Golkar Pasang 11 Incumbent, Cok Ibah Mental
Golkar ajukan seluruh 11 kandidat incumbent untuk maju tarung lagi berebut kursi DPRD Bali dalam Pileg 2018.
DENPASAR, NusaBali
Sedangkan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, gagal nyaleg DPRD Bali Dapil Gianyar pasca tumbang di Pilkada Gianyar 2018, karena ditolak sistem pencalonan (silon). Bakal caleg Golkar untuk kursi DPRD Bali berjumlah 55 orang dari 9 kabupaten/kota telah didaftarkan ke Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar, Selasa (17/7) sore pukul 16.00 Wita. Pendaftaran dilakukan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta, didampingi Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry. Pendaftaran diterima Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi dan para komisioner lainnya.
Para incumbent yang kembali diajukan Golkar maju tarung ke DPRD Bali dalam Pileg 2019, maasing-masing I Ketut Suwandhi (Dapil Denpasar), Ida Bagus Gede Udiyana (Dapil Denpasar), Nyoman Sugawa Korry (Dapil Buleleng), Ida Gede Komang Kresna Budi (Dapil Buleleng), I Wayan Rawan Atmaja (Dapil Badung), Ida Bagus Pada Kesuma (Dapil Badung), Ni Putu Yuliartini (Dapil Karangasem), I Nyoman Wirya (Dapil Tabanan), I Wayan Gunawan (Dapil Bangli), I Made Suardana (Dapil Jembrana), dan Made Dauh Wijana (Dapil Gianyar).
Sedangkan 44 bakal caleg DPRD Bali lainnya yang diajukan Golkar, merupakan kandidat new comer. Termasuk di antaranya Dewa Made Nhara Pradnyana, 26, politisi muda asal Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng yang diajukan ke DPRD Bali Dapil Buleleng. Dewa Rhana Pradnyana merupakan putra dari Sekda Kabupaten Buleleng, Dewa Ketut Puspaka. “Ya, semua incumbent berjumlah 11 orang milik Golkar kita calonkan kembali ke DPRD Bali dalam Paileg 2019,” ujar Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, di Kantor KPU Bali kemarin sore.
Menurut Sudikerta, para incumbent terbukti memiliki dedikasi tinggi dalam membesarkan Partai Golkar. Dengan diajukannya incumbent, Golkar berharap bisa menambah kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019. Jika sebelumnya hanya mampu merebut 11 dari total 55 kursi DPRD Bali yang diperebutkan dalam Pileg 2014, maka nantinya Golkar targetkan bisa rebut 18 kursi.
“Sekarang kita punya 11 kursi, nanti dari Pileg 2019 kita targetkan bertambah jadi 18 kursi DPRD Bali. Tapi, ini baru target verifikasi per calon. Sebenarnya ini belum final, karena masih verifikasi di KPU Bali. Kalau sudah terverifikasi, barulah nanti bisa dipastikan target,” tandas politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang masih menjabat Wakil Gubernur Bali 2013-2018 ini.
Sementara itu, dalam daftar 45 bakal caleg DPRD Bali yang didaftarkan Golkar ke KPU Bali, Selasa kemarin, tidak termasuk Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, politisi senior asal Puri Agung Ubud. Pasalnya, Cok Ibah yang mengundurkan diri dari keanggotaan Fraksi Golkar DPRD Bali, Januari 2018 lalu, karena maju tarung ke Pilkada Gianyar, ditolak sistem pencalonan (silon).
Sudikerta menyebutkan, sebenarnya Cok Ibah mau diajukan lagi sebagai caleg DPRD Bali Dapil Gianyar, karena ada rekomendasi DPP Golkar untuk kembali usung mantan ketua DPD II Golkar Gianyar tersebut. “Tetapi, nama Cok Ibah harus menunggu rapat Tim 9 Caleg Golkar. Rekomendasi itu baru keluar mendadak tadi siang (kemarin) pukul 14.30 Wita, sementara nama-nama sudah selesai dan disetor,” tandas Sudikerta. "Sistem pencalonan tidak bisa mengakses kalau dibongkar pasang,” imbuhnya.
Kendati demikian, kata Sudikerta, Cok Ibah masih berpeluang maju tarung lagi ke DPRD Bali Dapil Gianyar dalam Pileg 2019. Peluang itu terbuka lebar, jika nanti ada caleg DPRD Bali Dapil Gianyar mengundurkan diri.
Kalau maju tarung, Cok Ibah sebetulnya boleh dibilang ‘incumbent’ dalam Pileg 2019 nanti. Pasalnya, dia baru mundur dari kursi DPRD Bali, Januari 2018 lalu, karena maju tarung sebagai Calon Bupati Gianyar di Pilkada Gianyar 2018. Cok Ibah bertandem dengan Pande Istri Maharani Prima Dewi alias Gek Rani. Sayangnya, Cok Ibah-Gek Rani (yang diusung Golkar-Demokrat-PKPI-NasDem) dipecundangi pasangan Made Agus Mahasaytra-AA Gde Mayun (Cabup-Cawabup Gianyar yang diusung PDIP-Hanura) di Pilkada Gianyar 2018.
Saat Pileg 2014 lalu, Cok Ibah yang kala itu berstatus incumbent berhasil meraih satu-satunya kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar, dengan raihan 22.246 suara. Sedangkan Made Dauh Wijana, politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang yang kini Ketua DPD II Golkar Gianyar, kala itu hanya menempati peringkat kedua dengan perolehan 6.140 suara. Maka, begitu Cok Ibah mengundurkan diri, Dauh Wijana naik ke DPRD Bali, Januari 2018 lalu, dengan status pengganti antar waktu (PAW). *nat
Sedangkan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, gagal nyaleg DPRD Bali Dapil Gianyar pasca tumbang di Pilkada Gianyar 2018, karena ditolak sistem pencalonan (silon). Bakal caleg Golkar untuk kursi DPRD Bali berjumlah 55 orang dari 9 kabupaten/kota telah didaftarkan ke Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar, Selasa (17/7) sore pukul 16.00 Wita. Pendaftaran dilakukan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta, didampingi Sekretaris DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry. Pendaftaran diterima Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi dan para komisioner lainnya.
Para incumbent yang kembali diajukan Golkar maju tarung ke DPRD Bali dalam Pileg 2019, maasing-masing I Ketut Suwandhi (Dapil Denpasar), Ida Bagus Gede Udiyana (Dapil Denpasar), Nyoman Sugawa Korry (Dapil Buleleng), Ida Gede Komang Kresna Budi (Dapil Buleleng), I Wayan Rawan Atmaja (Dapil Badung), Ida Bagus Pada Kesuma (Dapil Badung), Ni Putu Yuliartini (Dapil Karangasem), I Nyoman Wirya (Dapil Tabanan), I Wayan Gunawan (Dapil Bangli), I Made Suardana (Dapil Jembrana), dan Made Dauh Wijana (Dapil Gianyar).
Sedangkan 44 bakal caleg DPRD Bali lainnya yang diajukan Golkar, merupakan kandidat new comer. Termasuk di antaranya Dewa Made Nhara Pradnyana, 26, politisi muda asal Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng yang diajukan ke DPRD Bali Dapil Buleleng. Dewa Rhana Pradnyana merupakan putra dari Sekda Kabupaten Buleleng, Dewa Ketut Puspaka. “Ya, semua incumbent berjumlah 11 orang milik Golkar kita calonkan kembali ke DPRD Bali dalam Paileg 2019,” ujar Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, di Kantor KPU Bali kemarin sore.
Menurut Sudikerta, para incumbent terbukti memiliki dedikasi tinggi dalam membesarkan Partai Golkar. Dengan diajukannya incumbent, Golkar berharap bisa menambah kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019. Jika sebelumnya hanya mampu merebut 11 dari total 55 kursi DPRD Bali yang diperebutkan dalam Pileg 2014, maka nantinya Golkar targetkan bisa rebut 18 kursi.
“Sekarang kita punya 11 kursi, nanti dari Pileg 2019 kita targetkan bertambah jadi 18 kursi DPRD Bali. Tapi, ini baru target verifikasi per calon. Sebenarnya ini belum final, karena masih verifikasi di KPU Bali. Kalau sudah terverifikasi, barulah nanti bisa dipastikan target,” tandas politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang masih menjabat Wakil Gubernur Bali 2013-2018 ini.
Sementara itu, dalam daftar 45 bakal caleg DPRD Bali yang didaftarkan Golkar ke KPU Bali, Selasa kemarin, tidak termasuk Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, politisi senior asal Puri Agung Ubud. Pasalnya, Cok Ibah yang mengundurkan diri dari keanggotaan Fraksi Golkar DPRD Bali, Januari 2018 lalu, karena maju tarung ke Pilkada Gianyar, ditolak sistem pencalonan (silon).
Sudikerta menyebutkan, sebenarnya Cok Ibah mau diajukan lagi sebagai caleg DPRD Bali Dapil Gianyar, karena ada rekomendasi DPP Golkar untuk kembali usung mantan ketua DPD II Golkar Gianyar tersebut. “Tetapi, nama Cok Ibah harus menunggu rapat Tim 9 Caleg Golkar. Rekomendasi itu baru keluar mendadak tadi siang (kemarin) pukul 14.30 Wita, sementara nama-nama sudah selesai dan disetor,” tandas Sudikerta. "Sistem pencalonan tidak bisa mengakses kalau dibongkar pasang,” imbuhnya.
Kendati demikian, kata Sudikerta, Cok Ibah masih berpeluang maju tarung lagi ke DPRD Bali Dapil Gianyar dalam Pileg 2019. Peluang itu terbuka lebar, jika nanti ada caleg DPRD Bali Dapil Gianyar mengundurkan diri.
Kalau maju tarung, Cok Ibah sebetulnya boleh dibilang ‘incumbent’ dalam Pileg 2019 nanti. Pasalnya, dia baru mundur dari kursi DPRD Bali, Januari 2018 lalu, karena maju tarung sebagai Calon Bupati Gianyar di Pilkada Gianyar 2018. Cok Ibah bertandem dengan Pande Istri Maharani Prima Dewi alias Gek Rani. Sayangnya, Cok Ibah-Gek Rani (yang diusung Golkar-Demokrat-PKPI-NasDem) dipecundangi pasangan Made Agus Mahasaytra-AA Gde Mayun (Cabup-Cawabup Gianyar yang diusung PDIP-Hanura) di Pilkada Gianyar 2018.
Saat Pileg 2014 lalu, Cok Ibah yang kala itu berstatus incumbent berhasil meraih satu-satunya kursi DPRD Bali dari Golkar Dapil Gianyar, dengan raihan 22.246 suara. Sedangkan Made Dauh Wijana, politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang yang kini Ketua DPD II Golkar Gianyar, kala itu hanya menempati peringkat kedua dengan perolehan 6.140 suara. Maka, begitu Cok Ibah mengundurkan diri, Dauh Wijana naik ke DPRD Bali, Januari 2018 lalu, dengan status pengganti antar waktu (PAW). *nat
Komentar