuhkan sosok Rai Budiasa, sebagai kader berpengalaman dan punya basis massa di Gianyar. Saya sebagai Korwil Bali DPP Golkar mendapatkan laporan dari teman-teman di daerah. Artinya, dari sisi kelayakan, Rai Budiasa layak dicalonkan," ujar Dewa Nida secara terpisah, Jumat kemarin.
Bagaimana kalau Rai Budiasa tetap tidak mau maju tarung Pileg 2014? Menurut Dewa Nida, DPP Golkar akan melakukan kajian atas aspirasi dan usulan dari daerah untuk caleg-caleg yang diajukan. "Bisa ditambah, bisa juga dikurangi. Tergantung juga hasil telaah dan kajian politik. Tapi, dalam waktu yang tepat, akan ditetapkan daftar caleg untuk didaftarkan ke KPU," tegas mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar ini. *nat
DENPASAR, NusaBali
Namun, Rai Budiasa menolak maju tarung Pileg 2019, karena pilih fokus ngayah mengelola Yaysan Yasa Putra Sedana (bergerak di bidang seni dan budaya), di Desa Melinggih Kelod Kecamatan Payangan, Gianyar, selain juga urus usaha travel.
Kepada NusaBali di Denpasar, Jumat (13/7), Rai Budiasa mengatakan dirinya dipanggil oleh Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, ke Gedung DPRD Bali, sepekan lalu. Saat itu, Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali minta Rai Budiasa untuk maju ke Dewan Provinsi dari Dapil Gianyar.
"Saya diminta maju sebagai caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar. Saya saat itu tegas menyampaikan saya sudah tidak aktif sebagai pengurus Golkar. Saya fokus mengurus Yayasan Yasa Putra Sedana. Jadi, saya putuskan tidak maju tarung ke Pileg 2019," ungkap mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPD I Golkar Bali dua kali periode ini.
Belakangan, Rai Budiasa mendapatkan berita di media kalau dirinya di-caleg-kan ke DPRD Bali dari Dapil Gianyar. "Saya berterima kasih kepada Partai Golkar. Walaupun saya tidak aktif sebagai pengurus, saya masih diberikan kesempatan berkarier selaku caleg DPRD Bali. Tapi, sampai saat ini saya masih fokus ngayah di desa," tandas Rai Budiasa, yang sempat menjadi anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta.
Menurut Rai Budiasa, masih banyak kader muda Golkar yang belum mendapatkan kesempatan maju sebagai caleg. "Dan, juga banyak senior di Golkar yang layak dicalegkan ke DPRD Bali. Kalau bagus cara memasang formasi, Golkar bisa dapat 2 kursi DPRD Bali dari Dapil Gianyar. Bisa kembalikan kejayaan Golkar. Pada Pileg 2014, kan cuma dapat 1 kursi dari Gianyar. Posisinya terus turun dari semula 3 kursi, menjadi 2 kursi, dan akhirnya tinggal 1 kursi," sesal Rai Budiasa.
Rai Budiasa sendiri bukan petarung baru. Sebelumnya, dia pernah sebagai caleg DPR RI dalam Pileg 2004, dengan hasil raih suara terbanyak kedua di internal Golkar Dapil Bali. Nam, dia gagal lolos ke Senayan karena sistem Pemilu masih mengunakan nomor urut. Akhirnya yang lolos kala itu adalah Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (caleg nomor urut 1) dan almarhum Ni Nyoman Trisnawati Karna (nomor urut 2).
Sementara itu, anggota Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida, engatakan Rai Budiasa lebih layak maju ke DPRD Bali. "Kami membutuhkan sosok Rai Budiasa, sebagai kader berpengalaman dan punya basis massa di Gianyar. Saya sebagai Korwil Bali DPP Golkar mendapatkan laporan dari teman-teman di daerah. Artinya, dari sisi kelayakan, Rai Budiasa layak dicalonkan," ujar Dewa Nida secara terpisah, Jumat kemarin.
Bagaimana kalau Rai Budiasa tetap tidak mau maju tarung Pileg 2014? Menurut Dewa Nida, DPP Golkar akan melakukan kajian atas aspirasi dan usulan dari daerah untuk caleg-caleg yang diajukan. "Bisa ditambah, bisa juga dikurangi. Tergantung juga hasil telaah dan kajian politik. Tapi, dalam waktu yang tepat, akan ditetapkan daftar caleg untuk didaftarkan ke KPU," tegas mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar ini. *nat
Komentar