Desa Amerta Bhuana dan Peringsari Gelar Pelatihan Menjahit
Desa Amerta Bhuana dan Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem menggelar latihan menjahit. Pesertanya 60 ibu rumah tangga.
AMLAPURA, NusaBali
Semua peserta mendapatkan mesin jarit. Usai pelatihan, peserta boleh membawa mesin jarit ke rumah masing-masing untuk usaha. Namun peserta dilarang menjual mesin jarit itu. Biaya latihan dan pengadaan mesin jarit bersumber dari dana desa.
Perbekel Desa Amerta Bhuana, I Wayan Suara, mengatakan jika peserta latihan menjual mesin jarit yang diterimanya akan dikenakan denda. Pelatihan di Desa Amerta Bhuana melibatkan 40 peserta dari Banjar Muntig, Tegeh, Sukaluwih, dan Abiantiying. Desa Amerta Bhuana bekerjasama dengan LKP Ari Mulia Amlapura dengan menghadirkan instruktur I Wayan Sandiyasa, I Gusti Ayu Seniati, dan I Wayan Genti. Latihan digelar dari tanggal 14 Juli-25 September 2018.
Peserta latihan diberikan teknik-teknik dasar menjahit, membuat pola, dan memotong kain. Target hingga berakhir pelatihan, semua peserta mampu mandiri sebagai tukang jahit. Harapannya, semua peserta pelatihan mampu membuka usaha sendiri sehingga mendatangkan kesejahteraan untuk keluarga masing-masing. “Tujuannya meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu rumah tangga, makanya mesin nantinya bisa diambil sebagai modal awal,” jelas Wayan Suara, Minggu (15/7). Komitmen dari LKP Ari Mulia, usai pelatihan berlanjut mencarikan order ke garmen, sehingga peserta pelatihan terus memiliki aktivitas menjahit.
Terpisah, Perbekel Desa Peringsari, I Wayan Bawa, mengatakan pelatihan menjahit melibatkan 20 peserta dari 10 banjar. Pelatihan juga berlangsung dari tanggal 14 Juli-25 September 2018, sehingga dalam waktu bersamaan dipandu dengan instruktur dari LKP Ari Mulia. “Kan instruktur diatur, petugasnya dibagi-bagi, karena lokasinya berdekatan antara Desa Peringsari dengan Desa Amerta Bhuana,” jelas Wayan Bawa. Ia berharap, usai pelatihan, ibu-ibu rumah tangga bisa membuka usaha dengan modal awal mesin jahit yang dibiayai ADD Desa Peringsari. *k16
Semua peserta mendapatkan mesin jarit. Usai pelatihan, peserta boleh membawa mesin jarit ke rumah masing-masing untuk usaha. Namun peserta dilarang menjual mesin jarit itu. Biaya latihan dan pengadaan mesin jarit bersumber dari dana desa.
Perbekel Desa Amerta Bhuana, I Wayan Suara, mengatakan jika peserta latihan menjual mesin jarit yang diterimanya akan dikenakan denda. Pelatihan di Desa Amerta Bhuana melibatkan 40 peserta dari Banjar Muntig, Tegeh, Sukaluwih, dan Abiantiying. Desa Amerta Bhuana bekerjasama dengan LKP Ari Mulia Amlapura dengan menghadirkan instruktur I Wayan Sandiyasa, I Gusti Ayu Seniati, dan I Wayan Genti. Latihan digelar dari tanggal 14 Juli-25 September 2018.
Peserta latihan diberikan teknik-teknik dasar menjahit, membuat pola, dan memotong kain. Target hingga berakhir pelatihan, semua peserta mampu mandiri sebagai tukang jahit. Harapannya, semua peserta pelatihan mampu membuka usaha sendiri sehingga mendatangkan kesejahteraan untuk keluarga masing-masing. “Tujuannya meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu rumah tangga, makanya mesin nantinya bisa diambil sebagai modal awal,” jelas Wayan Suara, Minggu (15/7). Komitmen dari LKP Ari Mulia, usai pelatihan berlanjut mencarikan order ke garmen, sehingga peserta pelatihan terus memiliki aktivitas menjahit.
Terpisah, Perbekel Desa Peringsari, I Wayan Bawa, mengatakan pelatihan menjahit melibatkan 20 peserta dari 10 banjar. Pelatihan juga berlangsung dari tanggal 14 Juli-25 September 2018, sehingga dalam waktu bersamaan dipandu dengan instruktur dari LKP Ari Mulia. “Kan instruktur diatur, petugasnya dibagi-bagi, karena lokasinya berdekatan antara Desa Peringsari dengan Desa Amerta Bhuana,” jelas Wayan Bawa. Ia berharap, usai pelatihan, ibu-ibu rumah tangga bisa membuka usaha dengan modal awal mesin jahit yang dibiayai ADD Desa Peringsari. *k16
Komentar