Start Molor, Dikhawatiri Hasilnya Kurang Maksimal
Pembangunan Dermaga DTW Teluk Gilimanuk
NEGARA, NusaBali
Proyek pembangunan dermaga pariwisata di kawasan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, belakangan menjadi sorotan. Pasalnya, proyek pembangunan dermaga pariwisata yang harusnya sudah mulai digarap sesuai kontrak pada akhir Juni 2018, diketahui baru mulai dikerjakan memasuki pekan kedua Juli 2018. Start proyek yang molor selama dua pekan itu dikhawatiri berpengaruh terhadap hasil pembangunan yang kurang maksimal.
Berdasar pemantauan, Senin (16/7), sejumlah pekerja tampak sibuk mengerjakan pembangunan dermaga pariwisata sebagai pengganti dermaga kayu yang usang di kawasan DTW tersebut. Sesuai papan informasi proyek, pembangunan dermaga pariwisata dengan nilai Rp 645 juta dari dana alokasi khusus (DAK) di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, sesuai kontrak per 29 Juni 2018 itu, digarap CV Cahaya Dewata dengan waktu pelaksanaan selama 120 hari. Namun sayangnya, meski jelas tercantum kontrak mulai akhir Juni lalu, sejumlah pekerja di lokasi mengaku, baru mulai bekerja sepekan lalu. “Mulai kerja seminggu lalu, sesuai perintah bos,” ujar salah seorang pekerja di proyek tersebut.
Seorang warga menyesalkan start proyek yang molor. Menurutnya, jika pengerjaan terlalu dikebut karena start yang molor, dikhawatirkan berdampak terhadap hasil. Apalagi, pembangunan dermaga pariwisata di tepi perairan Teluk Gilimanuk itu, juga perlu menyesuaikan dengan kondisi pasang surut arus yang kerap terjadi di perairan setempat.
“Kami tetap harapkan yang terbaik. Mudah-mudahan saja bagus hasilnya. Biar tidak dermaga baru, malah duluan rusak dibanding dermaga kayu yang hendak diganti. Karena dermaga kayu yang sebelumnya, wajar sudah rusak karena dibangun sudah sejak zaman Bupati Winasa,” ujar pelaku pariwisata di Teluk Gilimanuk, yang enggan dikorankan namanya.
Sementara Direktur CV Cahaya Dewata Made Wardani, mengakui pengerjaan proyek dermaga pariwisata itu baru dimulai sepekan lalu. Terkait kekhawatiran terhadap kualitas yang kurang maksimal lantaran start proyek yang molor itu, dipastikan tidak akan terjadi. Dia yakin pengerjaan akan berjalan lancar sesuai waktu pelaksanaan, dengan kualitas bagus, karena juga selalu dipantau konsultan pengawas di lokasi proyek. “Jangan khawatir, pekerjaan pasti bagus karena tiap hari selalu diawasi oleh konsultan pengawas,” ujarnya. *ode
Proyek pembangunan dermaga pariwisata di kawasan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, belakangan menjadi sorotan. Pasalnya, proyek pembangunan dermaga pariwisata yang harusnya sudah mulai digarap sesuai kontrak pada akhir Juni 2018, diketahui baru mulai dikerjakan memasuki pekan kedua Juli 2018. Start proyek yang molor selama dua pekan itu dikhawatiri berpengaruh terhadap hasil pembangunan yang kurang maksimal.
Berdasar pemantauan, Senin (16/7), sejumlah pekerja tampak sibuk mengerjakan pembangunan dermaga pariwisata sebagai pengganti dermaga kayu yang usang di kawasan DTW tersebut. Sesuai papan informasi proyek, pembangunan dermaga pariwisata dengan nilai Rp 645 juta dari dana alokasi khusus (DAK) di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, sesuai kontrak per 29 Juni 2018 itu, digarap CV Cahaya Dewata dengan waktu pelaksanaan selama 120 hari. Namun sayangnya, meski jelas tercantum kontrak mulai akhir Juni lalu, sejumlah pekerja di lokasi mengaku, baru mulai bekerja sepekan lalu. “Mulai kerja seminggu lalu, sesuai perintah bos,” ujar salah seorang pekerja di proyek tersebut.
Seorang warga menyesalkan start proyek yang molor. Menurutnya, jika pengerjaan terlalu dikebut karena start yang molor, dikhawatirkan berdampak terhadap hasil. Apalagi, pembangunan dermaga pariwisata di tepi perairan Teluk Gilimanuk itu, juga perlu menyesuaikan dengan kondisi pasang surut arus yang kerap terjadi di perairan setempat.
“Kami tetap harapkan yang terbaik. Mudah-mudahan saja bagus hasilnya. Biar tidak dermaga baru, malah duluan rusak dibanding dermaga kayu yang hendak diganti. Karena dermaga kayu yang sebelumnya, wajar sudah rusak karena dibangun sudah sejak zaman Bupati Winasa,” ujar pelaku pariwisata di Teluk Gilimanuk, yang enggan dikorankan namanya.
Sementara Direktur CV Cahaya Dewata Made Wardani, mengakui pengerjaan proyek dermaga pariwisata itu baru dimulai sepekan lalu. Terkait kekhawatiran terhadap kualitas yang kurang maksimal lantaran start proyek yang molor itu, dipastikan tidak akan terjadi. Dia yakin pengerjaan akan berjalan lancar sesuai waktu pelaksanaan, dengan kualitas bagus, karena juga selalu dipantau konsultan pengawas di lokasi proyek. “Jangan khawatir, pekerjaan pasti bagus karena tiap hari selalu diawasi oleh konsultan pengawas,” ujarnya. *ode
1
Komentar