Teh Indonesia Terima Penghargaan di Paris
Produk teh Indonesia menerima penghargaan dari Teas of the World International Contest yang diselenggarakan the Agency for the Valorization of Agricultural Products (AVPA) Paris.
PARIS, NusaBali
Penghargaan AVPA Gourmet Product 2018 kategori teh hitam diberikan Presiden AVPA Philippe Juglar kepada Suryo Tutuko, perwakilan PT Bukitsari dengan disaksikan Dubes RI di Paris Hotmangaradja Pandjaitan.
Teas of the World merupakan kompetisi pertama khusus untuk memberikan penghargaan kepada produsen teh terbai. Produk teh yang dipertandingkan dibagi berdasarkan sembilan kategori, yaitu green tea, white tea, oolong clear, darjeeling, oolong moyen, oolong oriental beauty, oolong dark, black tea, dan no category (lain-lain). Dari 13 produk teh dari 15 negara produsen, hanya 53 yang mendapatkan penghargaan.
Sebagai negara gastronomi dan importir teh terbesar ke-5 di kawasan Eropa, Prancis tidak bisa lagi mengabaikan pentingnya teh dalam kehidupan sehari-hari. Teh sudah memikat sepertiga dari populasi Prancis dan sekarang menjadi segmen barang konsumsi yang dinamis. Berdasarkan data trademap tahun 2017, nilai impor Prancis untuk produk teh, atau tea, whether or not flavoured dengan kode HS 0902, mencapai 168,37 juta dollar.
Pasar teh di Prancis naik 6,6 persen pada tahun 2017 dan terus stabil hingga kini. Dari jumlah tersebut, hingga 25 persen adalah permintaan teh premium atau teas of origin, sementara sisanya adalah permintaan dalam bentuk teh celup yang dibeli di supermarket. Kebutuhan ini menjadi pertimbangan bagi para produsen dan pemasok teh.
Pada tahun 2017, Indonesia merupakan pemasok dengan peringkat ke-11 dengan share sebesar 1,69 persen atau senilai 2.841.000 dolar . Namun demikian jumlah ini masih jauh bila dibandingkan dengan China 43.605.000 dollar, Sri Lanka 10.171.000 dollar, dan India 6.706.000 dollar. Nilai pertumbuhan ekspor Indonesia di pasar Perancis adalah sebesar 6,56 persen untuk kurun waktu 5 tahun dari tahun 2013-2017. *ant
Teas of the World merupakan kompetisi pertama khusus untuk memberikan penghargaan kepada produsen teh terbai. Produk teh yang dipertandingkan dibagi berdasarkan sembilan kategori, yaitu green tea, white tea, oolong clear, darjeeling, oolong moyen, oolong oriental beauty, oolong dark, black tea, dan no category (lain-lain). Dari 13 produk teh dari 15 negara produsen, hanya 53 yang mendapatkan penghargaan.
Sebagai negara gastronomi dan importir teh terbesar ke-5 di kawasan Eropa, Prancis tidak bisa lagi mengabaikan pentingnya teh dalam kehidupan sehari-hari. Teh sudah memikat sepertiga dari populasi Prancis dan sekarang menjadi segmen barang konsumsi yang dinamis. Berdasarkan data trademap tahun 2017, nilai impor Prancis untuk produk teh, atau tea, whether or not flavoured dengan kode HS 0902, mencapai 168,37 juta dollar.
Pasar teh di Prancis naik 6,6 persen pada tahun 2017 dan terus stabil hingga kini. Dari jumlah tersebut, hingga 25 persen adalah permintaan teh premium atau teas of origin, sementara sisanya adalah permintaan dalam bentuk teh celup yang dibeli di supermarket. Kebutuhan ini menjadi pertimbangan bagi para produsen dan pemasok teh.
Pada tahun 2017, Indonesia merupakan pemasok dengan peringkat ke-11 dengan share sebesar 1,69 persen atau senilai 2.841.000 dolar . Namun demikian jumlah ini masih jauh bila dibandingkan dengan China 43.605.000 dollar, Sri Lanka 10.171.000 dollar, dan India 6.706.000 dollar. Nilai pertumbuhan ekspor Indonesia di pasar Perancis adalah sebesar 6,56 persen untuk kurun waktu 5 tahun dari tahun 2013-2017. *ant
1
Komentar