Kadisperindag se Bali Rancang Promosi Bersama
Tidak ingin terkotak-kotak yang bisa mencuatkan ego sektoral, para kepala dinas perindustrian dan perdagangan (disperindag) se Bali, sepakat merancang promosi bersama, untuk meningkatkan dayang saing produk –produk industri dan perdagangan di Bali.
DENPASAR, NusaBali
Salah satunya dalam bentuk menggelar pameran atau expo bersama. Hal itu terungkap dalam rembug, para kadisperindag se Bali di Dinas Perindustrian Perdagangan Bali di Jalan Raya Puputan, Niti Mandala Renon, Denpasar Selasa (17/7). Dengan promosi bersama diharapkan akan lebih efektif dan efesien untuk mempromosikan produk-produk industri dan perdagangan dari kabupaten/kota se Bali.
Hanya saja bagaimana teknis dan dimana tempat yang paling pas dan memamadai, belum jelas. Namun demikian, Lapangan Niti Mandala Renon, salah satu opsi yang mencuat dalam rembug para kadisperindag se Bali.
Terkait hal tersebut, Kadisperindag Bali Putu Astawa, menyatakan masih dalam kajian. Namun pada prinsipnya, Astawa menyatakan bersama-sama dengan kadisperidag se Bali, berencana merancang promosi bersama tersebut. “Atas nama Bali, namun didalammya terdiri dari produk kabupaten/kota,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, promosi produk baik industri dan perdagangan secara langsung, baik lewat pameran dan misi-misi dagang dinilai sangat penting. “Ibarat gadis cantik, kalau tinggal di tempat yang gelap, tentu tidak ada yang akan tahu,” ujar Astawa.
Kata Astawa, jangankan produk-produk yang belum dikenal, produk-produk bermerk yang sudah terkenal, tak pernah mengabaikan promosi. Kalangan kadisperindag se Bali, mengamini pernyataan Astawa tersebut. “Promosi itu bukan kegiatan jalan-jalan, memang untuk melakukan kita harus berjalan,” tambah Kadisperindag Gianyar I Wayan Suamba.
Selain persoalan promosi dan masalah pasar, dalam pertemuan para kadisperindag mencuat berbagai persoalan lainnya terkait perindustrian dan perdagangan. Diantaranya kesulitan benang untuk produk tenun tradisional, kelangkaan ikan sarden untuk produk ikan kaleng di Jembrana,hingga lonjakan daging ayam belakangan ini. Juga kecendrungan persaingan tidak sehat, yang kadang terjadi antara sesama pelaku UMKM/UMK, hingga persoalan packeging produk-produk industri kerajinan Bali, yang perlu mendapat atensi, untuk meningkatkan daya saing produk Bali. *k17
Salah satunya dalam bentuk menggelar pameran atau expo bersama. Hal itu terungkap dalam rembug, para kadisperindag se Bali di Dinas Perindustrian Perdagangan Bali di Jalan Raya Puputan, Niti Mandala Renon, Denpasar Selasa (17/7). Dengan promosi bersama diharapkan akan lebih efektif dan efesien untuk mempromosikan produk-produk industri dan perdagangan dari kabupaten/kota se Bali.
Hanya saja bagaimana teknis dan dimana tempat yang paling pas dan memamadai, belum jelas. Namun demikian, Lapangan Niti Mandala Renon, salah satu opsi yang mencuat dalam rembug para kadisperindag se Bali.
Terkait hal tersebut, Kadisperindag Bali Putu Astawa, menyatakan masih dalam kajian. Namun pada prinsipnya, Astawa menyatakan bersama-sama dengan kadisperidag se Bali, berencana merancang promosi bersama tersebut. “Atas nama Bali, namun didalammya terdiri dari produk kabupaten/kota,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, promosi produk baik industri dan perdagangan secara langsung, baik lewat pameran dan misi-misi dagang dinilai sangat penting. “Ibarat gadis cantik, kalau tinggal di tempat yang gelap, tentu tidak ada yang akan tahu,” ujar Astawa.
Kata Astawa, jangankan produk-produk yang belum dikenal, produk-produk bermerk yang sudah terkenal, tak pernah mengabaikan promosi. Kalangan kadisperindag se Bali, mengamini pernyataan Astawa tersebut. “Promosi itu bukan kegiatan jalan-jalan, memang untuk melakukan kita harus berjalan,” tambah Kadisperindag Gianyar I Wayan Suamba.
Selain persoalan promosi dan masalah pasar, dalam pertemuan para kadisperindag mencuat berbagai persoalan lainnya terkait perindustrian dan perdagangan. Diantaranya kesulitan benang untuk produk tenun tradisional, kelangkaan ikan sarden untuk produk ikan kaleng di Jembrana,hingga lonjakan daging ayam belakangan ini. Juga kecendrungan persaingan tidak sehat, yang kadang terjadi antara sesama pelaku UMKM/UMK, hingga persoalan packeging produk-produk industri kerajinan Bali, yang perlu mendapat atensi, untuk meningkatkan daya saing produk Bali. *k17
Komentar