Delapan Murid SMP 1 Saraswati Masih Bertahan
Delapan orang murid baru di SMP 1 Saraswati masih bertahan, meskipun jumlah siswa yang relatif sedikit.
TABANAN, NusaBali
Rata-rata mereka mengatakan nyaman dan enggan pindah ke sekolah negeri. Bahkan guru mereka pun tampak semangat mengajar, meskipun sertifikasi guru tidak akan didapatkan karena jumlah siswa yang terbatas.
Salah seorang siswa, Gede Bagus Ageng Suteja asal Banjar Sema, Desa Kediri, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, mengaku senang bersekolah di SMP 1 Saraswati. Dengan jumlah siswa yang sedikit dia mengaku nyaman karena tidak ada ribut-ribut. “Malah saya lebih senang belajar, kalau ramai kan ribut,” tuturnya ketika ditemui di sekolahnya, Senin (16/7).
Maka dari itu dia enggan pindah ke sekolah negeri meskipun nilai ujian sekolah berstandar nasional (USBN) yang diperoleh sebesar 251,4 (rata-rata 83,8) ketika lulus di SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan.
Sedikit jumlah siswa yang didapat oleh SMP 1 Saraswati sangat berdampak pada sertifikasi guru. Seharusnya untuk mendapatkan sertifikasi guru wajib bertatap muka 24 jam seminggu. Namun karena jumlah kelas di SMP 1 Saraswati hanya dua kelas (kelas VII dan kelas VIII, Red), syarat tersebut tidak bisa dipenuhi.
“Mau gimana lagi, keadaan. Tetapi kami akan mengajar mereka dengan baik,” ujar Guru Bahasa Inggris SMP Saraswati Desak Gede Sri Utami Dewi seraya menyampaikan untungnya karena sekolah swasta, masalah gaji diberikan langsung oleh yayasan. Hanya sertifikasi saja tidak didapatkan.
Hal serupa pun disampaikan oleh Guru Matematika SMP 1 Saraswati Komang Nuraja. Meskipun dia sudah mengajar di SMP Saraswati 20 tahun hanya mendapatkan jam tatap muka 10 jam seminggu karena jumlah siswa sangat sedikit. “Harusnya 24 jam agar bisa dapatkan sertifikasi, namun tidak didapat. Mau gimana lagi, jalani saja,” ujarnya. *d
Rata-rata mereka mengatakan nyaman dan enggan pindah ke sekolah negeri. Bahkan guru mereka pun tampak semangat mengajar, meskipun sertifikasi guru tidak akan didapatkan karena jumlah siswa yang terbatas.
Salah seorang siswa, Gede Bagus Ageng Suteja asal Banjar Sema, Desa Kediri, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, mengaku senang bersekolah di SMP 1 Saraswati. Dengan jumlah siswa yang sedikit dia mengaku nyaman karena tidak ada ribut-ribut. “Malah saya lebih senang belajar, kalau ramai kan ribut,” tuturnya ketika ditemui di sekolahnya, Senin (16/7).
Maka dari itu dia enggan pindah ke sekolah negeri meskipun nilai ujian sekolah berstandar nasional (USBN) yang diperoleh sebesar 251,4 (rata-rata 83,8) ketika lulus di SDN 6 Sesetan, Denpasar Selatan.
Sedikit jumlah siswa yang didapat oleh SMP 1 Saraswati sangat berdampak pada sertifikasi guru. Seharusnya untuk mendapatkan sertifikasi guru wajib bertatap muka 24 jam seminggu. Namun karena jumlah kelas di SMP 1 Saraswati hanya dua kelas (kelas VII dan kelas VIII, Red), syarat tersebut tidak bisa dipenuhi.
“Mau gimana lagi, keadaan. Tetapi kami akan mengajar mereka dengan baik,” ujar Guru Bahasa Inggris SMP Saraswati Desak Gede Sri Utami Dewi seraya menyampaikan untungnya karena sekolah swasta, masalah gaji diberikan langsung oleh yayasan. Hanya sertifikasi saja tidak didapatkan.
Hal serupa pun disampaikan oleh Guru Matematika SMP 1 Saraswati Komang Nuraja. Meskipun dia sudah mengajar di SMP Saraswati 20 tahun hanya mendapatkan jam tatap muka 10 jam seminggu karena jumlah siswa sangat sedikit. “Harusnya 24 jam agar bisa dapatkan sertifikasi, namun tidak didapat. Mau gimana lagi, jalani saja,” ujarnya. *d
Komentar