Hilang 3 Hari, Pekak Pikun Ditemukan Tewas
Ditemukan luka di bagian kepala belakang, diduga akibat benturan di batu. Di betis kaki kanan ada bekas gigitan binatang, diduga biawak.
TABANAN, NusaBali
Setelah tiga hari sejak Jumat (13/7) dinyatakan hilang, pekak (kakek) I Wayan Kerug, 73, akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di pinggir Sungai Yeh Mawa, Banjar Kelembang, Desa Rejasa, Kecamatan Penebel, Tabanan, Senin (16/7) sekitar pukul 09.30 Wita. Kerug yang sudah pikun tersebut, diduga terpeleset dan jatuh dari tebing setinggi 4 meter.
Informasi yang dihimpun di kepolisian, sebelum Kerug ditemukan tewas, dia dinyatakan hilang pada Jumat (13/7) oleh keluarganya. Pagi itu sekitar pukul 10.00 Wita, kerabatnya yang satu pekarangan dengan korban, Ni Nengah Mudiasih hendak membawakan makanan ke dalam kamar Kerug. Tetapi Kerug tidak ada di kamar.
Keluarga kemudian mencari korban di sekitaran tempat tinggalnya Banjar Kedampal, Desa Rejasa, Kecamatan Penebel. Namun Kerug yang kesehariannya tinggal sendiri, lantaran anaknya I Nengah Sudiarka dan istrinya bekerja dan tinggal di Denpasar, tidak ditemukan. Kemudian hilangnya Kerug dilaporkan ke Polsek Penebel pada Sabtu (14/7) sekitar pukul 08.00 Wita.
Mendapat laporan tersebut Polsek Penebel langsung melakukan pencarian. Pencarian itu melibatkan BPBD Tabanan, Basarnas Bali, serta masyarakat setempat. Namun Kerug tak kunjung ketemu, bahkan pencarian menempuh jalur niskala sudah dilakukan pihak keluarga.
Akhirnya pada Senin kemarin, Kerug ditemukan dalam keadaan tewas di pinggir Sungai Yeh Mawa yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya. Diduga Kerug saat berjalan jatuh dan terpeleset. Dia ditemukan oleh I Ketut Buana, warga yang ikut melakukan pencarian.
Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya, mengatakan dugaan awal Kerug ditemukan di pinggir sungai karena terjatuh dari pinggiran sawah tebing setinggi 4 meter. Kerug sudah pikun dan saat pergi juga tanpa sepengetahuan siapa pun. “Mayat korban ditemukan dalam keadaan tertelungkup,” ujarnya.
Hasil identifikasi tidak ditemukan tanda kekerasan, namun ditemukan luka di bagian kepala belakang, diduga akibat benturan di batu. Serta di kaki kanan di bagian betis ada bekas gigitan binatang, diduga biawak.
AKP Mastra Budaya menjelaskan evakuasi korban dilakukan oleh sejumlah anggota kepolisian, Basarnas Bali, BPBD Tabanan, dan warga setempat lewat jalur irigasi Subak Rejasa. “Sekitar pukul 10.40 Wita mayat korban sudah berada di rumah duka, dan keluarga sudah mengikhlaskan kepergian korban,” tandasnya. *d
Setelah tiga hari sejak Jumat (13/7) dinyatakan hilang, pekak (kakek) I Wayan Kerug, 73, akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di pinggir Sungai Yeh Mawa, Banjar Kelembang, Desa Rejasa, Kecamatan Penebel, Tabanan, Senin (16/7) sekitar pukul 09.30 Wita. Kerug yang sudah pikun tersebut, diduga terpeleset dan jatuh dari tebing setinggi 4 meter.
Informasi yang dihimpun di kepolisian, sebelum Kerug ditemukan tewas, dia dinyatakan hilang pada Jumat (13/7) oleh keluarganya. Pagi itu sekitar pukul 10.00 Wita, kerabatnya yang satu pekarangan dengan korban, Ni Nengah Mudiasih hendak membawakan makanan ke dalam kamar Kerug. Tetapi Kerug tidak ada di kamar.
Keluarga kemudian mencari korban di sekitaran tempat tinggalnya Banjar Kedampal, Desa Rejasa, Kecamatan Penebel. Namun Kerug yang kesehariannya tinggal sendiri, lantaran anaknya I Nengah Sudiarka dan istrinya bekerja dan tinggal di Denpasar, tidak ditemukan. Kemudian hilangnya Kerug dilaporkan ke Polsek Penebel pada Sabtu (14/7) sekitar pukul 08.00 Wita.
Mendapat laporan tersebut Polsek Penebel langsung melakukan pencarian. Pencarian itu melibatkan BPBD Tabanan, Basarnas Bali, serta masyarakat setempat. Namun Kerug tak kunjung ketemu, bahkan pencarian menempuh jalur niskala sudah dilakukan pihak keluarga.
Akhirnya pada Senin kemarin, Kerug ditemukan dalam keadaan tewas di pinggir Sungai Yeh Mawa yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya. Diduga Kerug saat berjalan jatuh dan terpeleset. Dia ditemukan oleh I Ketut Buana, warga yang ikut melakukan pencarian.
Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya, mengatakan dugaan awal Kerug ditemukan di pinggir sungai karena terjatuh dari pinggiran sawah tebing setinggi 4 meter. Kerug sudah pikun dan saat pergi juga tanpa sepengetahuan siapa pun. “Mayat korban ditemukan dalam keadaan tertelungkup,” ujarnya.
Hasil identifikasi tidak ditemukan tanda kekerasan, namun ditemukan luka di bagian kepala belakang, diduga akibat benturan di batu. Serta di kaki kanan di bagian betis ada bekas gigitan binatang, diduga biawak.
AKP Mastra Budaya menjelaskan evakuasi korban dilakukan oleh sejumlah anggota kepolisian, Basarnas Bali, BPBD Tabanan, dan warga setempat lewat jalur irigasi Subak Rejasa. “Sekitar pukul 10.40 Wita mayat korban sudah berada di rumah duka, dan keluarga sudah mengikhlaskan kepergian korban,” tandasnya. *d
1
Komentar