Kehilangan Anak, Kepikiran hingga Lumpuh
Pengungsi lanjut usia, Ni Nyoman Karma, 65, dari Banjar Kesimpar, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem menderita lumpuh, setelah anak keduanya I Nengah Murah, 32, menghilang.
AMLAPURA, NusaBali
Kaki dan tangan kanannya tidak berfungsi, berjalan mesti merangkak, pakai pantat. Sebanyak 11 kali diwacakang ke orang pintar, sang anak belum kembali, kabar secara niskala, sang anak telah menikah dengan makhluk gaib.
Karma menuturkan, putra keduanya menghilang tanpa sebab pada Mei 2016. Nengah Murah yang masih bujangan kerjanya hanyalah mencari kayu bakar dan menggembalakan sapi. Sebelum menghilang sempat bilang hendak mencari kayu bakar di hutan lindung Gunung Agung. Menuju hutan mesti melintasi dua sungai besar. Sebab, Banjar Kesimpar diapit dua sungai. Setelah ditunggu-tunggu, Nengah Murah tak kunjung datang. Segenap keluarganya melakukan pencarian bersama warga Banjar Kesimpar, tak membuahkan hasil. Kasus kehilangan anggota keluarga itu telah dilaporkan ke Polsek Rendang.
Akibat upaya pencarian gagal, pihak keluarga menanyakan ke orang pintar hingga 11 kali. “Anak saya dibilang masih hidup, telah menikah dengan makhluk gaib,” ungkap Karma saat ditemui di tempat mengungsi, aula Kantor UPT Dinas Pertanian Kecamatan Rendang, Karangasem Banjar Singerata, Desa/Kecamatan Rendang, Minggu (15/7). Akibat kepikiran, Karma tidak makan dan minum hingga kondisi fisiknya menurun. Dampaknya, kaki dan tangan kirinya tidak bisa digerakkan. “Setelah anak saya hilang, saya gelisah. Saya tidak tahu, akibatnya menderita sakit, tangan dan kaki kiri ini tidak bisa digerakkan,” ujar Karma.
Selama di tempat mengungsi, Karma dilayani menantu dan anak pertamanya, I Wayan Ariawan, menyuapi makanan dan memandikan dengan cara digotong ke kamar kecil. “Saya tidak pernah mimpi tentang anak saya. Anak saya menghilang, sebelumnya tidak ada masalah,” tambahnya. Kerabatnya Ni Wayan Sudiasih merasa prihatin atas kepergian I Nengah Murah tanpa sebab. “Kasihan ibunya, gara-gara anaknya hilang, kepikiran hingga kondisinya jadi lumpuh,” kata Wayan Sudiasih. *k16
Kaki dan tangan kanannya tidak berfungsi, berjalan mesti merangkak, pakai pantat. Sebanyak 11 kali diwacakang ke orang pintar, sang anak belum kembali, kabar secara niskala, sang anak telah menikah dengan makhluk gaib.
Karma menuturkan, putra keduanya menghilang tanpa sebab pada Mei 2016. Nengah Murah yang masih bujangan kerjanya hanyalah mencari kayu bakar dan menggembalakan sapi. Sebelum menghilang sempat bilang hendak mencari kayu bakar di hutan lindung Gunung Agung. Menuju hutan mesti melintasi dua sungai besar. Sebab, Banjar Kesimpar diapit dua sungai. Setelah ditunggu-tunggu, Nengah Murah tak kunjung datang. Segenap keluarganya melakukan pencarian bersama warga Banjar Kesimpar, tak membuahkan hasil. Kasus kehilangan anggota keluarga itu telah dilaporkan ke Polsek Rendang.
Akibat upaya pencarian gagal, pihak keluarga menanyakan ke orang pintar hingga 11 kali. “Anak saya dibilang masih hidup, telah menikah dengan makhluk gaib,” ungkap Karma saat ditemui di tempat mengungsi, aula Kantor UPT Dinas Pertanian Kecamatan Rendang, Karangasem Banjar Singerata, Desa/Kecamatan Rendang, Minggu (15/7). Akibat kepikiran, Karma tidak makan dan minum hingga kondisi fisiknya menurun. Dampaknya, kaki dan tangan kirinya tidak bisa digerakkan. “Setelah anak saya hilang, saya gelisah. Saya tidak tahu, akibatnya menderita sakit, tangan dan kaki kiri ini tidak bisa digerakkan,” ujar Karma.
Selama di tempat mengungsi, Karma dilayani menantu dan anak pertamanya, I Wayan Ariawan, menyuapi makanan dan memandikan dengan cara digotong ke kamar kecil. “Saya tidak pernah mimpi tentang anak saya. Anak saya menghilang, sebelumnya tidak ada masalah,” tambahnya. Kerabatnya Ni Wayan Sudiasih merasa prihatin atas kepergian I Nengah Murah tanpa sebab. “Kasihan ibunya, gara-gara anaknya hilang, kepikiran hingga kondisinya jadi lumpuh,” kata Wayan Sudiasih. *k16
Komentar